3. Kemampuan dan peran serta pendidik yang maksimal sangat
dibutuhkan dalam pendidikan akhlak karena pendidik merupakan ujung tombak dalam terselenggaranya pendidikan.
4. Tenaga pendidik yang memiliki peran ganda sebagai alat transfer ilmu
dan sebagai pembentuk akhlak peserta didik.
C. Pembatasan Masalah
Dalam pembahasan ini, peranan yang dimaksud adalah peran keaktifan guru dalam memberikan pembinaan akhlak kepada siswa di sekolah, dan akhlakul
karimah yang dimaksud adalah perilaku-perilaku baik siswa yang ditanamkan sejak dini dari sekolah dapat dibiasakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari selain di sekolah, serta siswa yang dimaksud di sini adalah siswa kelas IX dan IIX di SMA Fatahaillah Jakarta. Dalam hal ini, penulis membatasi penelitian
masalah peranan guru agama Islam dalam membina akhlak siswa di sekolah dan yang terdapat didalamnya.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah akhlakul karimah siswa di SMA Fatahillah Jakarta?
2. Bagaimana peran guru pendidikan agama Islam dalam membina
akhlakuk karimah siswa di SMA Fatahillah Jakarta? 3.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah siswa di SMA Fatahillah Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang akan penulis lakukan adalah: 1.
Untuk menjelaskan akhlakul karimah siswa di SMA Fatahillah. 2.
Untuk menjelaskan peran guru dalam membina akhlakul karimah siswa di SMA Fatahillah.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
akhlak siswa di SMA Fatahillah.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dapat dikembangkan sesuai dengan analisis, adapun manfaat penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
1. Sekolah
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan dalam mengembangkan potensi diri dan siswa. Serta menjadi kontribusi dan pertimbangan
yang efektif dalam penyusunan kurikulum sekolah, untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
2. Guru
Penelitian ini berguna sebagai gambaran nyata tentang perkembangan akhlak serta kepribadian anak didik pada sekolah yang dibina. Dan
juga melalui hasil Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan yang berarti sebagai bahan evaluasi dalam membina akhlakul karimah
siswa di sekolah. 3.
Siswa Sedangkan bagi siswa penelitian ini bisa berguna sebagai tolak ukur
kepribadian atau akhlak yang mereka miliki. Serta sebagai motivasi untuk mengembangkan pengetahuan tentang akhlak dan potensi ke-
Islama-an yang mereka miliki
6
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Guru
Setiap orang dapat menjadi guru, guru bagi keluarganya anak istrinya dan guru bagi orang banyak. Namun tidak semua orang dapat menjadi pendidik
yang melaksanakan pendidikan maupun pengajaran. Pendidik amat penting dalam rangka pembentukan karakter, pembinaan, pengajaran agama dan penanaman
moral untuk itulah menjadi guru tidak semudah apa yang dibayangkan oleh banyak orang.
Yang dimaksud dengan pendidik di sini adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di muka bumi, sebagai
makhluk sosial, dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. Istilah lain yang sering digunakan untuk pendidik, ialah guru, Kedua
istilah tersebut berhampiran artinya, bedanya ialah istilah guru seringkali dipakai di lingkungan formal, informal maupun nonformal.
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
yang terpikul di pundak para orang tua. Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti sekaligus melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan
anaknya kepada guru. Hal itupun menunjukkan bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarangan gurusekolah karena tidak sembarang
orang dapat menjabat sebagai guru. Agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan
guruulama, sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup
1
. Firman Allah SWT :
1
Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, Cet. Ke-6, Hal.40.
....
..... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.... Al- Mujadalah : 11
2
Untuk menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi anak didik ke arah kebahagiaan dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan, artinya ada syarat-
syarat yang harus dipenuhi.
1. Syarat Untuk Menjadi Guru
Dilihat dari ilmu pendidikan Islam, maka secara umum untuk menjadi guru yang baik dan diperkirakan dapat memenuhi tanggung jawab yang
dibebankan kepada guru, hendaknya seorang guru memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Takwa kepada Allah
Guru, sesuai dengan tujuan Ilmu Pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak
bertakwa kepada-Nya. Sebab guru merupakan teladan bagi murid- muridnya, sebagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan bagi
umatnya. b.
Berilmu Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan. Guru pun harus
memiliki ijazah agar diizinkan untuk mengajar. c.
Sehat jasmani Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka
yang melamar untuk menjadi guru. Karena, kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat bekerja. Bisa saja guru yang berpenyakit
tidak akan bergairah mengajar.
2
Departemen Agama RI, Al- ‘Aliyy Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung: Penerbit
Diponegoro, 2000, hal. 434.