Pengertian Emosi dan Macam-macam Emosi

merupakan panutan dalam kehidupan mereka, terlebih di masa awal anak mulai mempelajari lingkunagan sekitarnya.

1. Pengertian Emosi dan Macam-macam Emosi

Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau tidak senang. “Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Warna ini kadang-kadang kuat, kadang lemah, atau samar-samar saja. Dalam hal ini warna efektif yang kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan-perasaan itu disebut emosi” 35 . Benak manusia memiliki tiga fungsi: berpikir, merasa, dan berkehendak, kognisi, emosi dan prilaku. “Setiap aspek berhubungan dengan ke dua aspek yang lain dan tidak terjadi secara berpisah. Jadi, bila perasaan dialami maka pikiran akan menyertainya dan juga prilaku terjadi pada saat yang sama” 36 . Adalah keliru untuk berpendapat bahwa emosi dihasilkan seluruhnya oleh otak. “Saraf di dalam otak meneruskan pesan dari satu serat ke serat yang lain melalui agen pengirim kimia yang terdiri dari beberapa buah. Kadar dari bahan kimia dan keseimbangan diantar bahan-bahan tersebut penting dalam menentukan cara emosi dialami. Bila kadarnya tidak seimbang, suasana hati yang tidak menyenangkan seperti kejengkelan, kecemasan, atau depresi mungkin timbul”. 37 Beberapa macam emosi antara lain; gembira, bahagia, jemu, benci, terkejut, was- was, dan sebagainya. 35 ,Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, h. 54. 36 Jhon Pearce, Bagaimana Mengatasi Perkelahian, Olok-olok dan Gertakan, h. 47. 37 Ibid., h. 48-49. “Emosi-emosionalitas merupakan daya penggerak suatu tingkah laku. Dengan demikian dalam usaha mencari sumber-sumber persoalan dan sebab- sebab daripada tingkah laku anak. Tibalah saatnya untuk melihat emosionalitas anak. Pelampiasan kekecewaan melalui kemarahan sebagai reaksi terhadap frustasi, memperlihatkan adanya emosi yang sedang menggerakkan tingkah laku anak. Emosi-kemarahan, telah menyebabkan anak melakukan macam-macam tingkah laku. Suatu bentuk lain, yang sering kurang dimengerti sebagai suatu sebab situasi yang menimbulkan reaksi tertentu adalah ketakutan”. 38 Menurut Kamus Ilmiah Populer, karangan Drs. M. Ridwan dkk. “Emosi yaitu perasaan, kemampuan jiwa untuk merasakan gejala sesuatu yang disebabkan oleh rangsangan dari luar rasa sedih, susah, marah” 39 . Menurut Kamus Bahasa Indonesia Pendidikan dasar Nugroho Dewanto “emosi yaitu luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu yang singkat” 40 . Menurut kamus lengkap psikologi Jp. Chaplin “emosi yaitu suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dan perubahan perilaku”. 41 Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi. Pendapat yang nativistik mengatakan bahwa “emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak 38 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Cet. Ke-1 Bandung: Pustaka Setia, 1997, h. 68-69. 39 M, Ridwan, dkk., Kamus Ilmiah Populer, h 45. 40 Nugroho Dewanto, Kamus Bahasa Indonesia Pendidikan Dasar Bandung: Yrama Widya, 2004. h. 25. 41 JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono, Cet. Ke- 9 Jakarta: Rajawali Press, 2004. h. 63. lahir. Sedangkan pendapat empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar”. 42 Salah satu penganut paham navistik adalah Rene Descartes. Ia mengatakan bahwa “sejak lahir telah mempunyai enam emosi dasar, yakni: cinta, kegembiraan, keinginan, benci, sedih, dan kagum”. 43 Wilhem Wundt 1832-1920 mengemukakan tiga pasang kutub emosi, yakni: “Lust – Unlust senang – tidak senang, Spannung – Losung tegang – tidak tegang, Erregung – Berubigung semangat – tenang. Jadi, kalau seorang melihat harimau, maka emosinya adalah Unlust, Spannung, dan Erregung; kalau seorang mahasiswa lulus ujian, emosinya adalah Lust, Losung, dan Berubigung dan seterusnya”. 44 a. Perubahan-perubahan pada tubuh saat terjadi emosi “Terutama pada emosi yang kuat, seringkali terjadi juga perubahan- perubahan pada tubuh kita, antara lain”. 45 1 Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona 2 Peredaran darah: bertambah cepat bila marah 3 Denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut 4 Pernafasan: bernafas panjang kalau kecewa 5 Pupil mata: membesar bila sakit atau marah 6 Liur: mongering kalau takut atau tegang 7 Bulu roma: berdiri kalau takut 8 Pencernaan: mules atau mencret-mencret kalau tegang 42 Sarlito. W. Sarwono, Penagntar Umum Psikologi, h. 54. 43 Ibid., h. 54-55. 44 Ibid., h. 55-56. 45 Ibid., 9 Otot: ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar tremor 10 Komposisi darah: komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif. b. Faktor yang mempengaruhi emosi “Emosi pada anak-anak mengalami perbedaan satu anak dengan anak yang lainnya. Perbedaan itu terjadi karena adanya pengaruh yang menyebabkan anak untuk berinteraksi dengan emosi yang sangat kuat dan adanya reaksi anak dengan emosi yang lemah”. 46 Diantara faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut ialah: 1 Kecerdasan: Perkembangan kecerdasan anak sangat mempengaruhi reaksi emosi yang ditimbulkan. Anak mempunyai kecerdasan dan keingintahuannyang baik, ternyata lebih aktif untuk merespon rangsangan untuk membangkitkan emosinya. Dibandingkan anak yang tidak mempunyai rasa keingintahuan dan kurang kecerdasan. 2 Jenis kelamin: karena pengkodisian anak sehingga banyak anak laki-laki yang menggunakan secara aktif emosinya, seperti ledakan emosi marah lebih ditujukan pada anak laki-laki, dibandingkan dengan anak perempuan. Sebaliknya rasa takut, cemburu dan kasih saying merupakan tempat emosi yang sesuai bagi anak perempuan daripada anak laki-laki. 3 Lingkungan keluarga: keluarga yang sedikit anaknya akan sangat kurang persaingannya, dibandingkan dengan keluarga besar yang banyak anak 46 Abu Bakar Baradja, Psikologi Perkembangan Tahapan dan Aspek-aspeknya, Cet. Ke- 1 Jakarta: Studia Press, 2005, h. 217-218. lebih sering menimbulkan persaingan. Yaitu persaingan untuk mendapatkan sesuatu, baik kasih saying maupun berbentuk benda. 4 Lingkungan sosial: lebih banyak anak bersosialisasi dengan teman- temannya lebih mampu untuk mereaksi emosinya dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat kesempatan untuk bersosialisasi. Rasa emosi yang dipengaruhi lingkungan sosial, akan lebih banyak menimbulkan rasa solidaritas yang tinggi, persaudaraan, simpati, kasih sayang, rasa tanggung jawab, rasa tentram, dan optimistis, dan lain sebagainya. c. Karakteristik emosi “Emosi dikatakan sebagai suatu peristiwa psikologis maka sesuai dengan perkembangannya terdapat karakteristik emosi, 47 yakni: 1 Emosinya agak berlangsung lama, dan apabila saat berhenti dengan berangsur-angsur, atau perlahan-lahan kemudian berhenti. Meskipun kebutuhan dan keinginan telah terpenuhi, tetapi emosinya anak masih terlihat. 2 Emosinya ditinjukkan dengan kuatnya, jika tertawa dengan terbahak- bahak atau menangis dengan menjerit dan bersuara keras. Emosi ini memberikan isyarat bahwa ia meminta pertolongan dan bantuan atas kebutuhan dan keinginannya. 3 Terjadinya emosi sewaktu-waktu dan sudah direncanakan, maksudnya bahwa saat ia akan menangis dan tertawa melihat suatu kejadian yang membuat ia takut atau tertawa. 47 Ibid., h. 219. 4 Emosinya lebih bersifat agak subyektif, emosinya hanya ditujukan apa yang terjadi pada dirinya, ia belum memperhatikan bagaimana bila terjadi pada orang lain. d. Macam-macam emosi pada masa anak pra-sekolah “Munculnya berbagai macam reaksi emosi terlihat sejak anak sudah mampu untuk berhubungan dengan lingkungan di luar dirinya, yaitu reaksi terhadap benda maupun orang lain yang ada di sekitarnya.” 48 Reaksi-reaksi yang ditimbulkan anak pada masa ini sebagai berikut: 1 Rasa takut. Dijumpai pada umumnya pada usia-usia tertentu dengan bertambah pengalaman dan pengertian rasa takut akan berubah atau berganti dengan rasa takut yang lebih kuat dan lebih lemah. “Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu” 49 . 2 Rasa marah. Terjadi dan dijumpai pada usia-usia anak yang sudah mengerti adanya orang lain dan benda lain di sekitarnya. “Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mencapai tujuannya” 50 . 3 Rasa cemburu, iri hati. Perasaan ini ditimbulkan adanya persaingan yang muncul diantara anak yang lainnya. Perhatian yang berkurang atau beralih pada yang lain, menginginkan permainan yang dimiliki orang. “Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekuatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan 48 Ibid., h. 222-223. 49 Sarlito, W. Sarwono. Pengantar Umum Psikologi, h. 58. 50 Ibid., h. 59. kehilangan kasih sayang dari seseorang. Seseorang yang cemburu selalu mempunyai sikap benci terhadap saingannya” 51 . 4 Rasa sedih. Rasa sedih yang terjadi pada masa ini sering terjadi karena adanya imitasi, pada awal perkembangan anak belum mengerti dan memahami kejadian yang menyebabkan sedih tersebut. Umumnya rasa sedih timbul karena ada sesuatu yang hilang, baik itu berupa benda maupun perasaannya yang menjadi suatu yang menyenangkan atau penting untukya. 5 Rasa gembira. “Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yakni perasaan terbebas dari ketegangan. Biasanya kegembiraan itu disebabkan oleh hal- hal yang bersifat tiba-tiba surprise dan kegembiraan biasanya bersifat sosial, yaitu melibatkan orang-orang lain di sekitar orang yang sedang gembira tersebut” 52 . Kenyaman dan perhatian yang diterima anak akan direspon dengan rasa kegembiraan.

2. Prinsip Utama Mengelola Emosi Anak