tidak konsekuen, tentunya anak akan mengalami kebingungan. Selain itu, batasan aturan yang dibuat orang tua menjadi kabur atau tidak jelas.
Kita juga perlu menjelaskan tujuan dan alas an kita menerapkan aturan tersebut dengan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu, kita
perlu pula menjelaskan bahwa peraturan itu berbeda-beda untuk orang yang berbeda. Namun, hukuman ini hanya bertujuan untuk mengajarkan
konsekuensi.
3. Sebab Utama dan Tanda Gejolak Emosi Anak
Seperti diketahui beberapa macam emosi antara lain: gembira, bahagia, jemu, benci, was-was, dan sebagainya. “Faktor penyebab utama gejolak
emosional anak, karena perasaan bahwa dirinya tidak mampu, perasaan bahwa dirinya dimusuhi, dan perasaan bahwa dirinya dikucilkan”.
57
Itu semua merupakan akibat kurangnya simpati keluarga pada mereka. Tidak terlimpahnya rasa cinta yang dibutuhkan. Tidak adanya pengawasan orang
tua, serta tidak adanya perhatian pada anak. Barangkali tanda-tanda gejolak emosional anak yang paling dominan
adalah hilangnya rasa tenang, gerakan-gerakan refleks, melamun, temperamental, menangis, mudah emosi dan marah karena faktor sepele, kejang urat saraf sambil
berteriak histeris tapi bukan penyakit ayan, menggigit atau memukul saudaranya atau siapa saja yang berkelahi dengannya.
57
Malak Jurjis, Cara Mengatasi Gejolak Emosi Anak Cet. Ke- 1 Bandung: PT. Mizan Publika, 2004, h. 5.
Perlu digaris bawahi, “terbentuknya karakter seorang anak baik perasaan, gejala-gejala emosional, tingkah laku, maupun kebiasaan, timbul dan berpusat
pada kedua orang tuanya”.
58
Menurut Dr. Seto Mulyadi, sebab utama dan tanda gejolak emosi yang terjadi bila anak sedang marah:
59
a. Janji yang tidak ditepati.
Semua orang tua tentu ingin anaknya bahagia. Salah satu caranya adalah dengan menjanjikan suatu hal kepada anak mereka. Hal penting yang harus
diperhatikan oleh para orang tua dalam berjanji adalah dapatka kita menepati janji?. Salah satu akibat dari janji yang tidak ditepati adalah munculnya
kemarahan pada anak. Kemarahan anak tidak boleh dianggap sebagai perkara yang mudah karena dapat mengakibatkan pengaruh yang buruk pada hubungan
anak dengan orang tua. Akibat janji tidak ditepati: 1
Berkurangnya kepercayaan anak kepada orang tua 2
Berkurangnya wibawa orang tua dihadapan anak 3
Anak bersikap masa bodoh dengan aturan yang telah disepakati b.
Mencari perhatian. Rasa kasih sayang orang tua kepada anak harus ditunjukkan secara nyata
sesuai dengan tahap perkembangannya. Karena kemampuan anak untuk memahami sesuatu berbeda satu sama lain dan tergantung tingkat kedewasaannya,
kita perlu mewujudkan kasih sayang dalam bentuk yang konkret. Permasalahan yang mungkin muncul adalah anak merasa bahwa kasih sayang yang ditunjukkan
oarng tua padanya belumlah cukup. Ia menginginkan agar orang tuanya
58
Ibid., h.7.
59
Seto Mulyadi, Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya Jakarta :Erlangga, 2004, h. 27-25.
mencurahkan seluruh perhatian kepada dirinya. Hal ini mungkin sulit dilakukan karena banyak hal lain yang perlu diperhatikan oleh orang tuanya, misalnya orang
tua juga harus membagi perhatian untuk si adik. Kadang ada anak yang melakukan suatu hal untuk menarik perhatian
orang tuanya. Salah satunya adalah dengan marah. Rasa marah merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan bahwa dirinya membutuhkan perhatian dari
orang tua. Kemarahan dapat digunakan anak untuk mendapatkan perhatian lebih banyak.
Akibat bila anak merasa tidak diperhatikan: 1
Hubungan anak secara emosional dengan orang tua akan semakin jauh, karena anak merasa orang tua tidak memperhatikan dan menyayanginya.
2 Anak yang merasa tidak mendapat perhatian cenderung sukar untuk diatur
dan tidak pedulian, karena ia sendiri merasa tidak dipedulikan. 3
Anak akan bersikap makin agresif, misalnya berkelahi dan memukul saudara atau teman-temannya. Karena dengan semakin menunjukkan
kemarahannya, dia akan berhasil menarik perhatian yang lebih besar dari orang tuanya.
4 Anak akan mengembangkan sikap mental yang cenderung tidak suka
melihat orang lain senang karena ia merasa pahit dengan dirinya sendiri. Dalam sikap lain, anak akan bersikap over acting dihadapan orang lain
dengan tujuan untuk memperoleh perhatian juga. c.
Dipaksa disiplin. Setiap orang tua meyakini bahwa pembentukkan disiplin pada anak
merupakan sebuah proses yang harus mulai ditanamkan sedini mungkin. Orang
tua tentunya berusaha mengajarkan disiplin kepada putra-putrinya dengan cara menanamkan tingkah laku yang dianggap baik dan menghindari tingkah laku yang
buruk. Menurut psikolog pendidikan, Soetarlinah Sukadji, “pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku
dan kebiasaan tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral”.
60
Dengan demikian, pendidikan disiplin dalam keluarga dapat diartikan sebagai bimbingan dari orang tua kepada putra-putrinya untuk menampilkan
tingkah laku dan tindakan yang sesuai dan dapat diterima oleh norma-norma yang berlaku.
Namun, penerapan disiplin tidak selamanya dapat diterima dengan sepenuh hati oleh anak. Anak mungkin tidak menyukai aturan yang diterapkan
oleh orang tuanya. Akibatnya anak merasa terpaksa dalam menjalankan disiplin. Reaksi anak terhadap keterpaksaan ini adalah rasa marah yang dapat ditunjukkan
dengan cara beragam tergantung kepribadian anak. Akibat disiplin yang dispaksa:
1 Disiplin hanya terjadi sesaat saja
2 Anak cenderung lebih mengingat hal-hal negatif dari disiplin daripada hal-
hal positif 3
Tujuan disiplin menjadi kurang efektif d.
Cemburu pada saudara. Rasa cemburu antara adik dan kakak dalam sebuah keluarga merupakan
hal yang wajar. Rasa cemburu tersebut merupakan reaksi normal yang dialami
60
Ibid., h. 36.
manusia karena takut akan kehilangan kasih sayang atau perasaan terancam kehilangan orang yang disayangi. Hal ini wajar dialami seorang anak yang akan
memperoleh adik baru. Bagi kakak, sang adik dapat dianggap sebagai saingan yang akan merebut cinta kasih dan perhatian orang tua yang selama ini ia
dapatkan. “Rasa cemburu pada anak dapat mengakibatkan reaksi marah. Kemarahan
ini timbul karena anak merasa saling bersaing untuk mendapatkan perhatian dari oaring tua”.
61
Akibat kecemburuan antar saudara yang tidak segera diatasi: 1
Konflik dengan saudara 2
Persaingan yang tidak sehat dengan saudara 3
Merasa tidak mendapatkan kasih sayang orang tua 4
Rasa marah terhadap saudara dan orang tua e. Orang yang terlalu mendikte.
Kadang orang tua menganggap bahwa anak belum dapat menentukan keinginannya. Dengan anggapan seperti itu, orang tua cenderung mengatur anak
agar sesuai seperti keinginan orang tua. Hal itu dilakukan terkadang tanpa memikirkan bahwa anak juga mempunyai keinginan dan perasaan yang harus
dipertimbangkan dalam memutuskan suatu hal. Respon anak terhadap orang tua yang telah mengatur segala hal untuk anak dapat bermacam-macam. Ada anak
yang menerima saja dan melakukannya dengan senang hati, tetapi ada juga anak yang tidak menyukainya dan bereaksi marah. Anak merasa marah karena dirinya
61
Ibid., h. 41.
kurang dihargai oleh orang tua. Anak juga mempunyai hak untuk didengar dan untuk menentukan apa yang ia inginkan.
Akibat anak terlalu didikte: 1
Anak menjadi tergantung pada orang tua 2
Anak merasa kurang percaya diri 3
Anak tidak terbiasa menyelesaikan masalah sendiri f. Meniru.
Sikap orang tua berpengaruh pada perilaku anak. Selain itu, pengaruh teman sebaya dan televisi berperan dalam membentuk perilaku marah anak.
Akibat perbuatan meniru yaitu: 1
Sifat marah akan menjadi bagian yang dominan, dalam diri anak, bahkan hingga ia dewasa
2 Jika orang tua tidak pernah memberikan penjelasan, anak tentunya tidak
akan mengetahui mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. g.
Tak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Tidak hanya orang dewasa yang mengalami perubahan, tetapi anak-anak
juga. Orang dewasa mungkin dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, tetapi anak-anak belum tentu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubaha yang terjadi dalam hidupnya. Macam-macam perubahan yang memerlukan adaptasi; “kehilangan figur orang tua, karena orang tuanya bercerai,
pindah rumah, pertama kali masuk sekolah, kehilangan binatang peliharaan, kehilangan teman baru, mendapatkan teman baru”.
62
62
Ibid., h. 54.
Akibat tak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan: 1
Anak akan mengalami kesulitan jika harus menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan baru, bahkan hingga ia dewasa
2 Anak tidak akan diterima oleh lingkungan barunya, misalnya oleh teman-
teman barunya, karena sering menunjukkan perasaan marah. Kemarahan disebabkan oleh perasaan tidak nyaman terhadap lingkungan baru. Selain
itu, mungkin anak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. 3
Anak akan menggunakan ekspresi marah jika ia mengalami perubahan baru dan bila orang tua kurang memberikan dorongan untuk
mengungkapkan perasaan marah anak.
4. Manfaat Pengendalian Emosi untuk Anak