Profil Ary Ginanjar Agustian

2. Profil Nawa Nursari

Nawa Nursari adalah seorang wanita yang sangat aktif dalam mengisi waktu-waktu di kehidupannya. Lahir di Wonogiri, 4 Mei 1976 ini sudah menikah dan memiliki dua anak, anak pertama perempuan bernama Thursina berusia 4 tahun 10 bulan, dan anak keduanya bernama Ibrahim yang berusia 1 tahun 6 bulan. Nawa Nursari pada tahun 2000-2002 pernah mengajar di sebuah sekolah Islam Al-Fikri di daerah Depok, Jawa Barat. Lalu pada tahun 2004 Ia bekerja menjadi wartawan di Nebula yang berlangsung hanya 6 enam bulan. Lulusan Strata 1 satu Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor IPB ini berkarir menjadi Trainer ESQ For Kids pada tahun 2004-2011. Lalu ia melanjutkan karirnya dari tahun 2011-sekarang sukses menjadi wellness coach dalam bisnisnya di herbalife. 3 Dalam mengisi kesibukannya, beliau ini memang senang sekali dengan menulis. Sejak beliau bergabung di ESQ Way 165 menjadi Trainer ESQ For Kids dan Ia juga memahami metode dari ESQ tersebut, mulai tahun 2007 Ary Ginanjar Agustian mengajak beliau untuk membuat sebuah komik yang diperuntukkan untuk anak-anak agar mereka lebih memahami metode ESQ dalam kehidupan sehari-harinya, yang bukan hanya untuk sekedar hiburan tetapi juga untuk pendidikan akhlaknya. Komik pertama yang mereka buat berjudul “Aku Rindu Allah”, dan komik keduanya berjudul ESQ comic 3 Wawancara via WhatsUp dengan Nawa Nursari, Pada hari Rabu, tanggal 5 Maret 2014, Pukul 14.52-10.27 WIB. for kids , serta komik ketiganya yang berjudul “Akulah Sang pemenang”. Komik kedua dan komik ketiga tersebut dibuat pada tahun 2008-2009. Dalam pemuatan Komik ESQ seorang Nawa Nursari dibantu oleh seorang illustrator yang sangat terkenal yaitu Bambang Oeban. Dari komik ESQ yang pertama sampai ketiga ini Bambang Oeban memang menjadi illustrator komik ESQ, dan Nawa Nursari menjadi penulis naskahnya.

3. Sekilas Tentang Bambang Oeban

Nama asli dari Bambang Oeban adalah Bambang Wahyono, lahir di Palembang, 10 Mei 1961. Ibunya bernama Marlyn Salikin Hardjo kelahiran Paramaribo-Suriname, dan bapaknya bernama Sudjono Dirdjo Saputro kelahiran Cirebon-Banten. Sejak kelas III SD Sekolah Dasar Bambang Oeban ini telah belajar tata budaya Jawa, menari, dan melukis pada Basuki Abdullah di Solo 1971. Setelah itu Ia kembali ke Palembang untuk menyelesaikan SMAnya. Tahun 1981 Ia hijrah ke Jakarta untuk mendaftar sebagai AKABRI, tetapi mengundurkan diri sebelum Pantohir. Lantaran dunia kesenian lebih memanggil jiwa seorang Bambang Oeban masuk ke institute kesenian LPKJ yang sekarang lebih dikenal dengan IKJ Institut Kesenian Jakarta. Sebenarnya Bambang Oeban ini memiliki cita-cita untuk kuliah di jurusan Sosial-Politik, itu hanya niat saja. Namun, Ia lebih menyatu jiwa dan raganya dengan ikhlas dalam dunia teater pinggiran. Bergelut dengan alam lingkungan bebas. Saat itu Ia juga merintis sebagai penyiar sejak tahun 1975, lalu Ia juga mulai menulis sajak, tetapi masih kacau. Tetapi, Ia malah terjun kedalam dunia panggung, sinetron, dan film. Beliau banyak bergabung dalam seni teater, diantaranya adalah: 1. Teater HSBP Shubuh Palembang, 1978. 2. Teater Tunggal Jakarta Selatan, 1981. 3. Teater Marah Jakarta Barat, 1982. 4. Teater Jakarta Timur Jakarta Timur, 1983. 5. Teater AdindaTeater Tanah Air Jakarta Pusat, 1984. 6. Teater Empul Jakarta Utara, 1987. 7. Mendirikan Terater Anak Negeri 1988. 8. Bergabung ke Bengkel Teater Rendra 1990. 9. Workshop di Teater Populer-Teguh Karya 1986. 10. Workshop di ITB, Bandung Pertemuan Teater Antar Mahasiswa se-Indonesia, 1987. 11. Workshop Teater Tradisional 2009. Selain senang dalam berteater, Bambang Oeban juga membuat karya sebagai illustrator, penulis skenario, dan buku. Sudah banyak buku yang beredar dipasaran yang ditulis oleh beliau. Dari kalangan usia balita, anak, remaja, dan juga dewasa. Buku yang mendapatkan penghargaan diantaranya: 1. Rubah Kecil, Gaya Favorit Press 1987. 2. Kartini, Exelmedia 2001. 3. Rumah di Menara Kubah Masjid 2003. Selain itu banyak prestasi lainnya yang dimiliki oleh Bambang Oeban, berprestasi sebagai aktor, pelukis. Pada tahun 2006 beliau juga mendapatkan penghargaan Anugerah Kebudayaan dari Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Bpk. Jero Wacik. Tahun 2009, beliau juga menulis buku biografi ulama besar Cirebon yang bernama Kang Ayip berjudul “Lautan Manusia Menhantar Sang Motivator ”. Lalu beliau menekuni „Seni Sastra Pertunjukkan’ sejak tahun 2010, hingga kini, sampai Tuhan menjemput pulang.

D. Penghargaan dan Jabatan Ary Ginanjar Agustian

Dengan adanya konsep tersebut Ary Ginanjar merancang metode training yang menggunakan teknologi tinggi dan multimedia modern, sehingga ia mendirikan lembaga training pembangunan karakter yaitu, ESQ Leadership Center. Keberhasilan yang diraih Ary Ginanjar dalam memberikan motivasi dan semangat perubahan melalui buku serta training tersebut membuat beliau memiliki beberapa penghargaan serta jabatan, antara lain, terpilih sebagai salah satu The Most Powerful People and Ideas in Business 2004 oleh majalah Swasembada. Ditahun berikutnya 2005 beliau juga terpilih menjadi Tokoh Perubahan Agent of Change oleh harian Republika. Pada periode tahun 2005-2010 di daulat menjadi Pengurus Dewan