Profil Tokoh Komik GAMBARAN UMUM KOMIK DAN PENGARANG

ESQI Kakak dari Eqi Gambar 3.2 Sumber: ESQ Komik For Kids Akulah Sang Pemenang 2009 Esqi adalah pemeran penting juga dalam komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang. Esqi menjadi sosok Kakak bukan hanya untuk Eqi saja, tetapi juga untuk teman-teman Eqi yang lainnya. Esqi hadir merepresentasikan kecerdasan spiritualnya yang dalam metode ESQ kecerdasan spiritual adalah kecerdasan tertinggi manusia, sebagai landasan yang sangat diperlukan untuk memfungsikan IQ Intelktual Qoutient dan EQ Emotional Qoutient. Karena SQ Spiritual Qoutient adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ, dan SQ secara komprehensif dan transedental. 1 1 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spritiual Qoutient The ESQ Way 165 Jakarta: PT. Arga Tilanta, 2001, h. 14. Selain itu di dalam lingkungan rumah Esqi juga menjadi sosok Kakak yang patut untuk ditiru, Karena sikapnya yang selalu berbuat baik, dan berpikir positif yang membuat Ia menjadi Seorang Kakak yang berbudi baik dan juga berkualitas. Sama halnya dengan Zero, tokoh yang selalu muncul dalam kondisi yang diharapkan, menjadi pengingat bahwa segala sesuatu itu bisa datang dengan baik yang muncul dari hati nurani yang paling dalam. ZERO Malaikat Nurani Gambar 3.3 Sumber: ESQ Komik For Kids Akulah Sang Pemenang 2009 Zero adalah malaikat nurani dalam komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang ini, karena zero selalu muncul mejadi sosok yang menyadarkan Eqi, Esqi, dan juga teman-temannya ketika mereka sedang mengalami keadaan gundah dari hati yang terbelenggu. Karena itu, dimanapun dan saat ketika dibutuhkan Zero akan selalu datang mengingatkan akan sebuah kebaikan, seperti Eqi saat mau berangkat sekolah dibujuk oleh Erik temannya agar tidak masuk sekolah, saat itulah Zero datang untuk mengingatkan bahwa Allah SWT melihat segala sesuatu yang dilakukan para makhluknya. Karena dalam komik ini Zero mewakili dari proses pembersihan hati dan pikiran dari belenggu. Karena pada prinsipnya manusia bisa mempertahankan keyakinannya, apapun resiko yang akan dihadapi, dan sesungguhnya suara hati murni menjadi pembimbing paling sederhana terhadap apa yang harus ditempuh dan apa yang harus diperbuat. Itulah Zero yang berhati mulia, karena segala yang dilakukan oleh Zero itu muncul dari dalam hati nurani yang paling kecil yang selalu mengajarkan kebaikan agar memiliki akhlak yang mulia dan bijaksana. Sesuai dengan ajaran yang diberikan Allah SWT kepada makluknya yang hidup dimuka bumi ini, seperti juga lawan kata dari baik adalah buruk. Allah SWT juga menciptakan syetan untuk mengganggu manusia dalam memperkuat Iman kepada-Nya, syetan itu ialah belenggu hati dan pikiran manusia, yang timbul dari diri manusianya itu sendiri. Hal tersebut juga diceritakan didalam komik ini, tokoh yang selalu berperan Jahat adalah Blenggo yang berasal dari belenggu hati, hati yang kotor, selalu ingin berbuat jahat: BLENGGO Si Belenggu Hati Gambar 3.4 Sumber: ESQ Komik For Kids Akulah Sang Pemenang 2009 Dengan kekacauan yang selalu dibuat oleh Blenggo, membuat Ia selalu berpikir negatif dalam segala hal. Selain itu, Ia juga selalu menghasut jika ada yang ingin melakukan kebaikan. Seperti menghasut Eqi untuk membatalkan puasanya, dan juga menghasut teman-teman Esqi saat istirahat sekolah untuk membuang sampah sembarangan, dan hal tersebut membuat Esqi menjadi agak kesal dan marah. Hal itulah yang membuat Blenggo senang jika ada yang memiliki sifat madzmumah atau tercela, karena Blenggo sendiri itu berkarakter memiliki akhlak madzmumah. Sifat inilah yang sebenarnya harus dijauhkan oleh anak-anak, agar mereka memiliki pondasi akhlak yang mulia demi masa depannya yang harus ditanamkan oleh para orang tua. Sebenarnya belenggu hati dan pikiran itu akan selalu muncul dalam sepotong kalimat atau suatu kejadian yang mampu membelenggu pikiran seseorang, yang sebenarnya manusia itu sendiri yang juga menjadi penanggung jawab penuh dari reaksi, sikap, dan juga keputusan itu. AYAH Orang Tua Esqi dan Eqi Gambar 3.5 Sumber: ESQ Komik For Kids Akulah Sang Pemenang 2009 Ayah adalah sosok yang disiplin, selalu memberikan pengertian kepada anak-anaknya dengan cara yang sabar, tutur kata yang diucapkannya juga sopan, dan mudah dipahami oleh anak-anaknya. Ayah juga adalah seorang yang penyabar, tidak pernah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk bersikap dan bersifat yang buruk dalam kehidupan sehari-hari. Ayah mengajarkan anak-anaknya untuk selalu bersikap toleransi kepada sesama ummat manusia. Eqi dan juga Esqi selalu bertanya kepada Ayah jika ada suatu hal yang mereka belum mengerti seperti bagaimana ibadah Haji itu? Apakah arti dari Tawah? Sa’i? dan lain-lain. Ayah selalu mengajarkan kebaikan kepada anak-anaknya, agar anak-anaknya itu memiliki bekal akhlak yang baik, mulia, untuk mencapai cita-cita yang mereka inginkan, bahkan menjadi seorang pemimpin yang bijaksana. Dalam mendidik anak-anaknya Ayah juga ditemani dengan Ibu, yang selalu memberikan nasihat-nasihat kepada Eqi dan juga Esqi. Serta mengajarkan akhlak mahmudah yang patut dimiliki oleh anak-anaknya. IBU Orang Tua Eqi dan Esqi Gambar 3.6 Sumber: ESQ Komik For Kids Akulah Sang Pemenang 2009 Ibu merupakan sosok pemeran yang sangat perhatian dan baik hati kepada Esqi, Eqi, dan juga teman-temannya. Ibu selalu memerhatikan Eqi, Esqi, dan teman-temannya saat bermain bersama agar Ibu mengetahui apa saja yang sedang mereka lakukan. Selain itu, Ibu selalu memberikan nasihat kepada anak-anaknya, salah satunya memberikan nasihat kepada Esqi yang sedang merasa kesal kepada orang-orang yang gemar membuang sampah sembarangan. Saat itu Ibu memberikan nasihat untuk Esqi memberikan pengertian kepada orang-orang agar tidak membuang sampah sembarangan. Begitulah karakter Ibu yang selalu bersikap positif, lemah lembut sikapnya, dan tidak pernah marah kepada anak-anaknya. Serta selalu mengingatkan anak-anaknya kepada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. ERIK Teman Eqi dan Esqi Gambar 3.7 Sumber: ESQ Komik For Kids Akulah Sang Pemenang 2009 Tokoh selanjutnya adalah Erik, salah satu teman dari Eqi dan juga Esqi. Erik berkarakter semangat, kritis terhadap suatu hal Ia selalu bertanya jika ada yang Ia tidak pahami. Sama halnya seperti anak-anak SD Sekolah Dasar pada umumnya. Erik juga mudah terhasut oleh hal-hal yang negatif, seperti membolos untuk sekolah demi bermain PS PlayStation, dan membuang sampah sembarangan. Itulah Erik yang selalu ceria, dan setia kepada teman-temannya. Tiga teman-teman Eqi dan Esqi yang selalu bersama yaitu Ipung, Erik, dan juga Zimpi. IPUNG Teman Eqi dan Esqi Gambar 3.8 Sumber: ESQ Komik For Kids Akulah Sang Pemenang 2009 Ipung adalah salah satu tokoh teman dari Eqi dan juga Esqi. Teman bermain dirumah dan juga teman disekolah. Ipung adalah anak kecil yang bersemangat, perhatian, sopan dan santun, suka asal bicara, dan juga kritis terhadap suatu hal. Ipung sebenarnya anak yang baik hati, tetapi disuatu ketika disekolah uang Ipung hilang, sehingga Ia tidak bisa jajan pada jam istirahat. Dihari itu Eqi sedang berpuasa, seperti biasanya Blenggo yang selalu mengganggu dan ingin berbuat jahat kepada setiap orang yang sedang melakukan hal baik. Blenggo ingin membatalkan puasa Eqi dengan meminta bantuan Ipung, disaat itulah Ipung menyetujui ide Blenggo memakai uangnya untuk mentraktir Eqi jajan dikantin sekolah, padahal Ipung tidak tahu niat jahatnya Blenggo untuk membatalkan puasanya Eqi, tetapi untung saja bel sekolah langsung berbunyi saat Ipung membujuk Eqi untuk ditraktirnya jajan dikantin sekolah, gagallah niat jahat Blenggo kepada Eqi melalui perantara Ipung. ZIMPI Teman Eqi dan Esqi Gambar 3.9 Sumber: ESQ Komik For Kids Akulah Sang Pemenang 2009 Zimpi adalah salah satu teman perempuan dari Eqi dan juga Esqi. Zimpi adalah seorang anak perempuan yang memiliki badan yang agak gendut, berkacamata, dan rambutnya selalu dikuncir dua. Zimpi sebenarnya anak yang baik hati, tidak pelit, tetapi agak pemalas yang selalu mengerjakan PR Pekerjaan Rumah disekolah. Selain itu, Zimpi yang sangat suka makan dia lupa akan bekas bungkus makanannya tersebut, sehingga dia selalu membuang sampahnya sembarang. Hal tersebut yang membuat Esqi agak sedikit kesal dengan perbuatan Zimpi. Sikap yang dilakukan Zimpi ini meniru sikap dari orang tuanya, yang suka membuang sampah sembarangan dijalan, seperti cerita didalam komik Esqi saat melihat Zimpi diantar kesekolahnya dengan papanya menggunakan kendaraan mobil, lalu saat mobil papanya meluncur untuk pergi, sambil mengucapkan “Selamat belajar Zimpi” tangan papanya keluar jendela mobil sambil membuang sebungkus bekas makanan ke jalanan. Itu adanya contoh yang tidak baik, dan termasuk ke golongan akhlak madzmumah yang seharusnya tidak dilakukan orang tua untuk dicontoh oleh anak-anaknya. Tetapi dengan begitu, Zimpi, Ipung dan juga Erik adalah teman setia bagi Eqi dan juga Esqi.

C. Profil Pengarang Komik

1. Profil Ary Ginanjar Agustian

Ary Ginanjar Agustian adalah seorang profesional yang telah berkecimpung di dunia bisnis selama lebih dari 20 tahun. Bermulai dari kegalauan dan kegelisahan yang beliau alami saat di sekolah seorang Ary Ginanjar bertanya “untuk apa saya belajar?”, dan ketika mengaji ia juga bertanya “Mengapa ia di suruh membaca Al-Qur’an tetapi tidak mengerti?”. Setelah ia bertanya kepada guru dan teman-temannya tentang banyak hal, namun jawabannya yang diberikan tidak kunjung memuaskan. Sampai akhirnya seorang Ary Ginanjar menjadi “pemberontak” sejati yang ingin merdeka, tetapi dengan melakukan hal tersebut tak kunjung juga ia menemukan jawabannya. Pada suatu ketika saat ia mencoba mencari makna hidup melalui jalur akademis. Beliau menghabiskan pendidikannya di STP Bandung; Universitas Udayana, Bali; dan di Tafe College, Adelaide, Australia. Belajar hingga ke luar negeri kemudian menjadi dosen di universitas negeri, sebagai pengajar tetap di Politeknik Universitas Udayana, Jimbaran, Bali selama lima tahun. Dengan menjalani profesi tersebut tetap tidak menemukan apa yang ia cari untuk hidup didunia ini. selanjutnya ia mengira kalau hidup didunia ini adalah untuk mencari kekayaan, dan saat itulah ia menjadi seorang pengusaha yang sukses. Tetapi sampai saat itu juga ia tetap merasakan kekeringan jiwa yang luar biasa, sehingga menimbulkan penderitaan sebuah kesakitan yang amat sangat yang ia rasakan dalam jiwanya karena tak mampu menemukan jawaban “untuk apa?”. Kemudian dalam diri pemuda yang lahir di Bandung 24 Maret 1965, memiliki dorongan yang kuat untuk menulis, siang malam, berjam-jam duduk di depan meja kerja tanpa istirahat, dan tidak disadari ia menulis sudah sampai lebih dari 1000 halaman. Didalam tulisannya ia mengaitkan intelektualitas, mentalitas, dan nilai spiritualitas. Selain itu ia juga melakukan studi literatur, membaca berbagai buku mulai dari leadership, bisnis, motivasi, juga membaca Al- Qur’an setiap hari. Dalam tulisannya itu Ary Ginanjar menceritakan perjalanan hidupnya. Saat itu ketika ia mengejar kekayaan, sesungguhnya ia sedang menyembah kepada materialisme. Ketika ia berusaha menjadi juara, sesungguhnya ia sedang mengagungkan harga dirinya, sehingga ia tidak menemukan makna hidup dan mengalami kekeringan jiwa. Di lain hal ia juga mendapatkan penyampaian metode agama yang saat itu hanya sekedar untuk ritual saja tanpa adanya makna. Sampai pada akhirnya ia bertemu dengan seorang ulama bijak hafidz Al- Qur’an bernama HS. Habib Adnan, yang membantu, menuntun ilmu Al- Qur’an kepada Ary Ginanjar Agustian. 2 Sampai ketika pada saat itu, akhirnya seorang Ary Ginanjar dapat menemukan jawaban atas pencarian spiritualnya. Tulisan yang ia buat saat itu kemudian menjadi sebuah buku, yang diberi judul ESQ Emotional Spiritual 2 Ibid, h. vii. Qoutient. Buku yang berisi dari energi pikiran, perasaan, dan spiritualitas yang tersalurkan. Dengan proses menulis tersebut, ia menemukan bahwa sebenarnya perjalanan panjang, pengalaman-pengalaman yang ia rasakan, ia alami adalah sebuah perjalanan tentang sebuah pencarian jati diri, dan juga proses pembentukan dan pendidikan seorang manusia untuk mendapatkan arti makna dari kehidupan yang dijalani. Dari buku yang ia tulis tersebut, dan juga telah banyak melalui revisi sehingga buku tersebut menjadi buku yang sangat fenomenal dengan judul baru edisi revisi buku tersebut adalah ESQ: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Spiritual. Dalam buku tersebut Ary Ginanjar menyampaikan gagasan bahwa kecerdasan intelektual IQ saja tidak cukup. Untuk menjadi seorang yang berhasil diperlukan juga kecerdasan emosional EQ yang akan memberikan keterampilan dalam bersosialisasi dan berhubungan dengan orang lain, serta kecerdasan spiritual SQ, yang akan memberikan jawaban atas eksistensi diri. Selain itu juga menyampaikan sebuah konsep pembangunan karakter yang ia sebut The ESQ Way 165 yaitu sebuah konsep pembangunan karakter yang komprehensif dan integratif berdasarkan 1 nilai universal, 6 prinsip pembanguan mental, dan 5 langkah aksi yang berdasarkan Rukun Iman, Rukun Islam, dan Ihsan.

2. Profil Nawa Nursari

Nawa Nursari adalah seorang wanita yang sangat aktif dalam mengisi waktu-waktu di kehidupannya. Lahir di Wonogiri, 4 Mei 1976 ini sudah menikah dan memiliki dua anak, anak pertama perempuan bernama Thursina berusia 4 tahun 10 bulan, dan anak keduanya bernama Ibrahim yang berusia 1 tahun 6 bulan. Nawa Nursari pada tahun 2000-2002 pernah mengajar di sebuah sekolah Islam Al-Fikri di daerah Depok, Jawa Barat. Lalu pada tahun 2004 Ia bekerja menjadi wartawan di Nebula yang berlangsung hanya 6 enam bulan. Lulusan Strata 1 satu Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor IPB ini berkarir menjadi Trainer ESQ For Kids pada tahun 2004-2011. Lalu ia melanjutkan karirnya dari tahun 2011-sekarang sukses menjadi wellness coach dalam bisnisnya di herbalife. 3 Dalam mengisi kesibukannya, beliau ini memang senang sekali dengan menulis. Sejak beliau bergabung di ESQ Way 165 menjadi Trainer ESQ For Kids dan Ia juga memahami metode dari ESQ tersebut, mulai tahun 2007 Ary Ginanjar Agustian mengajak beliau untuk membuat sebuah komik yang diperuntukkan untuk anak-anak agar mereka lebih memahami metode ESQ dalam kehidupan sehari-harinya, yang bukan hanya untuk sekedar hiburan tetapi juga untuk pendidikan akhlaknya. Komik pertama yang mereka buat berjudul “Aku Rindu Allah”, dan komik keduanya berjudul ESQ comic 3 Wawancara via WhatsUp dengan Nawa Nursari, Pada hari Rabu, tanggal 5 Maret 2014, Pukul 14.52-10.27 WIB.