tanda-tanda karena, jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas.
4
Jadi, sesungguhnya kedua istilah dari semiotika atau semiologi ini mengandung pengertian yang persis sama, membahas cara atau metode
menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang, tanda gambar yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks, dengan kata
lain mengkaji relasi tanda yang satu dengan tanda-tanda yang lain, dengan objek- objeknya, dan dengan para penggunanya Interpreter.
2. Semiotika Charles Sanders Pierce
Charles Sanders Peirce, adalah salah seorang fisuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensional. Beliau terkenal karena teori tandanya,
sebagaimana dipaparkan Lechte 2001:227, seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Berdasarkan
objeknya, Peirce membagi tanda atas icon ikon, index indeks, dan symbol simbol.
5
Pembagian atas tiga tanda tersebut masuk kedalam repsesentamen dimana sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa
hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan sebagai interpretant dari tanda yang pertama pada gilirannya mengacu kepada object. Jelaslah bahwa,
4
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 12-13.
5
Ibid., h. 39.
sebuah tanda atau representamen memiliki relasi triadik langsung dengan interpretant dan objeknya.
6
Interpretant
Representamen Object Gambar 2.1 Semiotika Peircean
Sumber: Marcel Danesi 2010
Skema di atas ini menghasilkan rangkaian hubungan yang tak- berkesudahan,
maka gilirannya
sebuah interpretan
akan menjadi
representamen, menjadi interpretan kembali, menjadi representamen kembali dan seterusnya. Gerakan yang tak berujung-pangkal ini sebagai proses
semiosis tanpa batas. Dalam teorinya, Peirce lazimnya menggunakan tanda- tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam
semiotika, di antaranya: Ikon, Indeks, dan Simbol.
6
Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep, Isu dan Problem Ikonisitas Yogyakarta: Jalasutra, 2011, h. 17.