Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Penelitian Terdahulu

Wawan Kurniawan 2008, Program Sarjana Ekstensi manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang berjudul Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di Perusahaan Kecap Segitiga, Majalengka. Sistem pengadaan dan pengendalian bahan baku di Perusahaan kecap segitiga belum optimal dari segi biaya persediaan bahan baku. Hal ini ditunjukkan biaya persediaan yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan sistem pengendalian menggunakan metode MRP teknik EOQ dan POQ. Sedangkan menggunakan teknik LFL biaya persediaan yang akan ditanggung perusahaan mengalami peningkatan sebagai akibat dari tingginya frekuensi pemesanan. Biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan kecap segitiga untuk persediaan bahan baku sebesar Rp 14.106.009,43 dengan biaya pembelian sebesar Rp 1.340.240.482,00 sedangkan dengan teknik LFL biaya persediaan sebesar Rp 27.659.748,70, teknik EOQ biaya persediaan sebesar Rp 9.365.809,48, dan teknik POQ biaya persediaan sebesar Rp 8.278.409,65. Tiga metode yang digunakan dalam menganalisis pengendalian persediaan bahan baku, didapat hasil bahwa penghematan terbesar diperoleh dari teknik POQ dengan tingkat penghematan sebesar Rp 5.827.599,78 41,3 dari biaya aktual yang dikeluarkan oleh Perusahaan kecap segitiga. Metode MRP teknik POQ menghasilkan penghematan terbesar dibandingkan dengan kondisi aktual perusahaan saat ini dari penghematan biaya persediaan maupun biaya pembelian bahan baku. Mariyam, Murda 2008, Jurusan Sosial Ekonomi PertanianAgribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah, Jakarta yang berjudul Analisis Pengendalian Bahan Baku Kedelai pada Koperasi Produksi Tahu di Kampung Iwul Parung Bogor Studi Kasus Koperasi Ikhtiar Swadaya MasyarakatISM Mitra Bersama. Pengendalian persediaan bahan baku pada Koperasi ISM Mitra Bersama dilakukan dengan menyesuaikan antara kebutuhan anggota, mitra koperasi dan pembelian dengan kondisi keuangan koperasi. Sistem pengadaan bahan baku dilakukan apabila ketersediaan kedelai di gudang koperasi telah terjual 80-90 persenatau apabila tersesa hanya 10-20 persen. Metode yang digunakan untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku adalah MRP dengan teknik LFL,EOQ, POQ dan PPB. Hasil rata-rata dari persediaan perusahaan selama periode pengamatan Januari 2009-Desember 2009 adalah sebesar 66.470 kg dengan frekuensi pemesanan sebanyak 48 kali. Hasil perbandingan biaya adalah biaya pemesanan tertinggi terdapat pada teknik LFL sebesar Rp 1.820.000 dan terendah terdapat pada teknik POQ sebesar Rp 315.000. Hal ini disebabkan oleh biaya penyimpanan pada metode LFL lebih rendah sehingga berbanding terbalik dengan biaya pemesanan. Biaya persediaan tertinggi pada metode perusahaan sebesar Rp 400.101.500 sedangkan yang terendah pada metode LFL sebesar Rp 294.860.000 sehingga hasil analisis menggunakan metode MRP teknik LFL direkomendasikan sebagai sistem pengendalian persediaan bahan baku.

2.6 Alur Kerangka Pemikiran Operasional