f. Terganggunya operasi;
g. Tambahan pengeluaran kegiatan menajerial dan sebagainya.
2.3 Pengendalian Persediaan
Menurut Assauri 2004:176 mengemukakan bahwa perusahaan haruslah dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimum yang dapat
menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang tepat serta dengan biaya yang serendah-rendahnya. Berdasarkan pernyataan
tersebut Baroto 2004:54 menegaskan yang dimaksud kriteria optimum adalah meminimalisasi biaya total yang terkait dengan persediaan, yaitu biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan. Tingkat persediaan yang optimum yang dapat
diatur dengan memenuhi kebutuhan bahan-bahan dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang tepat serta jumlah biaya yang rendah.
2.3.1
Pengertian Pengendalian Persediaan
Menurut Indriyati 2007:19 mendefinisikan bahwa pengendalian adalah proses manajemen yang memastikan dirinya sendiri sejauh hal itu memungkinkan,
bahwa kegiatan yang dijalankan oleh anggota dari suatu organisasi sesuai dengan rencana dan kebijaksanaannya. Menurut Sutono 2009:5, pengendalian adalah
pengaturan aktivitas-aktivitas organisasi agar elemen-elemen kinerja yang menjadi target tetap berada pada batas-batas yang dapat diterima. Menurut
Assauri 2004:176 pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi
produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biaya.
Menurut Herjanto
2008:238, pengendalian
persediaan adalah
serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan
barapa besar pesanan harus diadakan, jumlah atau tingkat persediaan yang dibutuhkan berbeda-beda untuk setiap perusahaan pabrik, tergantung dari volume
produksinya, jenis perusahaan dan prosesnya. Hal ini sesuai dengan Robert J. Mockler dalam Mariyam 2008:15 yang menyatakan bahwa pengendalian adalah
suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran- sasaran perencanaan, merancang sistem umpan balik informasi, membandingkan
prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih dahulu ditetapkan, menentukan
apakah ada
penyimpangan yang
mengukur identifikasi
penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan yang digunakan
sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya sasaran perusahaan.
2.3.2
Fungsi dan Tujuan Pengendalian Persediaan
Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Menurut Gumbira 2004:41,
fungsi pengendalian merupakan suatu upaya manajerial untuk mengembalikan semua kegiatan pada rel yang telah ditentukan. Berdasarkan pernyataan terebut,
pengendalian persediaan dijalankan untuk memelihara keseimbangan antara
kerugian-kerugian serta penghematan dengan adanya suatu tingkat persediaaan tertentu dan besarnya biaya juga modal yang dibutuhkan untuk mengadakan
persediaan tersebut. Menurut Baroto 2002:54 menyebutkan fungsi pengendalian persediaan bertujuan untuk menetapkan dan menjamin tersedianya produk jadi,
barang dalam proses, komponen dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal.
Menurut Assauri 2004:177, tujuan pengendalian persediaan secara terperinci dapatlah dinyatakan sebagai usaha untuk:
1. Menjaga agar perusahaan tidak kehabisan persediaan sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. 2.
Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu
besar. 3.
Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat pemesanan menjadi besar.
2.3.3
Kebijakan dalam Pengendalian Persediaan
Menurut Assauri 2004:176 kegiatan pengendalian persediaan tidak terbatas pada penentuan atas perencanaan tingkat dan komposisi persediaan, tetapi
juga pada pengaturan pelaksanaan pengadaan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan serta biaya yang serendah-rendahnya.
Menurut Sutono 2005:150 menjelaskan bahwa kebijakan pengendalian persediaan bahan baku dimaksudkan untuk meminimumkan jumlah biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Berdasarkan pernyataan tersebut, jika
kebutuhan bahan baku untuk produksi berubah-ubah maka kebijakan persediaan stabil akan berakibat pada kuantitas pembelian sama dengan kuantitas kebutuhan.
Menurut Herjanto 2008:238 mengartikan sistem kebijakan pengendalian persediaan dapat didefinisikan sabagai serangkaian kebijakan pengendalian
persediaan untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan
harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat. Menurut Baroto 2002:54,
sistem kebijakan pengendalian persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan
menjadi output dan diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar tertentu.
Menurut Sutono 2005:150 dalam menentukan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Waktu dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi
2. Tersedianya bahan baku
3. Waktu tunggu lead time antara waktu pemesanan dengan pengiriman
4. Daya tahan bahn baku
5. Fasilitas penyimpanan yang diperlukan
6. Kebutuhan modal untuk membelanjai persediaan
7. Biaya penyimpanan
8. Perubahan-perubahan harga bahan baku
9. Proteksi kekuranga bahan baku
10. Risiko persediaan
11. Opportunity cost
2.4 Metode Perhitungan Pengendalian Persediaan