Metode Persediaan Single Period

menyebabkan berbedanya tingkat persediaan nyata, sehingga bila tidak ada persediaan maka perusahaan akan mengalami kekurangan bahan. Menurut Noerbiant 2009:2 suatu hal yang perlu diperhatikan dalam metede persediaan probabilistik adalah adanya kemungkinan stock out yang timbul karena pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau karena penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan. Lebih lanjut menurut Noerbiant 2009:2, kondisi ini lead time dan demand bersifat probabilistik, maka ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi: a. Tingkat demand konstan, namun lead time berubah. b. Tingkat lead time tetap sementara demand berubah. c. Demand dan lead time berubah.

2.4.2.1 Metode Persediaan Single Period

Menurut Rangkuti 2007:104, metode single period digunakan untuk menangani pemesanan dari barang-barang yang mudah rusak atau perishable goods seperti buah-buahan, sayuran, ikan laut, bunga potong atau jenis produk lainnya yang memiliki masa pakai relatif lebih pendek seperti koran dan majalah. Apabila jenis produk seperti yang telah disebutkan diatas tidak laku terjual atau tidak terpakai, jenis barang tersebut kadang-kadang dijual dengan harga miring. Menurut Anita 2009:1 menjelaskan single period merupakan tentang bagaimana menentukan ukuran pemesanan produk yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan pada demand yang bersifat probabilistik. Menurut Rangkuti 2007:104, bahwa analisis single period umumnya difokuskan pada dua biaya, yaitu kehilangan pelanggan dan ekses. Kehilangan pelanggan termasuk biaya akibat kehilangan pembeli atau opportunities cost akibat kehilangan penjualan. Kehilangan laba penjualan adalah laba yang tidak realistis per unitnya, yaitu: C shortage = Cs = pendapatan per unit – cost per unit Sedangkan biaya ekses adalah biaya yang ditimbulkan akibat masih adanya barang yang tersisa dalam stok pada suatu periode. Akibatnya biaya ekses ini sangat berbeda antara biaya pemeblian dan nilai salvage sehingga biaya ekses dapat dihitung dengan cara: C ekses = Ce = biaya asli per unit – nilai salvage per unit Menurut Rangkuti 2007:105, tujuan dari metode single period adalah untuk mengidentifikasi order kuantitas atau tingkat persediaan yang dapat meminimalkan ekses jangka panjang dan biaya kehilangan penjualan. Menurut Jane 2009:30, pengadaan persediaan dilakukan hanya sekali pengurangan persediaan terjadi hanya sekali, dan ketika tingkat persediaan mencapai reorder level, maka dilakukan pemesanan sebesar Q. Kebijakan ini, variabel Q dan r yang harus ditentukan untuk mencapai total biaya persediaan minimal.

2.4.2.2 Metode Persediaan Periodic Review System