44
dikuasai atau dipahami anak adalah materi tentang gaya. Langkah yang pernah ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memperbanyak
latihan soal terutama dibuatkan PR. Selain metode ceramah, guru juga pernah menerapkan metode tanya jawab namun tidak begitu memberi pengaruh
karena kebanyakan siswa selalu merasa malu dan takut salah dalam menjawab pertanyaan.
B. Hasil Intervensi Tindakan 1. Tindakan Siklus I
Pada siklus I kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah :
a Perencanaan Planning
Berdasarkan data yang diperoleh pada kegiatan pendahuluan hal- hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :
1 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Lembar
Kerja Siswa LKS sebagai pendukung. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat dengan jelas pada lampiran 14. Lembar Kerja Siswa LKS yang digunakan dalam penelitian juga dapat dilihat pada lampiran
16. 2
Menyusun instrumen penelitian yaitu instrumen tes dan observasi. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
dengan jelas pada lampiran 9. Instrumen panduan observasi yang digunakan juga dapat dilihat pada lampiran 22.
3 Menguji instrumen tes kepada siswa diluar sampel penelitian yaitu
siswa SMP kelas IX. Hasil uji instrumen tes yang dilakukan pada penelitian ini
adalah : a.
Hasil Uji Validitas Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut.
45
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Keterangan Nomor soal
Jumlah soal
Valid 2, 3, 6, 7, 10, 15, 17, 18, 20, 21, 22,
24, 26, 29, 30, 31, dan 34 17
Tidak Valid 1, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 19,
23, 25, 27, 28, 32, 33, dan 35 18
35
Hasil perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6. b.
Hasil Uji Reliabilitas Dari 17 butir soal yang valid kemudian diuji tingkat
reliabilitasnya. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes menunjukkan angkat 0,83. Angka ini termasuk ke dalam
kategori tingkat reliabilitas yang tinggi. Itu berarti 17 soal yang dibuat yang valid layak untuk dipergunakan. Hasil perhitungan
uji reliabilitas dapat dilihat dengan lebih jelas pada lampiran 6. c.
Hasil Uji Taraf Kesukaran Rekapitulasi hasil perhitungan uji taraf kesukaran dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran
Keterangan Nomor soal
Jumlah soal
Sulit 17, 20, 24, 29, 34
5 Sedang
3, 6, 7, 10, 15, 18, 21, 26, 31 9
Mudah 2, 22, 30
3 17
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6
46
d. Hasil Uji Daya Pembeda
Rekapitulasi hasil perhitungan uji daya pembeda dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda
Keterangan Nomor soal
Jumlah soal
Baik 3, 6, 7, 10, 17, 18, 21, 26
5 Cukup
2, 20, 29, 30, 31, 34 9
Rendah 15, 22, 24,
3 17
Hasil perhitungan uji daya pembeda yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6.
Berdasarkan hasil uji-uji instrumen tersebut maka dari 35 butir soal yang dibuat ditetapkan 15 butir soal yang digunakan
dalam penelitian. Nomor butir soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2, 3, 6, 7, 10, 15, 17, 18, 20, 21, 24, 26, 29, 30, dan 31.
4 Menyiapkan peralatan pembelajaran. Peralatan pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lembar Kerja Siswa LKS yang dilampirkan pada lampiran 16
b Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap realisasi perencanaan. Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus pertama ini adalah sebanyak empat kali
pertemuan. Adapun aktivitas yang dilakukan pada setiap pertemuannya adalah sebagai berikut :
1 Aktivitas pertemuan pertama
Pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 25 bulan Maret tahun 2009. Setiap pertemuan terdiri dari tiga
kegiatan pokok yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan diisi dengan kegiatan salam, doa, pemberian
47
soal pretest, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, serta pembagian kelompok belajar.
Pada saat pretest siswa terlihat tidak siap dan tidak percaya diri. Beberapa siswa sering terlihat melihat-lihat pekerjaan
temannya. Hasil pretest yang diperoleh siswa pada siklus satu ini adalah tertinggi 33 dan terendah 7 dengan nilai rata-rata 15. Daftar
nilai pretest yang diperoleh siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1. Dari hasil pretest ini menggambarkan bahwa
kemampuan dasar yang dimiliki siswa untuk materi yang akan dipelajari masih sangat rendah.
Ketika kegiatan penyampaian materi pembelajaran siswa masih terlihat berbisik-bisik dengan teman disebelahnya. Pembagian
kelompok belajar dilakukan dengan cara setiap siswa menyebutkan urutan angka dari 1 sampai 8 kemudian kembali lagi 1. Anggota-
anggota kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan yaitu misalkan anggota kelompok satu adalah siswa-siswa yang
menyebutkan angka satu. Setelah kelompok terbentuk guru mengajak siswa menuju
lapangan sekolah. Pada saat itu terdapat beberapa siswa yang tidak mau diajak menuju lapangan sekolah. Para siswa masih terlihat
belum memahami kegiatan sistem pembelajaran sambil bermain in. hal ini dikarenakan siswa tidak terbiasa dibawa belajar keluar
ruangan. Pada saat guru mencontohkan cara bermain ketapel beberapa siswa tidak begitu memperhatikan. Pada saat
mempraktekkan permainan ketapel siswa masih terlihat tidak peduli. Pada saat guru mengadakan perlombaan ketapel siswa mulai sedikit
mengikuti. Setiap kelompok mengutus satu anggota kelompok yang menjadi andalan sebagai perwakilan. Pada saat menentukan
perwakilan kelompok semua kelompok terlihat kebingungan. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang tidak percaya diri untuk mewakili
kelompoknya. Siswa yang kalah masih terlihat penasaran dan ingin
48
terus mencoba sampai berhasil namun karena waktunya terbatas maka siswapun harus merasa sedikit kecewa.
Pada saat pengisian dan pembahasan LKS yang diberikan oleh guru, siswa masih belum dapat bekerja sama. Dalam setiap
kelompok hanya satu atau dua orang siswa saja yang menjawab pertanyaan dalam LKS. Ketika pembahasan siswa yang aktif hanya
sekitar 3 orang saja. Kelompok yang menjawab pertanyaan LKS dengan baik adalah kelompok 1 dan 3. Ketika guru menjelaskan
hubungan permainan dengan materi pembelajaran banyak siswa yang tidak begitu memperhatikan. Ketika guru mengadakan Tanya
jawab, siswa yang menjawab selalu siswa yang sama. Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menarik
kesimpulan yang dilakukan oleh siswa dengan dibimbing oleh guru. Setelah itu guru menugaskan kepada setiap kelompok untuk
membawa peralatan permainan tarik tambang yang akan digunakan pada pertemuan selanjutnya yaitu sebuah tambang.
Hasil belajar yang diperoleh siswa yang berhubungan dengan pertemuan pertama setelah diadakan posttest pada
pertemuan keempat menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan yang diperoleh untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan
pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR
BUTIR SOAL
JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB BENAR
PRETEST POSTTEST SELISIH 1 28
40 12
2 9 40
31 3 24
35 11
4 0 11
11
49
Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal dengan
benar mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada butir soal nomor 2. Hal ini berarti penggunaan permainan pada
pertemuan pertama dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
2 Aktivitas pertemuan kedua
Pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 1 bulan April tahun 2009. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan
kedua ini diisi dengan salam, doa, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, mengecek peralatan pembelajaran, serta apersepsi
yaitu guru mengadakan Tanya jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.
Guru mengajak siswa menuju lapangan sekolah untuk bermain tarik tambang. Siswa mulai terlihat bersemangat. Ketika
guru meminta dua orang siswa mendemonstrasikan permainan tarik tambang, siswa terlihat malu-malu dan takut. Ketika guru
mengadakan perlombaan siswa bersemangat dan setiap kelompok mulai terlihat berdiskusi. Ketika waktu bermain telah habis siswa
kembali menuju ruang kelas. Siswa terlihat kelelahan. Hal ini dikarenakan permainan tarik tambang membutuhkan energi yang
cukup besar. Ketika pengisian LKS meskipun keadaan masih sama seperti
pertemuan pertama akan tetapi jumlah siswa yang menjawab LKS bertambah sedikit. Kelompok yang menjawab pertanyaan dengan
baik yaitu kelompok 1 dan 2. Ketika guru mengadakan tanya jawab keadaan masih sama seperti pertemuan pertama. Siswa masih
terlihat malu-malu dan takut untuk menjawab. Setelah guru mengatakan akan memberikan tambahan nilai bagi siswa yang
menjawab barulah siswa mulai sedikit menunjukan keberaniannya. Terdapat sekitar 4 orang siswa yang berani memberikan jawaban
ketika ada pertanyaan.
50
Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menarik kesimpulan yang dilakukan oleh siswa dengan dibantu oleh guru.
Kemudian guru menugaskan kepada siswa untuk membawa peralatan permainan kelereng yaitu masing-masing kelompok
membawa dua butir kelereng. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah diadakan posttest
pada pertemuan keempat menunjukan adanya peningkatan jumlah siswa yang menjawab benar untuk pertanyaan yang berhubungan
dengan pertemuan kedua ini. Peningkatan yang diperoleh untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan kedua dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR
BUTIR SOAL
JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB BENAR
PRETEST POSTTEST SELISIH 5 0
35 35
6 0 20
20
Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal dengan
benar mengalami peningkatan ini. Peningkatan terbesar terjadi pada butir soal nomor 5. Hal ini berarti penggunaan permainan pada
pertemuan kedua dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
3 Aktivitas pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 2 bulan April tahun 2009. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ketiga ini diisi
dengan salam, doa, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, mengecek peralatan pembelajaran, serta apersepsi yaitu guru
mengadakan Tanya jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.
51
Guru mengajak siswa menuju lapangan sekolah untuk bermain kelereng. Hampir semua siswa terlihat bersemangat. Ketika
guru mencontohkan cara bermain kelereng siswa terlihat tidak sabar untuk segera bermain. Permaian kelereng ini dilakukan ditiga tempat
yaitu di atas lantai keramik, di atas tanah, dan di atas rumput. Setiap kelompok mengirim perwakilannya untuk berlomba bermain
kelereng. Pada saat bermain di atas rumput siswa terlihat kebingungan memikirkan cara menggerakan sekumpulan kelereng
agar keluar dari lingkaran. Siswa terlihat kecewa dan penasaran karena permainan terpaksa dihentikan karena waktu bermain sudah
habis. Pada saat pengisian dan pembahasan LKS keadaan masih
sama seperti pertemuan pertama dan kedua yaitu siswa masih belum dapat bekerja sama dan dalam setiap kelompok hanya sekitar tiga
atau empat orang siswa saja yang menjawab pertanyaan dalam LKS. Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan LKS dengan baik
yaitu kelompok 2, 3, dan 6. Ketika guru mengadakan Tanya jawab siswa masih mulai memberanikan diri menjawab pertanyaan. Ketika
siswa salah menjawab siswa lain sering kali bersorak. Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menarik
kesimpulan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan dibantu guru. Kemudian guru menugaskan kepada siswa untuk membawa
peralatan permainan pasar tradisional yaitu timbangan pasar dan buah-buahan.
Hasil belajar yang diperoleh siswa yang berhubungan pada pertemuan ketiga ini setelah diadakan posttest menunjukan adanya
peningkatan pada setiap butir soal pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan ketiga ini. Peningkatan yang diperoleh untuk
setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
52
Tabel 4.6 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR
BUTIR SOAL
JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB BENAR
PRETEST POSTTEST SELISIH
12 10 38 28
13 2 40
38 14 0
34 34
15 0 35
35
Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal dengan
benar mengalami peningkatan. peningkatan terbesar terjadi pada butir soal nomor 13. Hal ini berarti penggunaan permainan pada
pertemuan ketiga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
4 Aktivitas pertemuan keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 8 bulan April tahun 2009. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan keempat
ini sama dengan pertemuan kedua dan ketiga yaitu diisi dengan salam, doa, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, mengecek
peralatan pembelajaran, serta apersepsi yaitu guru mengadakan Tanya jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya dan materi
yang akan dipelajari. Pada pertemuan ini guru mengadakan kegiatan permainan
pasar tradisional diruang kelas. Sebelum dimulai guru mencontohkan cara menggunakan timbangan pasar dan setiap
kelompok memperagakannya. Dalam permainan ini tidak ada yang kalah ataupun menang. Pada pertemuan ini siswa mulai bekerja
sama dalam pengisian LKS. Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan LKS dengan baik adalah kelompok 1. Ketika guru
mengadakan Tanya jawab beberapa siswa mulai berani untuk menjawabnya.
53
Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menarik kesimpulan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan dibantu
oleh guru. Setelah itu guru memberikan soal posttest pada siswa. Nilai posttest yang diperoleh siswa adalah tertinggi 87 dan terendah
47 dengan rerata 74. Setelah dilakukan uji N-Gain terlihat adanya peningkatan penguasaan konsep fisika siswa yang beragam. Daftar
jumlah siswa yang mengalami peningkatan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut .
Tabel 4.7 Jumlah siswa yang mengalami peningkatan
KATEGORI PENINGKATAN
JUMLAH SISWA Tinggi 24
Sedang 16 Rendah 0
Jumlah siswa 40
Pada siklus I ini rerata peningkatan yang dialami siswa adalah termasuk kategori tinggi dengan skor 0,70. Daftar
peningkatan yang dialami setiap siswa ini dapat dilihat dengan lebih jelas pada lampiran 1.
Hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap butir soal yang berhubungan dengan pertemuan keempat ini juga menunjukan
adanya peningkatan. Peningkatan yang diperoleh untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan pertama dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut.
54
Tabel 4.8 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR
BUTIR SOAL JUMLAH SISWA
YANG MENJAWAB BENAR PRETEST POSTTEST SELISIH
7 4 9
5 8 11
28 17
9 0 40
40 10 0
11 11
11 0 27
27
Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal dengan
benar mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada butir soal nomor 9. Hal ini berarti penggunaan permainan pada
pertemuan keempat dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
c Observasi
Hasil observasi menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran setiap pertemuan. Pada siklus I aktivitas siswa
dalam pembelajaran yang terdiri dari empat pertemuan terus mengalami peningkatan yaitu dari kategori aktivitas rendah sampai kategori
aktivitas tinggi. Pembelajaran pada pertemuan pertama hasil observasi
menunjukan kategori aktivitas yang rendah yaitu sebesar
28
. Pada pertemuan ini terdapat anggota kelompok yang tidak membawa
peralatan permainan. Siswa masih kurang dalam mengikuti aturan permainan. Hanya beberapa siswa saja yang mengikuti perintah guru
untuk memperagakan permainan ketapel. Aktivitas siswa bertanya kepada teman ataupun guru sangat kurang. Ketika diadakan tanya
jawab, aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan kurang. Ketika permainan berlangsung kerjasama kelompok sangat kurang. Banyak
55
anggota kelompok yang berdiam diri saja. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru kurang. Aktivitas interaksi antar kelompok kurang.
Pembelajaran pada pertemuan kedua terjadi peningkatan yaitu sebesar
29
. Akan tetapi aktivitas siswa ini masih termasuk ke dalam kategori rendah. Poin yang meningkat itu adalah pada aktivitas
kerjasama kelompok dari sangat kurang menjadi kurang. Pembelajaran pada pertemuan ketiga aktivitas siswa dalam
pembelajaran mengalami peningkatan dari kategori rendah menjadi sedang yaitu sebesar
50
. Pada pertemuan ini setiap aktivitas mengalami peningkatan.
Pembelajaran pada pertemuan keempat juga kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar
71
menjadi kategori aktivitas tinggi. Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada pertemuan ini adalah
aktivitas membawa peralatan permainan, aktivitas mengikuti aturan permainan, aktivitas bertanya kepada teman atau guru, aktivitas
kerjasama kelompok, aktivitas memperhatikan penjelasan guru, dan aktivitas interaksi antar kelompok.
d Refleksi
Tahap ini merupakan tahap pengolahan data-data yang didapat serta pengambilan keputusan apakah penelitian telah mencapai target
atau dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan data-data yang didapat dari hasil tes ataupun observasi siklus I ini menunjukan adanya
peningkatan. Akan tetapi peningkatan yang terjadi belum sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu penelitian
dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Hasil observasi menunjukan terjadinya peningkatan aktivitas dari
aktivitas rendah sampai mencapai aktivitas tinggi. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I ini sesuai dengan hasil
intervensi tindakan yang diharapkan yaitu aktivitas siswa dalam pembelajaran mencapai kategori aktivitas tinggi. Aktivitas tinggi ini
terjadi pada pertemuan keempat dari siklus I.
56
Hasil tes juga menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan nilai yang didapat siswa yaitu nilai rerata dari 15 menjadi 74, nilai tertinggi
dari 33 menjadi 87, dan nilai terendah dari 7 menjadi 47. setelah dilakukan uji N-Gain terlihat para siswa mengalami peningkatan yang
beragam. Nilai rerata N-Gain yang didapat siswa adalah 0,70. Nilai ini termasuk ke dalam kategori peningkatan yang tinggi. Meskipun kategori
peningkatan hasil tes ini termasuk kategori tinggi, akan tetapi hasil tes ini belum sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang diharapkan. Hal
ini dikarenakan masih terdapat enam orang siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yang ditetapkan 60.
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I ini terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Kekurangan-kekurang itu
diantaranya: 1
Masih banyak siswa yang tidak serius dalam pembelajaran. 2
Guru kurang tegas kepada siswa. 3
Anggota kelompok terlalu banyak sehingga siswa banyak yang saling mengandalkan.
4 Siswa masih kurang bertanggung jawab akan tugas-tugasnya
terutama dalam mengisi LKS. 5
Waktu terlalu banyak digunakan untuk bermain daripada membahas kandungan pembelajaran dari permainan itu sendiri.
2. Tindakan Siklus II
Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada siklus II ini adalah :
a Perencanaan Planning
Berdasarkan kegiatan refleksi pada siklus I maka yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah :
1 Menyusun RPP dimana pembagian jumlah anggota kelompok hanya
terdiri dari 2 orang. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 15.
57
2 Pembuatan LKS pendukung pembelajaran.Lembar Kerja Siswa
LKS yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 16.
3 Pembagian dan pengisian LKS diberikan kepada masing-masing
siswa. 4
Pengurangan waktu untuk bermain dan penambahan waktu untuk analisis kandungan pembelajaran dalam permainan dengan dibantu
LKS. Hal ini dapat dilihat pada RPP yang dilampirkan pada lampiran 15.
5 Persiapan instrumen tes. Instrumen tes yang digunakan dapat dilihat
pada lampiran 11. 6
Menguji instrumen tes kepada siswa diluar sampel penelitian yaitu siswa SMP kelas IX.
Hasil uji instrumen tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah :
a. Hasil Uji Validitas
Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Keterangan Nomor soal
Jumlah soal
Valid 2, 3, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 24,
26, 27, 30, 31, 32, 33, dan 35 18
Tidak Valid 1, 4, 5, 9, 11, 13, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 25, 28, 29, dan 34 17
35
Hasil perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 7. b.
Hasil Uji Reliabilitas Dari 18 butir soal yang valid kemudian diuji tingkat
reliabilitasnya. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes
58
menunjukkan angkat 0,76. Angka ini termasuk ke dalam kategori tingkat reliabilitas yang tinggi. Itu berarti 18 soal yang
dibuat yang valid layak untuk dipergunakan. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 7.
c. Hasil Uji Taraf Kesukaran
Rekapitulasi hasil perhitungan uji taraf kesukaran dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran
Keterangan Nomor soal
Jumlah soal
Sulit 3, 7, 10, 14, 24, 30, 33
7 Sedang
2, 12, 15, 16, 26, 31, 32, 35 8
Mudah 6, 8, 27,
3 18
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran dapat dilihat pada lampiran7.
d. Hasil Uji Daya Pembeda
Rekapitulasi hasil perhitungan uji daya pembeda dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda
Keterangan Nomor soal
Jumlah soal
Baik 2, 6, 10, 14, 15, 26, 27, 30, 31, 32,
10 Cukup
7, 16, 33, 35 4
Rendah 3, 8, 12, 24,
4 18
Hasil perhitungan uji daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 7.
59
Berdasarkan hasil uji-uji instrumen tersebut maka dari 35 butir soal yang dibuat ditetapkan 15 butir soal yang digunakan
dalam penelitian. Nomor butir soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2, 6, 10, 12, 15, 16, 24, 26, 31, 32, dan 35.
7 Persiapan peralatan permainan. Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini dapat pada Lembar Kerja Siswa LKS yang dilampirkan pada lampiran 16.
b Pelaksanaan
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus kedua ini adalah sebanyak tiga kali pertemuan. Adapun aktivitas yang dilakukan pada
setiap pertemuannya adalah sebagai berikut :
1 Aktivitas pertemuan pertama
Pembelajaran pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 15 bulan April tahun 2009. Sama
seperti pembelajaran pada siklus I, pembelajaran pada siklus II juga setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan diisi dengan kegiatan salam, doa, pemberian soal pretest,
penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, serta pembagian kelompok belajar.
Pada saat pretest siswa masih terlihat sedikit kebingungan. Hasil pretest yang diperoleh siswa pada siklus satu ini adalah
tertinggi 33 dan terendah 8 dengan nilai rata-rata 19. Daftar nilai pretest
yang diperoleh siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1. Dari hasil pretest ini menggambarkan bahwa
kemampuan dasar yang dimiliki siswa untuk materi yang akan dipelajari sama seperti pada saat siklus I masih sangat rendah.
Ketika kegiatan penyampaian materi pembelajaran siswa cukup baik memperhatikan penjelasan guru. Pembagian kelompok
belajar dilakukan dengan cara setiap siswa menyebutkan urutan angka dari 1 sampai 20 kemudian kembali lagi 1. Setiap kelompok
60
terdiri dari 2 orang. Anggota kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan.
Setelah kelompok terbentuk guru mengajak siswa menuju lapangan sekolah. Pada saat itu siswa sangat bersemangat dan
bergegas menuju lapangan sekolah. Para siswa mulai terbiasa dengan sistem pembelajaran sambil bermain ini. Pada saat guru
menjelaskan cara bermain tarik beban para siswa sangat bersemangat dan tidak sabar untuk bermain. Pada saat guru
mengadakan perlombaan tarik beban siswa sangat antusias. Siswa yang kalah masih terlihat penasaran dan ingin terus mencoba lagi
namun karena waktunya terbatas maka siswapun harus merasa sedikit kecewa. Mereka bertanya kepada guru mengapa waktu
bermainnya hanya sebentar. Guru memberikan penjelasan bahwasannya tujuan utama kita adalah belajar sambil bermain.
Pada saat pengisian dan pembahasan LKS setiap kelompok bekerja sama dengan sangat baik. Kelompok yang menjawab
pertanyaan dengan baik adalah kelompok 6. Ketika guru mengadakan tanya jawab siswa cukup baik mengikuti proses tanya
jawab tersebut. Banyak siswa yang mulai memberanikan diri untuk memberikan jawaban atas setiap pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah siswa
menarik kesimpulan pembelajaran dengan dibantu oleh guru. Kemudian guru menugaskan kepada siswa untuk membawa
peralatan permainan gatrik. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap butir soal
yang berhubungan dengan pertemuan keempat ini setelah diadakan posttest
menunjukan adanya peningkatan jumlah siswa yang menjawab benar. Peningkatan yang diperoleh untuk setiap
pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.
61
Tabel 4.12 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR
BUTIR SOAL JUMLAH SISWA
YANG MENJAWAB BENAR PRETEST POSTTEST SELISIH
1 28 40 12
2 18 40 22
3 0 30 30
4 8 16 8
5 0 17 17
Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal
dengan benar mengalami peningkatan. Selisih peningkatan jumlah siswa terbanyak yang menjawab dengan benar terjadi pada butir
soal nomor 3. Hal ini berarti penggunaan permainan pada pertemuan pertama ini dapat meningkatkan penguasaan konsep
siswa.
2 Aktivitas pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 16 bulan April tahun 2009. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua
ini diisi dengan salam, doa, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, mengecek peralatan pembelajaran, serta apersepsi
yaitu guru mengadakan Tanya jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.
Guru mengajak siswa menuju lapangan sekolah untuk bermain gatrik. Semua siswa terlihat bersemangat. Ketika guru
mencontohkan cara bermain gatrik siswa terlihat bingung. Hal ini dikarenakan meskipun nama permainannya sama akan tetapi cara
memainkannya aga sedikit berbeda. Ketika guru mengadakan perlombaan siswa terlihat tidak sabar untuk segera bermain.
Permainan ini sedikit berbahaya karena menggunakan kayu yang
62
dipukul. Apabila tidak berhati-hati ketika terkena kayu tersebut akan terasa sakit. Pada saat bermain gatrik siswa terlihat
memikirkan cara mendapatkan poin dengan aman. Ketika waktu bermain telah habis, siswa terlihat kecewa dan penasaran karena
permainan terpaksa dihentikan. Siswa yang kalah merasa yakin menang seandainya ada penambahan waktu bermain.
Pada saat pengisian dan pembahasan LKS keadaan sama seperti pertemuan pertama yaitu setiap kelompok dapat bekerja
sama dengan sangat baik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada LKS. Beberapa kelompok menugaskan membagi-bagi
poertanyaan kepada kelompoknya. Kelompok yang memberikan jawaban dengan baik adalah kelompok 8. Ketika guru
mengadakan tanya jawab siswa juga cukup baik mengikuti proses tanya jawab tersebut
Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah siswa menarik kesimpulan pembelajaran dengan dibantu oleh guru. Guru
juga menugaskan kepada siswa untuk membawa peralatan permainan karet.
Hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap butir soal yang berhubungan dengan pertemuan kedua ini setelah diadakan
posttest menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan yang
diperoleh untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR
BUTIR SOAL JUMLAH SISWA MENJAWAB BENAR
PRETEST POSTTEST SELISIH 6 4
40 36
7 13 40 27
8 0 31
31 9 0
27 27
63
Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal
dengan benar mengalami peningkatan. Jumlah peningkatan terbesar terjadi pada butir soal nomor 6. Hal ini berarti
penggunaan permainan pada pertemuan kedua dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
3 Aktivitas pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 22 bulan April tahun 2009. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ketiga
ini sama dengan pertemuan kedua yaitu diisi dengan salam, doa, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, mengecek peralatan
pembelajaran, serta apersepsi yaitu guru mengadakan Tanya jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan
dipelajari. Pada pertemuan ini guru mengadakan kegiatan permainan
permainan karet di lapang sekolah. Sebelum dimulai guru menjelaskan aturan permaian karet. Pada saat itu siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Ketika waktu bermain telah habis, siswa masih terlihat asyik bermain
Pada saat pengisian dan pembahasan LKS keadaan sama seperti pertemuan pertama dan kedua yaitu setiap kelompok dapat
bekerja sama dengan sangat baik dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada pada LKS. Kelompok yang berhasil
menjawab pertanyaan dengan baik adalah kelompok 12. Ketika guru mengadakan Tanya jawab siswa juga dengan baik mengikuti
proses tanya jawab tersebut. Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menarik
kesimpulan pembelajaran. Guru juga memberikan soal posttest pada siswa. Setelah itu guru memberikan hadiah kepada
kelompok-kelompok yang berhasil memenangkan permainan.
64
Pada siklus II ini nilai posttest yang diperoleh siswa adalah tertinggi 92 dan terendah 67 dengan rerata 77. Sama seperti pada
siklus I setelah pembelajaran menggunakan permainan tradisional pada siklus II semua siswa mengalami peningkatan yang beragam.
Daftar jumlah siswa yang mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.14 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar
KATEGORI PENINGKATAN
JUMLAH SISWA Tinggi 26
Sedang 14 Rendah 0
Jumlah siswa 40
Pada siklus I ini rerata peningkatan yang dialami siswa adalah termasuk kategori tinggi dengan skor 0,71. Daftar
peningkatan yang dialami setiap siswa ini dapat dilihat dengan lebih jelas pada lampiran 2.
Hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap butir soal yang berhubungan dengan pertemuan ketiga ini setelah diadakan
posttest juga menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan yang
diperoleh untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR
BUTIR SOAL
JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB BENAR
PRETEST POSTTEST SELISIH
10 13 40 27
11 8 40
32 12 0 7 7
65
Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal
dengan benar mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan terbanyak adalah pada butir soal nomor
11. Hal ini berarti penggunaan permainan pada pertemuan keempat dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
c Observasi
Hasil Observasi aktivitas pembelajaran pada siklus II ini menunjukan aktivitas yang tinggi. Aktivitas pada setiap pertemuan
selalu mengalami peningkatan. Pada pembelajaran pertemuan pertama hasil observasi
menunjukan aktivitas tinggi yaitu sebesar
72
. Aktivitas siswa membawa peralatan pembelajaran sangat baik. Aktivitas siswa
mengikuti aturan permainan baik. Aktivitas siswa bertanya kepada teman atau guru cukup. Aktivitas siswa menjawab pertanyaan tetap
cukup. Aktivitas siswa bekerja sama dengan kelompoknya mengalami peningkatan menjadi sangat baik. Aktivitas siswa memperhatikan
penjelasan guru mengalami penurunan menjadi kategori cukup. Aktivitas interaksi antar kelompok dalam pembelajaran tetap masih
termasuk ke dalam kategori baik. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada pertemuan kedua
mengalami peningkatan yaitu sebesar
74
. Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan adalah aktivitas memperhatikan penjelasan
guru dan aktivitas bertanya kepada teman. Pembelajaran pada pertemuan ketiga yaitu sebesar
80
, aktivitas siswa mengalami peningkatan. Aktivitas siswa yang
mengalami peningkatan adalah mengikuti aturan permainan, aktivitas menjawab pertanyaan, aktivitas bertanya, dan memperhatikan
penjelasan guru.
66
d Refleksi
Hasil tindakan pada siklus II ini menunjukan adanya peningkatan. Hasil observasi pada siklus II menunjukan tingginya
aktivitas siswa dalam pembelajaran disetiap pertemuan. Hal ini sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang diharapkan yaitu aktivitas siswa
dalam pembelajaran mencapai kategori tinggi. Hasil tes yang diperoleh menunjukan adalanya peningkatan.
Nilai-nilai yang didapat siswa yang mengalami peningkata yaitu nilai rerata dari 19 menjadi 77, nilai tertinggi dari 33 menjadi 92, dan nilai
terrendah dari 8 menjadi 67. Setelah dilakukan uji N-Gain pada siklus II ini hasil yang didapat sama seperti siklus satu yaitu peningkatan
yang dialami siswa beragam. Nilai rerata N-Gain yang didapat siswa sebesar 71. Nilai ini termasuk ke dalam kategori peningkatan yang
tinggi. Hasil tes yang diperoleh pada sisklus II ini sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang diharapkan yaitu tidak ada siswa yang
nilainya di bawah KKM 60. Oleh karena data-data yang didapat telah menunjukan hasil yang sesuai dengan hasil intervensi tindakan
yang diharapkan, maka penelitian ini berakhir di siklus II atau tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data