Manfaat Akademik Manfaat Praktis

metode ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dan banyak pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Penelitian kualitatif dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Biasanya dimanfaatkan untuk wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. 11 Peneliti memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif, didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan digambarkan secara jelas dari kondisi sebenarnya.

2. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar-gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara secara lapangan, catatan atau memo, video-tape, dokumentasi lainnya dan dokumen resmi lainnya. 12

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai sejak bulan Mei 2014 tepatnya tanggal 5 Mei 2014 hingga tanggal 26 Juni 2014. Adapun tempat penelitiannya di Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Bambu Apus Jakarta Timur. Intensitas peneliti melakukan penelitian dilakukan tepatnya 11 M. Djunaidi Ghoniy Fauzan Almansyur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Depok: Ar-Ruz Media, 2012, h.26-27. 12 Ibid, h.34-35. seminggu empat kali yang dimulai dari hari Senin-Kamis, dan dilakukan dari jam 09.00-16.00 WIB.

4. Tekhnik dan Penelitian Subjek Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, dalam memilih informan ini peneliti mengunakan tekhnik Purposive Sampling dipilih secara sengaja, peneliti menentukan sendiri sample yang diberikan karena berdasarkan pertimbangan tertentu dan benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Pilihan informan tergantung pada jenis informasi yang hendak dikumpulkan. Sebagai data primer utama, peneliti sudah mewawancarai kepala seksi rehabilitasi sosial, kepala koordinator pekerja sosial, pekerja sosial, psikolog, pembimbing agama Islam dan pengasuh. Adapun untuk data primer pendukung, peneliti mengobservasi 2 dua anak penerima manfaat tunarungu wicara dan mewawancarai orangtua penerima manfaat. diantaranya:

Dokumen yang terkait

Strategi Pekerja Sosial dalam Pelayanan Anak Tuna Rungu Wicara (Studi Kasus di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar)

3 95 103

Metode Bimbingan Agama Bagi Anak Tunarungu di Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati Bambu Apus, Jakarta Timur

3 9 86

Pelaksanaan Bimbingan Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Tuna Rungu Di Panti Sosoal Bina Rungu Wicara Melati Bambu Apus Jakarta Timur

0 11 59

Peran Pekerja Sosial Terhadap Biopsikososial Spiritual Anak Tunarungu Wicara Di Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Bambu Apus Jakarta Timur

2 8 168

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 8 151

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 15

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 2

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 8

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 1 30

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 2