Pelaksanaan Tahapan Proses Pelayanan
b Identifikasi.
Pada tahapan identifikasi, calon penerima manfaat mengisi persyaratan-persyaratan yang sudah ada di PSBRW
“Melati”. tahapan ini merupakan registrasi bagi calon penerima manfaat atau anak asuh guna mendapatkan data
objektif dan menyeluruh tentang permasalahan, tingkat kecacatan.
c Seleksi dan penerimaan penerima manfaat.
Pada tahapan seleksi dan penerimaan manfaat, calon penerima manfaat dilihat terlebih dahulu apakah calon
penerima manfaat hanya cacat rungu wicara saja atau cacat ganda, yang diutamakan di PSBRW “Melati” adalah
mereka-mereka yang cacat rungu wicara saja, setelah proses seleksi diterima calon penerima manfaat dapat diterima di
PSR BW “Melati”.
b. Penelaahan dan Pengungkapan Masalah
a Diagnosa psikologis.
Pada tahapan diagnosa psikologis psikolog yang berperan aktif dalam tahapan ini, dalam tahapan diagnosa
ini psikolog yang menentukan bagaimana kepribadian anak apakah ia termasuk dalam kepribadian terbuka atau tertutup,
sifat dasar apa yang dimiliki anak serta keadaan jiwa anak.
b Assesment
Pada tahapan assesment ada tim assesment yang melakukan kepada anak, pada tahapan ini biasanya
dikenal dengan intake proses, pada saat pertama anak berada di panti. Peran pekerja sosial yang berperan aktif
dalam tahapan ini. c
Case Conference. Pada tahapan case conference setelah semua aspek
dilakukan, semuanya disimpulkan dan dibuatlah case conference, di dalam tahapan case conference terdapat
rekomendasi-rekomendasi yang diberikan oleh pihak- pihak yang terkait di dalamnya. Di dalam tahapan case
coference ada pekerja sosial yang ditunjuk untuk memegang anak tersebut dan menjadi anak bimbing
peksos tersebut. Kemudian pekerja sosial tersebut membuat rencana intervensi untuk penerima manfaat
tersebut. d
Home visit. Pada tahapan home visit, setelah penerima manfaat
sudah ditentukan ia dengan pekerja sosial dan peksos sudah membuat rencana intervensi, pekerja sosial
membutuhkan tahapan home visit, karena tahapan home visit digunakan untuk mengkaitkan anatara penerima
manfaat dengan sistem sumber yang terkait yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sosial penerima
manfat. c.
Perencanaan Pelayanan Rehabilitasi Sosial a
Penentuan jenis pelayanan yang diikuti oleh penerima manfaat. Dalam tahapan penentuan jenis pelayanan yang
ikuti oleh penerima manfaat, tahapan ini berupa anak dilihat dari bakat dan minat yang ia miliki serta kemampuan yang
dimiliki oleh penerima manfaat. Apabila penerima manfaat tidak dapat mengikutinya akibat keterbatasan kemampuan
yang ia miliki, pihak panti tidak dapat memaksakan, karena setiap anak disabilitas memiliki perbedaan dalam penangkapan
kemampuan. b
Penetapan penerima manfaat dalam program pelayanan. Dalam tahapan penetapan penerima manfaat dalam
program pelayanan, penerima manfaat ditetapkan untuk mengikuti program yang sudah ditetapkan oleh pihak panti.
d. Pelaksanaan pelayanan Rehabilitasi Sosial
a Bimbingan fisik olahraga voli, tenis meja, mahatma, bela diri,
senam, berenang, futsal, karate dan outbond. Pada tahapan fisik penerima manfaat akan diukur tinggi badannya, berat
badan, lalu dilihat andalan tangan yang mereka miliki apakah tangan kanan atau tangan kiri karena akan berpengaruh dan
sebagai penunjang di bidang keterampilan penerima manfaat,
kesehatan penerima manfaat, sisa-sisa disabelnya atau sisa-sisa pendengaran agar dapat direkomendasikan alat bantu apabila ia
masih bisa mendengar dengan sisa-sisa pendengarannya tersebut.
b Bimbingan mental, pada tahapan bimbingan mental, dalam
bentuk : agama, budi pekerti, kecerdasan, kedisplinan. Pada pembelajaran mental kedisiplinan biasanya tenaga pengajar
yang digunakan adalah tnaga pengajar dari pihak luar panti seperti misalnya dari dari BABINSA materi pembelajaran
yang diajarkan dimulai dari pukul 08.00-10.00 WIB pada hari sabtu, sedangkan untuk bimbingan-bimbingan mental yang
lainnya tenaga pengajar bersumber dari panti seperti pihak- pihak yang terkait pekerja sosial, guru agama islam dan
kristen. c
Bimbingan sosial, pada tahapan bimbingan sosial penerima manfaat dilihat bagaimana ia dapat beradaptasi dengan
lingkungannya, kemudian dilihat dari ADL actifity daily living penerima manfaat. Pramuka, dinamika kelompok,
keseniannyanyian isyarat, rekreasi, kerja bakti lingkungan, koperasi. Bimbingan kepercayaan diri, actualisasi diri.
d Bimbingan keterampilan, bimbingan keterampilan menjahit
putra dan putri, salontata rias wajah, kerajian tangan, komputer, tataboga, las listrik, pertukangan kayu. Pada
tahapan bimbingan keterampilan penerima manfaat yang
paling awal dilihat dari tahapan ini adalah bagaimana ia melakukan perawatan diri kemudian menyusun barang milik
pribadinya dengan baik dan benar, karena pada saat bimbingan fisik sudah ditest pada tangan andalan yang penerima manfaat,
pada tahapan bimbingan keterampilan tangan andalan yang mereka miliki bisa mereka pergunakan pada tahapan
bimbingan keterampilan karena dapat menunjang dan berpengaruh pada saat dia mengikuti tahapan bimbingan
keterampilan. Dari semua rangkaian test yang diikutkan amak, pada tahapan keterampilan ini penerima manfaat akan terlihat
ia lebih cenderung pada keterampilan yang mana, tahapan keterampilan ini dilihat berdasarkan bakat dan minat yang
dimiliki penerima manfaat. e
Bimbingan wicara dan bimbingan kesehatan, Pada tahapan bimbingan wicara dan bimbingan kesehatan, panti PSBRW
“Melati” memiliki tenaga pengajar bahasa isyaratSIBI. Panti PSBRW “Melati” juga melakukan kerja sama dengan tenaga
pengajar dari luar panti, yaitu tenaga pengajar dari Sekolah Luar Biasa SLB Santi Rama. Bimbingan wicara itu
berbentuk : bahasa isyaratSIBI dan speech terapy. Pada tahapan bimbingan bahasa isyaratSIBI penerima manfaat
diajarkan bagaimana berisyarat yang baik daan benar serta diajarkan ujaran agar anak mengeluarkan ujaran. Lalu pada
bimbingan kesehatan Setiap dua minggu sekali Puskesmas dan
Dokter THT telinga, hidung tenggorokan mendatangi panti PSBRW “Melati”, terkadang mereka memberikan penyuluhan
kesehatan kepada anak-anak di panti PSBR W “Melati”.
e. Evaluasi kegiatan bimbingan rehabilitasi sosial setiap 1 Semester.
Pada tahapan evaluasi kegiatan bimbingan rehabilitasi sosial setiap 1 semeter, tahapan ini mengukur sejauh mana
kemampuan anak dalam memahami materi yang diberikan, para instrukturnya, wali asuh, mereka membuatkan soal pertanyaan dan
para penerima manfaat yang menjawabnya. Instruktur mempunyai catatan atau laporan perkembangan anak, dibuat setiap bulannya.
Dan dalam satu semeter catatan atau laporan direkapitulasi dan dilaporkan pada saat acara pertemuan orang tua.
f. Pembinaan orang tua POT penerima manfaat secara berkala
Kegiatan pertemuan dengan orang tua dilakukan setiap sekali satu semester atau setahun sebanyak dua kali. Kegiatan
penunjang POT ini dilakukan agar orang tua mengetahui hasil belajar anak selama mereka mengikuti pembelajaran di PSBRW
“Melati”, kegiatan tersebut sebagai wadah pertemuan sekaligus jembatan antara orang tua penerima manfaat atau wali dengan
pihak PSBRW “Melati”, kegiatan tersebut berisikan sharing tentang perkembangan dan permasalahan anak. Pertemuan tersebut
biasa dilaksanakan pada bulan Juni atau November tepatnya di aula serbaguna PSB
RW “Melati”.
11