Instrumen penelitian Aspek Pengukuran

3. Jumlah Zat Gizi Jumlah zat gizi diperoleh dari hasil food recall 24 jam yang dilakukan dua kali. Kemudian bahan makanan dikonversikan menjadi zat gizi dan dihitung zat gizi yang dikonsumsi, hasilnya dibandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan DKGA. Rata-rata angka kecukupan zat gizi pangan keluarga dihitung dengan rumus sebagai berikut : AKGK = ���� � Keterangan : AKGK : Angka Kecukupan Gizi keluarga AKGI : Angka kecukupan Gizi Individu n : Jumlah anggota keluarga Tingkat kecukupan energi dan protein dapat dihitung dengan : TK = Rata − rata konsumsi gizi keluarga AKGK x 100 Keterangan : TK : Tingkat Kecukupan Tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas Supariasa, 2002 : - Baik : ≥ 100 AKG - Sedang : 80-99 AKG - Kurang : 70-79 AKG - Defisit : 70 AKG 4. Keragaman Pangan Indikator keragaman konsumsi pangan 1. Keragaman konsumsi pangan rendah : ≤ 3 kelompok pangan 2. Keragaman konsumsi pangan sedang : 4 –5 kelompok pangan 3. Keragaman konsumsi pangan tinggi : ≥ 6 kelompok pangan Untuk rumah tangga keragaman konsumsi pangan dihitung berdasarkan catatan kelompok makanan yang dikonsumsi selama jangka waktu tertentu 24 jam dengan 12 kelompok makanan, sehingga skor antara 0 –12. Berikut ini adalah kelompok makanan bagi rumah tangga : 1. Sereal 2. Umbi-umbian 3. Sayur-sayuran 4. Buah-buahan 5. Daging, unggas, jeroan 6. Telur 7. Ikan dan hasil makanan laut 8. Kacang-kacangan dan biji-bijian 9. Susu dan produk yang terbuat dari susu 10. Minyak dan lemak 11. Gula dan madu 12. dan lain-lain. 3.8 Teknis Analisis Data 3.8.1 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan secara manual dan dengan komputer langkah- langkah sebagai berikut: 1. Editing Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa. Bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, data diperbaiki dengan cara memeriksa jawaban yang kurang sehingga tidak ada lagi kekeliruan yang dapat mengganggu pada proses pengolahan data. 2. Koding Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entri data. 3. Entri data Yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel. Entri dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas komputer.

3.8.2 Analisis Data

Data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk menggambarkan mendiskripsikan masing-masing variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan SPSS. Hasil data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 31 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Mabar Hilir adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara yang memiliki luas wilayah 3,16 Ha. Jumlah penduduknya sebanyak 26.816 jiwa, yang terdiri atas laki-laki sebanyak 13.870 orang 51,72 dan jumlah perempuan sebanyak 12.946 orang 48,28. Jumlah kepala keluarga di desa ini sebanyak 6009 kepala keluarga. Kelurahan Mabar Hilir memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Mabar Tanjung Mulia Hilir d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Kelompok P2KP di Kelurahan Mabar Hilir bernama Melati terletak di Jalan Pancing IV dengan jumlah anggota sebanyak 30 orang wanita. Syarat bagi pembentukan kelompok ini adalah : 1. Kelompok wanita yang beranggotakan minimal 30 rumah tangga yang berdomisili berdekatan dalam satu kawasan, sehingga dapat membentuk kawasan pekarangan dengan konsep KRPL. 2. Bukan kelompok penerima bansos lainnya ditahun berjalan. 3. Memiliki struktur organisasi yang jelas dan diketahui kepala desa.