Ruang Lingkup Kegiatan P2KP
pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan sustainable agriculture, antara lain dengan membangun kebun bibit dan
mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal local wisdom,sehingga kelestarian alampun tetap terjaga. Implementasi kegiatan ini
disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari Badan Ketahanan Pangan, 2014. Kelompok sasaran kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan adalah
kelompok wanita yang beranggotakan minimal 30 rumah tangga yang berdomisili berdekatan dalam satu desa sehingga membentuk kawasan. Setiap anggota wajib
memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman sumber pangan sayur, buah, umbi ataupun memelihara ternak dan ikan. Tujuannya adalah mencukupi
ketersediaan pangan dan gizi di tingkat rumah tangga. Hasil dari usaha pekarangan ini diutamakan untuk dikonsumsi oleh rumah tangga bersangkutan dan apabila berlebih
dapat dibagikandisumbangkan kepada anggota kelompok atau secara bersama-sama dijual oleh kelompok Badan Ketahanan Pangan, 2014.
Adapun kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh calon kelompok ini yaitu : a.
Kelompok wanita yang beranggotakan minimal 30 rumah tangga yang berdomisili berdekatan dalam satu kawasan, sehingga dapat membentuk
kawasan pekarangan dengan konsep KRPL. b.
Bukan kelompok penerima bansos lainnya ditahun berjalan. c.
Memiliki struktur organisasi yang jelas dan diketahui kepala desa. d.
Mampu menyediakan lahan untuk kebun bibit bukan menyewa lahan dan memeliharanya untuk kepentingan anggota kelompok dan masyarakat desa
lainnya surat pernyataan.
e. Mampu mengelola keuangan kelompok dan melaksanakan kegiatan secara
berkesinambungan surat pernyataan. f.
Khusus untuk daerah yang sulit memenuhi jumlah anggotanya dapat mengambil anggota kelompok dari desa terdekat dan nama desa yang
ditetapkan sebagai penerima manfaat adalah desa dengan jumlah anggota rumah tangga terbanyak.
Kelompok wanita pelaksana optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan konsep KRPL ini diberikan dana bantuan sebesar Rp. 47.000.000,- empat puluh
tujuh juta rupiah yang dimanfaatkan untuk pengembangan pekarangan anggota dan demplot, kebun bibit, pengembangan kebun sekolah, serta pengembangan menu
B2SA dari hasil pekarangan. Apabila kelompok tidak dapat memanfaatkan bantuan sosial ini maka pemberi bantuan berhak mencabut seluruh dana tersebut secara
sepihak. Rincian kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok ini adalah :
1. Melaksanakan sosialisasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan oleh penyuluh pendamping kepada kelompok penerima manfaat melalui
metode Sekolah Lapangan SL. 2. Melaksanakan pengembangan demplot pekarangan sebagai Laboratorium
Lapangan LL sekaligus sebagai pekarangan percontohan. 3. Mengembangkan kebun bibit kelompok yang diarahkan untuk menjadi
cikal bakal kebun bibit desa
4. Mengembangkan pekarangan milik anggota kelompok penerima manfaat sesuai hasil musyawarah anggota sesuai dengan potensi wilayah maupun
kebutuhan anggota. 5. Setiap desa P2KP harus membina satu sekolah untuk mengembangkan
kebun sekolah dengan tanaman sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian. 6. Tanaman yang dibudidayakan adalah sayur, buah maupun umbi-umbian
dengan memperhatikan sistem rotasi tanaman. 7. Membudidayakan unggas atau ternak kecil.
8. Mengenalkan beberapa organism pengganggu tanaman. 9. Melakukan pertemuan kelompok secara periodik minimal satu kali
sebulan. 10. Melakukan penyuluhan tentang pangan yang beragam, bergizi seimbang
dan aman untuk hidup sehat, aktif dan produktif. 11. Demonstrasi penyiapan pangan dan penyiapan menu makanan yang
beragam, bergizi, seimbang dan aman. 2.
Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal MP3L. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan pangan lokal sumber
karbohidrat selain beras dan terigu yang secara khusus dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan program pangan bersubsidi bagi keluarga berpendapatan
rendah. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan berbagai instansi terkait yang bertujuan untuk Badan Ketahanan Pangan, 2014:
a. Mengembangkan berasnasi “non beras” sumber karbohidrat yang dapat
disandingkan dengan berasnasi, berbahan baku sumber pangan lokal;
b. Mengembalikan kesadaran masyarakat untuk kembali pada pola konsumsi
pangan pokok asalnya melalui penyediaan bahan pangan non-berasnon-terigu dari sumber pangan lokal;
c. Perbaikan mutu konsumsi pangan masyarakat melalui penurunan konsumsi
beras dan peningkatan konsumsi pangan pokok selain beras yang diimbangi dengan konsumsi pangan hewani serta sayur dan buah.
3. Sosialisasi dan Promosi P2KP
Kegiatan Sosialisasi
dan Promosi
P2KP dimaksudkan
untuk memasyarakatkan dan membudayakan pola konsumsi pangan B2SA kepada
masyarakat melalui upaya-upaya penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku serta ajakan untuk memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga
demi terciptanya pola hidup yang sehat, aktif dan produktif Badan Ketahanan Pangan, 2014