2.5 Penganekaragaman Pangan
Penganekaragaman pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber
daya lokal UU RI No 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Penganekaragaman konsumsi pangan selama ini sering diartikan terlalu sederhana, berupa
penganekaragaman konsumsi pangan pokok, terutama pangan non beras. Penganekaragaman konsumsi pangan seharusnya mengonsumsi aneka ragam pangan
dari berbagai kelompok pangan, baik pangan pokok, lauk pauk, sayuran maupun buah dalam jumlah yang cukup. Tujuan utama penganekaragaman konsumsi pangan
adalah untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi dan mengurangi ketergantungan konsumsi pangan pada salah satu jenis atau kelompok pangan Baliwati, dkk, 2010.
Menurut Rencana
Aksi Nasional
Pangan dan
Gizi 2011-2015,
penganekaragaman pangan atau diversifikasi pangan adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang. Pola makan yang
bermutu gizi seimbang mensyaratkan perlunya diversifikasi pangan dalam menu sehari-hari. Pangan yang beranekaragam sangat penting karena tidak ada satu jenis
panganpun yang dapat menyediakan gizi bagi seseorang secara lengkap. Melalui konsumsi pangan yang beranekaragam maka kekurangan zat gizi dari satu jenis
pangan akan dilengkapi oleh gizi dari pangan yang lain. Kecuali Air Susu Ibu ASI untuk bayi baru lahir sampai berusia enam bulan. Hal ini disebabkan karena ASI
dapat mencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta sesuai dengan kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh bayi.
Pada sisi lain, kesadaran akan pentingnya konsumsi pangan beranekaragam menyebabkan ketergantungan terhadap satu jenis pangan dapat dicegah sehingga
akan memantapkan ketahanan pangan rumah tangga Khomsan, 2012. Semakin banyak jenis pangan yang dikonsumsi, semakin kuat ketahanan pangan Khaeron,
2012. Penganekaragaman pangan atau diversifikasi pangan terbagi menjadi 3 tiga
golongan yaitu Cahyani, 2008 : 1.
Diversifikasi horizontal merupakan upaya penganekaragaman produk yang dihasilkan dari sisi penawaran dan produk yang dikonsumsi dari sisi
permintaan pada tingkat individu, rumah tangga maupun perusahaan. Secara prinsip diversifikasi horizontal adalah pengekaragaman antar komoditas.
2. Diversifikasi vertikal merupakan upaya pengembangan produk pangan pokok
menjadi produk baru untuk keverluan pada tingkat konsumsi. Secara prinsip diversifikasi pangan vertikal adalah upaya pengembangan produk setelah
panen didalamnya termasuk kegiatan pengolahan hasil dan limbah pertanian. Diversifikasi vertikal ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dari
komoditas pangan agar lebih berdaya guna bagi kebutuhan manusia. 3.
Diversifikasi regional merupakan diversifikasi antara wilayah dan sosial budaya yaitu upaya penganekaragaman pangan yang dikonsumsi berdasarkan
potensi pangan lokal.
2.6 Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan