Faktor – Faktor Kinerja Guru Penilaian Kinerja Guru

commit to user 33 meningkatkan produktifitas kerja dan perhitungan – perhitungan untuk mengembangkan organisasi mencapai tujuan organisasi. Kemampuan kerja seorang guru dapat ditingkatkan jika ada faktor – faktor yang mempengaruhi, baik faktor intern maupun faktor ekstern dari seorang guru. Sehubungan hal ini ada teori pengaharapan Expectancy teory dikemukakan oleh Victor Vroom yang dikutip oleh Beck, 1990:245 menyatakan bahwa “Kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan tugasnya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan sari hasil pekerjaan tersebut”.

b. Faktor – Faktor Kinerja Guru

Penilaian kinerja Performance Approisal melainkan peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi ditempatkan kerja pegawai guru menginginkan dan memerlukan balikan berkenaan dengan prestasi mereka dan penilai menyediakan kesempatan untuk memberikan balikan kepada meraka. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan pegawai Guru untuk menyusun rencana peningkatan kinerja, Robins 1993:536. Dalam penilaian kinerja pegawai Guru umumnya hanya menilai hasil visi, tetapi pelasanaannya pekerjaan perlu dipertimbangkan secara keseluruhan karena menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal – hal khusus sesuai dengan bidang dan tingkatan pekerjaan yang dijabatnya. Robins 1993:514-516 menyebutkan lima faktor popular yang dapat dijadikan penilaian kinerja, yaitu: 1 Kualitas pekerjaan, meliputi ; akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan keluaran. 2 Kuantitas pekerjaan, meliputi : volume keluaran dan kontribusi. 3 Supervisi yang diperlukan, meliputi : membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan. commit to user 34 4 Kehadiran, meliputi : regularitas, dapat dipercaya atau diandalkan, dan ketepatan waktu. 5 Konservasi, meliputi : pencegahan, pemborosan, pemeliharaan peralatan. Mainer 1965 menjelaskan dala m As’ad 1998:56 bahwa perbedaan performance kerja antara orang yang satu dengan yang lainya dalam situasi kerja karena perbedaan karakteristik dari individu yang bersangkutan. Disamping itu, orang yang sama dapat menghasilkan performance kerja yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula. Kesimpulan dari uraian tersebut diatas adalah kinerja guru pada intinya, dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor – faktor individual dan faktor – faktor situasi.

c. Penilaian Kinerja Guru

Guru sebagai tenaga professional dibidang kependidikan diharuskan memahami hal – hal yang bersifat konseptual dan filosofi, harus juga mengetahui hal – hal yang bersifat teknis dan mampu mengaplikasikannya. Hal – hal yang bersifat teknis antara lain kegiatan mengelola dan melaksanakan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan proses yang mencakup serangkaian aktivitas guru dan murid atas dasar asumsi hubungan dialogis yang berlangsung dalam situasi edukatif. Proses belajar mengajar ini tidak hanya hubungan timbal balik penyampaian informasi atau mata pelajaran, tetapi juga menamamkan nilai sikap, moral dan perilaku dari guru kepada siswa secara professional. Professional diartikan sebagai kegiatan yang kompleks memerlukan suatu kemampuan menganalisis, mengintepretasikan dalam kaitan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan anak didik Sukari 1999:50. Dalam penilaian kinerja guru yang efektif setidaknya terdapat dua syarat utama, yaitu: 1 Adanya kriteria yang dapat diukur secara obyektif. 2 Adanya obyektifitas dalam proses evaluasi. Kriteria kinerja yang dapat diukur secara obyektif untuk pengembangannya diperlukan kualifikasi – kualifikasi tertentu. Ada tiga commit to user 35 kualifikasi dalam pengembangan kiteria kinerja dapat diukur secara obyektif, yaitu : a Relevansi Relevancy Relevansi menunjukkan tingakat kesesuaian antara kriteria dengan tujuan – tujuan kinerja. Misalnya kecepatan produksi dapat menjadi ukuran kinerja yang lebih relevan dibandingkan penampilan seseorang. b Reliabilitas Realibility Reliabelitas menunjukkan tingakat di mana kriteria mengahasilkan hasil yang konsisten. Ukuran-ukuran kuantitatif seperti satuan-satuan produksi dan volume penjualan mengahasilkan pengukuran yang konsisten secara reatif. Sedangkan kriteria-kriteria yang bersifatnya subyektif seperti sikap, kreatifitas dan kerja sama menghasilkan pengukuran yang tidak konsisten, tergantung siapa yang mengevaluasi dan bagamana pengukuran itu dilakukan. c Diskriminasi Discrimination Driskiminasi mengukur tingkat dimana suatu kriteria kinerja dapat memperlihatikan perbedaan-perbedaan dalam kinerja. Jika nilai semuanya cenderung menunjukkan semuanya baik atau jelek berarti ukuran kinerja tidak bersifat diskriminatif, tidak membedakan kinerja di antara masing- masing karyawan. Berdasarkan dari uraian tersebut diatas ukuran kinerja guru dapat terlihat dari rasa tanggu jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatutan dari loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas maupun tugas kependidikannya diluar kelas. Sikap ini dibarengi pula oleh rasa tanggung jawab mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu guru juga sudah mempertimbangkan akan metodelogi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang dipakai, serta alat penilaian apa yang akan digunakan di dalam perlaksanaan evaluasi. Kinerja guru akan semakin optimal, manakala diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak commit to user 36 didik, kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya. Dan berupa untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Seorang guru yang ideal menurut Usman, 1989:3 mempunyai tugas pokok yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi, setidaknya ada tiga jenis kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Tugas kompetensi itu adalah kompetensi personal, yaitu kemampuan yang ada pada diri guru agar dapat mengembangkan kondisi belajar sehingga hasil belajar dapat tercapai dengan lebih efektif. Kedua kemampuan sosial yaitu kemampuan guru yang realisasinya memberi manfaat bagi masyarakat. Ketiga, kompetensi profesional adalah kemampuan yang dimiliki guru sebagai pengajar yang baik. Kemampuan profesional yang diharapkan dari seorang tenaga kependidikan menurut Pusat Pengembangan dan Penataran Guru P3G yang dikutip Samana, 1994:123, terdapat 10 kompetensi guru di Indonesia, yakni : 1 Menguasai bahan pengajaran, 2 Mengelola program pembelajaran, 3 Mengelola kelas, 4 Menggunakan media dan sumber belajar, 5 Menguasai landasan pendidikan, 6 Mengelola interaksi belajar mengajar, 7 Menilai prestasi belajar, 8 Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan, 9 Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan 10 Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran. Menurut Furqon,2009:239 menyebutkan bahwa kinerja pendidik yang diharapkan dapat berpegang pada prinsip – prinsip sebagai berikut ; 1 Senantiasan memegang komitmen dengan sungguh – sungguh dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan. 2 Senantiasa menjunjung tinggi martabat dan profesi guru. 3 Senantiasa melakukan yang terbaik dalam mengembangkan potensi peserta didik. 4 Senantiasa bekarja keras dengan penuh pengabdian. Sedangkan khusus dalam praktek mengajar menurut Pusat Pembinaan Widyaiswara yang dikutip Sukari 1999:50 menjelaskan bahwa kinerja yang commit to user 37 memuaskan menunjukkan : 1 Penguasaan materi, 2 Ketepatan waktu dalam penyajian, 3 Sistematika penyajian, 4 Penggunaan metode mengajar dan alat bantu, 5 Daya simpatik gaya dan sikap, 6 Penggunaan bahasa, 7 Pemberian motivasi belajar kepada pelajar, 8 Pencapaian tujuan intruksional, 9 Komprehensif dan wawasan, 10 Kerapian. Kesepuluh kriteria guru tersebut diatas sangat sesuai dengan peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan. Untuk memahami pengertian proses belajar mengajar, berikut uraian pengertian istilah tersebut : 1 Peranan guru yaitu serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan. 2 Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. 3 Guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. 4 Proses yaitu interaksi semua komponen yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu dengan yang lainnya yang saling berhubungan interdependent dalam ikatan untuk mencapai tujuan. 5 Belajar yaitu sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. 6 Mengajar yaitu suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Peristiwa belajar mengajar banyak mengalami perubahan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua ini akan menimbulkan tantangan bagi guru untuk senantiasa meningkatkan tugas, peranan dan kompetensinya. Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini semestinya commit to user 38 tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataan masih terdapat dilakukan orang diluar kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik artinya meneruskan dan mengambangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengambangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa, sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola bagi siswanya. Palajaran apa pun yang diberikannya, hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik. Maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menatik. Pelajaran tidak akan diserap sehingga mulai bosan menghadapi pelajaran yang diberikan oleh guru itu. Terkait dengan uraian tersebut tugas dan kegiatan pokok guru adalah melaksankan pengajaran. Tugas ini dapat dicapai dengan baik apabila seseorang guru mengetahui secara jelas maksaud dan tujuan pengajaran yang akan dilaksanakan, serta mengelola pengajaran itu sebaik mungkin. Pengelolaan pengajaran yang menjadi tugas guru meliputi ; 1 Menyusun rencana program pengajaran, 2 Menyajikan dan melaksanakan program pengajaran, 3 Melakukan evaluasi belajar, 4 Melakukan analisis hasil evalusi belajar, dan 5 Menyusun program perbaikan Sukari 1999:51. Gagne dan Berliner yang dikutip Bafadal, 1992:26 menjelaskan ada tiga fase pengajaran, yaitu 1 fase sebelum pengajaran, 2 fase saat pengajaran, 3 fase sesudah pengajaran. Tugas guru sebelum mengajar adalah bagaimana merencanakan suatu system pengajaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan tugas guru setelah mengajar adalah bagamana menentukan keberhasilan pengajaran yang telah dilakukan dan mengadakan perbaikan. Ketiga tugas besar ini saling berhubungan dalam mencapai efektivitas dan efisiensi pengajaran. commit to user 39 Tugas pertama, merencanakan pengajaran merupakan tugas pertama guru sebagai pengajar. Merencanakan pengajaran berarti merencanakan suatu sistem pengajaran. Sistem pengajaran merupakan suatu sistem yang kompleks, sehingga tugas merencanakan pengajaran bukanlah tugas yang mudah bagi seorang guru, karena guru dituntut memiliki kemampuan berfikir yang tinggi untuk memecahkan masalah pengajaran. Lebih dari itu, guru juga dituntut memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengidentifikasi unsur-unsur pengajaran dan menghubungkan satu sama lainnya. Tugas guru di bidang pengajaran sama dengan dan relevan dengan langkah-langkah dalam proses perencanaan pengajaran. Dick dan Carey, 1985:3 menjelaskan bahwa komponen-komponen dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan yaitu: 1 Melakukan identifikasi Tujuan Instruksional Umum, 2 Melakukan analisis instruksional, 3 Melakukan identifikasi perilaku dan karekteristik awal siswa, 4 Menulis tujuan kinerja, 5 Melakukan revisi kegiatan instruksional, 6 Mengembangkan butir tes acuan patokan, 7 Mengembangkan strategi intruksional, 8 Mengambangkan dan memilih bahan instruksional, 9 Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, 10 Mendisain dan melaksanakan evaluasi sumatif. Tugas kedua adalah mengajar atau mengimplementasikan rencana pengajaran yang dibuat. Tugas ini merujuk bagamana seseorang guru menciptakan suatu system pengajaran yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Tugas ini mencakup, menyampaikan tujuan pengajaran, menyampaikan materi pelajaran, menggunakan metode-metode serta alat-alat tertentu sesuai dengan rencana, menilai keberhasilan belajar murid, memotivasi, membantu masalah belajar murid. Thomas Green dalam Bafadal, 1992:31 mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas pengajaran menjadi tiga kelompok, yaitu : 1 Aktivitas logis, 2 Aktivitas strategis, 3 aktivitas intruksional. Aktivitas logis pengajaran adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan pemikiran dalam melakukan pengajaran, seperti menjelaskan, menyimpulkan, merangkum dan mendemontrasikan. Aktivitas strategis pengajaran adalah segala aktivitas yang mengacu pada perencanaan atau strategi commit to user 40 dalam pengajaran, seperti memotivasi, bimbingan, pendisiplinan dan bertanya. Sedangkan aktivitas instruksional pengajaran adalah segala aktivitas yang merupakan bagian dari pengorganisasian kerja guru oleh institusi sekolah. Aktivitas-aktivitas ini meliputi pengumpulan dana, pengarsipan laporan, memonitor murid, dan konsultasi dengan orang tua murid. Tugas kegita guru adalah menilai pengajaran. Tugas ini merujuk bagamana guru menilai keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dikelolanya. Tugas menilai pengajaran adalah menilai dibagian-bagian yang tidak berjalan sebagamana mestinya. Tuntutan seorang guru selain seperti uraian diatas, hendaknya guru dapat juga berperan sebagai pembimbing dan memberikan penyuluhan kepada siswa serta membantu memecahkan masalah-masalah mereka, aspek ini tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan tetapi juga menyangkut pengambangan kepribadian dan nilai-nilai para siswa. Hal ini tentunya tidak efektif apabila tanpa dukungan perilaku yang menyebabkan timbulnya proses belajar bagi siswa, hal ini dimaksudkan agar para guru dituntut untuk mengembangkan hubungan pribadi.

d. Indikator Kinerja Guru

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 2 JUWIRING TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 15

PENDAHULUAN PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 2 JUWIRING TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 8

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 16

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 73

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN KERTASARI KABUPATEN BANDUNG.

0 1 17

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR.

0 10 72

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN SUBA.

1 3 64

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI KABUPATEN KARAWANG.

0 0 50

PENGARUH SUPERVISI KLINIS OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMA AL-MA’SOEM JATINANGOR.

1 11 69

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

0 0 14