15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber
belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan Trianto, 2014: 19. Dalam pembelajaran segala kegiatan berpengaruh langsung
terhadap proses belajar siswa, ada interaksi siswa yang tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik lahiriah, akan tetapi siswa dapat berinteraksi dan
belajar melalui media cetak, elektronik, media kaca dan televisi serta radio. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 20 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Terdapat lima komponen pembelajaran yaitu: interaksi, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan. Interaksi
mengandung arti hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Interaksi antara peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan sekitar dapat pula
terjadi dalam upaya meningkatkan pengalaman belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha atau proses interaksi
yang membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut pendapat Johnson dalam Russefendi 1972 menyatakan bahwa matematika adalah unsur- unsur yang tidak didefinisikan,
definisi, aksioma dan dalil- dalil dimana argumen setelah terbukti valid pada umumnya, karena matematika disebut ilmu deduktif. Matematika
menurut Suherman 2003 adalah disiplin ilmu tentang tata cara berpikir dan mengolah logika baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang menekankan cara berpikir dan bernalar.
Berdasarkan penjelasan
diatas dapat
disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi yang melibatkan pengembangan cara berpikir dan bernalar yang membantu siswa belajar
dengan baik. 2.
Perangkat Pembelajaran Menurut Zuhdan, dkk 2011: 16, perangkat pembelajaran adalah alat
atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat media atau pedoman yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dalam mengelola proses
belajar mengajar dapat berupa: silabus, RPP, LKS, bahan ajar, LKS, instrumen penilaian dan alat peraga.
a. Silabus
Silabus merupakan suatu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran
dan rancangan penilaian Trianto, 2009: 201. Dengan kata lain silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu danatau kelompok mata
pelajarantema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokokpembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang
disusun dalam skenario kegiatan. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari
indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum berbaris kompetensi KBK, 2004.
Komponen-komponen penting
yang ada
dalam rencana
pembelajaran meliputi: Standar Kompetensi SK, Kompetensi Dasar KD, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, strategi
pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan evaluasi.
c. Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki peran penting dalam pembelajaran. Penyusunan bahan ajar dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
mempersiapkan bahan kepustakaan atau rujukan buku dan pedoman yang berkaitan dan sesuai untuk menyusun dan mengembangkan
silabus. Bahan ajar memuat kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran dan konsep-konsep.
d. Lembar Kerja Siswa LKS
Menurut Trianto 2007: 73, LKS adalah panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan
semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi. Adapun manfaat pembelajaran menggunakan LKS
menurut Depdiknas. 1
LKS membantu siswa dalam menemukan suatu konsep 2
LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.
3 LKS berfungsi sebagai penuntun belajar
LKS ini disesuaikan dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
e. Instrumen Penilaian
Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar Trianto, 2009: 235. Tes hasil belajar meliputi tes hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar produk, tes hasil belajar proses dan tes hasil belajar psikomotorik.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan Trianto, 2014: 202. Tujuan dari penilaian ini untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
yang telah dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan di sekolah serta dapat dihayati atau diterapkan dan dipertahankan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Penilaian dirancang berdasarkan tiga aspek dalam Paradigma
Pedagogi Reflektif yaitu
Competence, Conscience, Compassion
. Penilaian
competence
semata- mata menilai sejauh mana seorang siswa memiliki pengetahuan terhadap konsep dan teori. Penilaian
conscience
dan
compassion
digunakan untuk mengukur perkembangan karakter- karakter yang terbentuk selama proses belajar mengajar.
Dalam penelitian ini, penilaian
conscience
meliputi tanggung jawab, teliti dan kerja keras.
1 Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan dan mewujudkan tugas dan kewajiban yang
seharusnya dilakukan untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Tuhan.
2 Teliti
Menurut Ashari 2015, teliti berarti cermat dan saksama dalam menjalankan sesuatu. Orang yang teliti mampu berhati-hati dalam
menjalankan sesuatu agar tidak terjadi kesalahan dan mendapatkan hasil yang baik.
3 Kerja Keras
Kerja keras adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan suatu persoalan.
Pada penelitian ini, penilaian
compassion
meliputi menghargai pendapat dan kerja sama.
1 Menghargai Pendapat
Saling menghargai merupakan perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain
sesama mitra kerja. 2
Kerja sama Menurut Soerjono Soekanto 2006: 66, kerja sama merupakan
suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
f. Alat Peraga
Media merupakan suatu saluran untuk komunikasi suatu perantara yang membawa informasi dari pengirim kepada penerima informasi,
informasi itu multimakna dilihat secara terbatas dan luas Hamzah, 2014: 95. Media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat
digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana. Media dalam arti yang sempit dikenal dengan alat peraga.
Alat peraga matematika merupakan bagian dari media
pembelajaran. Ini diperlukan untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep abstrak. Hal ini dimulai dengan mempelajari hal-hal
konkret yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini benda konkret sebagai perantara. Alat peraga matematika direncanakan dan
berguna terutama bagi siswa yang daya abstraknya kurang tajam. Dengan alat yang direncanakan itu siswa aktif mengikuti pembelajaran.
3. Pengembangan
Menurut Borg and Gall 1983: 772, penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan juga
memvalidasi suatu produk dari pendidikan tersebut. Selain itu, menurut Sugiyono 2016: 407 penelitian dan pengembangan merupakan suatu
metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektivitas produk tersebut.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian untuk mengembangkan suatu produk dan
menguji keefektivitas produk dengan melalui proses-proses demi menghasilkan produk yang berkualitas.
Penelitian ini menggunakan metode “Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development ”. Penelitian pengembangan adalah
penelitian yang dilakukan dengan mengadakan percobaan dan penyempurnaan terhadap suatu sistem.
Berikut ini adalah langkah- langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono 2015.
Gambar 2.1 Skema Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono
a. Potensi dan Masalah
Penelitian ini dapat dibuat dengan adanya potensi dan masalah di sekitar kita. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan
akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang didapat
dalam penelitian ini harus ditunjukkan dengan data empirik. Data
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi Desain
Ujicoba Produk
Revisi Produk
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Produksi Masal
potensi dan masalah berdasarkan dokumentasi laporan kegiatan atau laporan penelitian orang lain.
b. Pengumpulan Data
Setelah menemukan potensi dan masalah secara faktual maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi. Informasi ini digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan dalam merancang produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah.
c. Desain Produk
Produk yang dirancang dalam penelitian dan pengembangan ini bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang
dihasilkan melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan. Setiap desain produk harus diwujudkan dalam
gambar, bagan atau uraian ringkas sehingga memudahkan orang lain untuk memahaminya.
d. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk dapat digunakan di lapangan. Validasi ini dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa ahli yang sesuai dengan bidangnya dan berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang.
Validasi desain dapat dilakukan dalam diskusi dengan para ahli. Validasi desain dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dari desain
yang dirancang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Revisi Desain
Setelah melakukan validasi maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan yang ada dicoba untuk dikurangi dengan memperbaiki desain.
Peneliti yang akan merancang desain tersebut yang akan memperbaiki desain yang sudah divalidasi.
f. Ujicoba Produk
Desain produk dapat langsung diujicoba setelah melakukan validasi dan revisi. Ujicoba tahap awal dapat dilakukan dengan simulasi. Setelah
disimulasikan maka desain produk yang dirancang dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi apakah produk yang dirancang lebih efektif dan efisien.
g. Revisi Produk
Setelah melaksanakan ujicoba, akan diketahui bahwa kemungkinan ada kelemahan pada desain produk. Kelemahan yang ada perlu diperbaiki
segera. Setelah diperbaiki, produk tersebut dapat diproduksi masal. h.
Ujicoba Pemakaian Setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada beberapa
revisi di bagian yang tidak terlalu penting maka selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas. Dalam
penerapannya, produk tersebut tetap dinilai kekurangan yang muncul. Hal ini digunakan untuk perbaikan lebih lanjut.
i. Revisi Produk
Dalam pemakaian di lembaga pendidikan yang lebih luas jika terdapat kekurangan atau kelemahan maka perlu dilakukan revisi produk.
j. Produksi Masal
Bila suatu produk telah dinyatakan efektif dan mempunyai kualitas dalam beberapa kali pengujian maka produk tersebut dapat diterapkan pada setiap
lembaga pendidikan. 4.
Paradigma Pedagogi Reflektif Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan pola pikir dalam menumbuh
kembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mengutamakan nilai kemanusiaan. Pola pikir dalam membentuk pribadi yang mengutamakan
nilai kemanusiaan yaitu siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan. Kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar
merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya siswa difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan
nilai tersebut Tim Penerbit Kanisius, 2008. Menurut Suparno 2014, PPR adalah pedagogi bukan sekedar metode
pembelajaran. Pedagogi berarti merupakan suatu pendekatan dimana pendidik mendampingi siswa agar siswa berkembang menjadi pribadi yang
utuh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Suparno 2014, terdapat lima unsur dalam Paradigma Pedagogi Reflektif PPR sebagai berikut:
a. Konteks
Menurut Suparno 2016, dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru perlu mengerti konteksnya yang artinya guru harus
mengenal pribadi siswa yang akan diajar, lingkungan dan sekolah. Konteks ini akan mempengaruhi pilihan pengalaman dan juga model
pembelajaran yang akan digunakan. Semakin pembelajaran kita sesuai dengan konteksnya maka siswa akan semakin mudah dalam memahami
materi tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konteks adalah suatu kondisi dimana suatu keadaan terjadi.
b. Pengalaman
Menurut Tim Penerbit Kanisius 2008: 42, pengalaman untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas dan saling memuji adalah
pengalaman bekerja sama dalam kelompok kecil yang direkayasa sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang intensif, ramah dan sopan, penuh
tenggang rasa dan akrab. Pengalaman sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru harus menyediakan pengalaman itu bagi siswa
sehingga siswa sungguh mengalami sendiri dan pengalaman itu menjadi miliknya. Pengalaman yang dialami menyangkut aspek pengalaman
kognitif, afektif dan psikomotorik Suparno, 2016. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami yang sudah lama atau
baru saja terjadi. c.
Refleksi Refleksi adalah langkah yang sangat penting dalam mendalami
pengalaman yang ada. Refleksi sangat membantu siswa dalam menggali pengalaman mereka sedalam-dalamnya serta membantu mereka
menemukan makna bagi hidup pribadi dan hidup kemasyarakatan. Guru menfaslitasi dengan pertanyaan-pertanyaan agar siswa merefleksikannya.
Melalui refleksi, diharapkan siswa mampu membentuk diri menjadi pribadi yang lebih utuh dan sesuai nilai yang terbentuk melalui
pengalaman. d.
Aksi Ketika siswa mempunyai pengalaman yang menyentuh hatinya, maka
siswa mudah dibantu untuk merefleksikannya. Hasil refleksi yang didapat akan memunculkan aksi tertentu. Aksi tersebut berupa aksi batin dan aksi
nyata. Aksi batin berkaitan erat dengan sikap yang muncul sedangkan aksi nyata berupa tindakan nyata yang dilakukan dalam kehidupan. Dalam hal
ini guru membimbing dan menfasilitasi guru dengan pertanyaan- pertanyaan agar dapat membentuk niat yang diharapkan akan
ditindaklanjuti dengan perbuatan atau perilaku. e.
Evaluasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah melalui proses pengalaman, refleksi dan aksi yang terjadi maka diadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat membantu dalam mengetahui
apakah pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar atau tidak. Evaluasi juga dilakukan berkaitan dengan dampak pada sikap dan perilaku
siswa.
5. Model Pembelajaran Pengajuan dan Pemecahan Masalah
Menurut Piaget dalam Muijs Reynolds, 2008 mengatakan bahwa untuk memahami bagaimana anak berpikir harus melihat perkembangan
kualitatif dari
kemampuan mereka
mengatasi masalah.
Untuk mengembangkan kemampuan tersebut menggunakan konsep masalah
sebagai suatu situasi tugas yaitu dengan pengajuan dan pemecahan masalah Pehkonen, 1997.
Pada dasarnya model
JUCAMA
mengikuti sintaks model-model umum yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Berikut ini akan dijabarkan
langkah- langkah model
JUCAMA
menurut Siswono: a.
Kegiatan Pendahuluan atau Awal 1
Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta menyiapkan siswa
agar konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran 2
Memotivasi siswa Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh-contoh materi
dalam kehidupan sehari hari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kegiatan Inti 1
Menyajikan informasi Guru meminta siswa untuk membaca informasi yang terdapat dalam
buku ajar 2
Mengorientasikan siswa pada kelompok-kelompok Guru meminta siswa duduk dalam kelompok masing-masing dan
memberi tugas kelompok dan membagikan LKS 3
Membimbing penyelesaian secara individual maupun kelompok Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan tugas dari LKS dan
mengarahkan belajar secara efektif dan efisien. 4
Menyajikan hasil penyelesaian pemecahan dan pengajuan masalah Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan
memberikan penilaian terhadap aktifitas. c.
Kegiatan Penutup Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik serta
evaluasi.
6. Materi Pembelajaran Pythagoras
a. Teorema Pythagoras
Menurut Nugroho 2009: 99, dalil Pythagoras ditemukan oleh Pythagoras, seorang ahli matematika bangsa Yunani. Beliau
mengungkapkan bahwa kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga siku- siku adalah sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi-sisi lain.
Menurut Wahyuni 2008: 120, pada suatu segitiga siku-siku berlaku: “kuadrat sisi terpanjang hipotenusa sama dengan jumlah
kuadrat sisi siku-sikunya ”.
Gambar 2.2 Segitiga Siku-siku
Sesuai dengan teorema Pythagoras, pada segitiga yang siku-
siku di berlaku : �
2
=
2
+
2
Adapun cara untuk membuktikan teorema Pythagoras
Gambar 2.3 Persegi ABCD berukuran a + b
Bukti : Luas Daerah yang Diarsir = Luas empat segitiga siku − siku
= × Luas Segitiga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= × × � × = �
dan Luas daerah yang tidak diarsir = luas persegi EFGH = ×
=
2
Luas Persegi ABCD = � + × � +
= �
2
+ � +
2
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan ∶
Luas Persegi ABCD = Luas empat segitiga siku − siku + luas persegi EFGH
�
2
+ � +
2
= � +
2
�
2
+ � +
2
− � = � +
2
− � �
2
+ � − � +
2
= � − � +
2
�
2
+
2
=
2
b.
Penggunaan Teorema Pythagoras
1 Kebalikan DalilTeorema Pythagoras
Berlaku kebalikan teorema Pythagoras, yaitu Jika pada segitiga
terdapat hubungan �
2
=
2
+
2
, maka segitiga siku- siku di
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Secara umum dapat dibuat kesimpulan : a
Jika kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut siku- siku
b Jika kuadrat sisi miring jumlah kuadrat sisi yang laian maka
segitiga tersebut lancip c
Jika kuadrat sisi miring jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut tumpul.
2 Tripel Pythagoras
Misal � adalah tiga bilangan asli dan berlaku
�
2
=
2
+
2
maka �, , dan disebut
tripel Pythagoras
. 3
Sudut- sudut Istimewa a
Segitiga Istimewa dengan Sudut
°
,
°
, dan 90
°
Gambar 2.4 Segitiga sama kaki
Pada segitiga istimewa dengan sudut
°
,
°
, dan 90
°
, panjang sisi miring adalah
√ kali panjang sisi lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Segitiga Istimewa dengan Sudut 0
°
,
°
, dan 90
°
Gambar 2.5 Segitiga sama sisi
Selanjutnya, membagi sudut di titik C menjadi dua sudut dengan besar sudut yang sama.
Gambar 2.6 Segitiga dengan besar sudut
��
°
, ��
°
, dan
��
°
Pada segitiga istimewa dengan sudut
°
,
°
, dan 90
°
, panjang sisi miring adalah 2 kali sisi terpendek dan panjang sisi lainnya
adalah √ kali sisi terpendek.
c Diagonal Bidang dan Diagonal Ruang
Dalil Pythagoras juga digunakan pada bangun datar dan bangun ruang. Pada bangun ruang seperti kubus dan balok, dalil
Pythagoras digunakan untuk menentukan panjang rusuk, panjang diagonal bidang dan panjang diagonal ruang.
c. Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema
Pythagoras Dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dalam bentuk soal cerita,
untuk memudahkannya terlebih dahulu dibuat ilustrasi atau sketsa ukuran yang diketahui. Setelah itu diselesaikan dengan menggunakan
teorema Pythagoras.
B. Penelitian yang Relevan