Definisi Job Satisfaction Job Satisfaction

task significance , autonomy, dan job feedback berkontribusi pada munculnya job satisfaction pada pekerja. Adapula faktor yang termasuk mempengaruhi job satisfaction pada perawat adalah bekerja pada pekerjaannya saat ini, bayaran atau gaji, kesempatan untuk promosi, supervisi atau atasan, dan rekan kerja Bormann Abrahamson, 2014. Penelitian mengenai job satisfaction pada perawat AbuAlRub, Omari, Al-Zaru, 2009, mengatakan bahwa dukungan sosial dari supervisor dan rekan kerja merupakan faktor utama yang menentukan ada job satisfaction. Dikatakan bahwa perawat yang memiliki dukungan yang lebih dari supervisor atau rekan kerjanya akan menghasilkan tingkat job satisfaction yang tinggi. AbuAlRub, et al. 2009 juga mengatakan bahwa komunikasi dengan supervisor dan rekan kerja merupakan faktor yang berkorelasi positif dengan job satisfaction . Social exchange merupakan teori yang tepat untuk melihat hubungan interpersonal dalam pekerjaan Edwards, Bell, Arthur, Jr., Decuir, 2008, termasuk adanya komunikasi dan dukungan dari supervisor dan rekan kerja. Leader-member exchange LMX merupakan salah satu teori mengenai social exchange. Pada penelitianya, Vecchio et al. dalam Volmer, Niessen, Spurk, Linz Abele, 2011 menemukan bahwa LMX secara positif mempengaruhi munculnya job satisfaction pada karyawan di rumah sakit. Gerstner dan Day 1997 juga menyebutkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahwa anggota akan memiliki job satisfaction yang tinggi ketika dia memiliki kualitas Leader-member exchange LMX yang tinggi. Podsakoff dan MacKenie menemukan bahwa bertambahnya job satisfaction pada karyawan karena adanya kualitas LMX yang tinggi dalam Lapierre Hackett, 2007. Loi et al. 2014 mengatakan bahwa karyawan yang merasa puas akan pekerjaannya dikarenakan memiliki tingkat LMX yang tinggi dengan adanya support dari supervisor. Tingginya kualitas LMX merupakan faktor keberhasilan untuk memperkuat organizational identification dan perasaan yang positif pada karyawan, termasuk job satisfaction. Tingginya LMX pada karyawan akan menunjukkan tingginya job satisfaction pada karyawan karena adanya organizational identification pada karyawan yang menghasilkan kepuasan secara kognitif dan perasaan mengenai pekerjaan mereka. Job satisfaction juga dapat dipengaruhi oleh employee engagement. Seorang karyawan yang memiliki engagement yang tinggi akan menunjukkan optimisme dan perilaku proaktif sebagai bentuk keterlibatannya dalam organisasi sehingga akan menciptakan perasaan dan suasana yang positif pada lingkungan kerja, termasuk munculnya job satisfaction Bakker dan Demerouti, 2008. Salah satu bentuk employee engagement, yaitu dedikasi, dikatakan memiliki pengaruh yang kuat akan munculnya job satisfaction. Karyawan yang engage akan melakukan pekerjaannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan semangat dan merasa tertantang oleh pekerjaannya tersebut. Sikap tersebut membantu mereka menemukan makna dalam pekerjaannya, yang mana akan membuat mereka memiliki job satisfaction yang tinggi Giallonardo et al., 2010.

B. Leader-Member Exchange LMX

1. Definisi Leader-Member Exchange LMX

Pada umumnya, LMX seringkali dihubungkan pada faktor sikap dan performansi, khususnya pada karyawan Gerstner Day, 1997. Teori LMX secara khusus juga membahas mengenai hubungan timbal balik yang terjadi antara pemimpin dan anggotanya Gerstner Day, 1997. Erdogan Enders 2007 menjelaskan bahwa kualitas hubungan leaders, supervisor atau atasan dengan bawahan mereka dalam lingkungan kerja dan bagaimana mereka dapat saling mempengaruhi disebut juga sebagai LMX itu sendiri. Konsep mengenai LMX pertama kali dikemukakan oleh Graen dan teman-temannya sejak 1973 Gerstner Day, 1997. Meski demikian, Gerstner dan Day menjelaskan bahwa LMX dibedakan dari teori kepemimpinan lainnya dengan berfokus pada hubungan timbal balik antara pemimpin dengan anggotanya. Berbeda dengan teorinya sebelumnya, yang mencoba menjelaskan kepemimpinan yang dilihat dari fungsi dan karakteristik pada pemimpinnya, fokus penelitian LMX dilihat dari hubungan timbal balik ini. Berdasarkan teori LMX tersebut, perkembangan kualitas hubungan antara pemimpin dan anggotanya dapat mempengaruhi outcomes dari individu, kelompok dan organisasi itu sendiri Gerstner Day, 1997. Rockstuhl et al. 2012 mengatakan bahwa pada prinsip LMX, sikap dan perilaku anggota atau bawahan terkait pekerjaan bergantung pada bagaimana pemimpin memberikan perlakuan kepada anggotanya. Meski demikian, hal mendasar pada teori LMX adalah seorang pemimpin akan memberi perlakuan yang berbeda dalam membangun relasi dengan setiap anggotanya Graen Uhl-Bhien, 1995, sehingga setiap anggota pun memiliki kualitas relasi yang berbeda-beda dengan pemimpinnya. Hal ini yang kemudian dapat dilihat tinggi atau rendahnya kualitas LMX pada pemimpin dan anggotanya. Kualitas LMX yang tinggi melebihi relasi yang hanya berlandaskan kontrak kerja semata, tetapi relasi yang sudah menyangkut aspek-aspek afektif seperti kepercayaan, saling menghormati dan rasa tanggung jawab bersama dalam perusahaan. Namun sebaliknya, kualitas LMX yang rendah hanya didasarkan pada tuntutan formal kontrak kerja dimana karyawan melakukan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab dalam job desk mereka dan dibayar sesuai dengan ketentuan yang ada Breevaart et al., 2015. Tingginya kualitas LMX akan memberikan dampak positif bagi organisasi, karena performansi karyawan yang semakin tinggi. Dalam hal ini, karyawan akan menjadi lebih terlibat ketika kualitas LMX yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI