Uji Normalitas Uji Linearitas

Pada hasil uji korelasi ini, dapat dilihat bahwa LMX dan job satisfaction memiliki koefisien korelasi r sebesar 0.539 dengan nilai signifikansi p sebesar 0.000 p 0.05. Hasil menunjukkan korelasi positif dan signifikan antara LMX dan job satisfaction sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi LMX yang dimiliki perawat semakin tinggi juga job satisfaction yang dialami perawat. Maka dari itu, hipotesis penelitian diterima. H2: Terdapat hubungan positif antara LMX dengan employee engagement. Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasional antara LMX dengan employee engagement Correlations Leader-Member Exchange Employee Engagement Leader-Member Exchange Pearson Correlation 1 .184 Sig. 2-tailed .020 N 159 159 Employee Engagement Pearson Correlation .184 1 Sig. 2-tailed .020 N 159 159 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Pada hasil uji korelasi ini, dapat dilihat bahwa LMX dan employee engagement memiliki koefisien korelasi r sebesar 0.184 dengan nilai signifikansi p sebesar 0.020 p 0.05. Hasil menunjukkan korelasi positif dan signifikan antara LMX dan employee engagement sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi LMX yang dimiliki perawat semakin tinggi juga employee engagement yang dimiliki perawat. Maka dari itu, hipotesis penelitian diterima. Selanjutnya, peneliti akan membuktikan bahwa employee engagement tidak berkorelasi dengan job satisfaction. Peneliti menggunakan uji metode analisis korelasional Spearman dalam melakukan uji korelasional ini. Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasional antara employee engagement dengan job satisfaction Correlations Employee Engagement Job Satisfaction Spearmans rho Employee Engagement Correlation Coefficient 1.000 .054 Sig. 2-tailed . .500 N 159 159 Job Satisfaction Correlation Coefficient .054 1.000 Sig. 2-tailed .500 . N 159 159 Pada hasil uji korelasi ini, dapat dilihat bahwa employee engagement dan job satisfaction memiliki koefisien korelasi r sebesar 0.054 dengan nilai signifikansi p sebesar 0.500 p0.05. Hasil ini membuktikan bahwa tidak adanya korelasi positif dan tidak signifikan antara employee engagement dengan job satisfaction.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara leader- member exchange LMX dan job satisfaction dengan employee engagement sebagai mediator dari hubungan antar variabel tersebut. Baron dan Kenny 1986 mengemukakan bahwa terdapat tiga kondisi yang menjadi syarat untuk menentukan adanya mediasi. Kondisi pertama yaitu independent variable IV, dimana pada penelitian ini adalah LMX harus memiliki hubungan dengan mediator, yaitu employee engagement. Kedua, mediator employee engagement harus memiliki hubungan dengan dependent variable DV, yang dalam penelitian ini adalah job satisfaction . Ketiga, hubungan yang signifikan antara IV LMX dan DV job satisfaction akan berkurang atau tidak lagi menjadi signifikan ketika mengendalikan mediator. Pada kondisi ketiga ini, LMX dan job satisfaction harus memiliki hubungan terlebih dahulu. Namun berdasarkan pada uji asumsi linearitas, dapat dilihat bahwa hubungan antara employee engagement dan job satisfaction tidak dapat dikatakan linear karena nilai signifikansi p sebesar 0.820 yang lebih besar dari 0.05 p 0.05. Hal ini juga dibuktikan pada tabel 4.10 bahwa variabel employee engagement tidak berkorelasi dengan job satisfaction. Hasil tersebut tidak memenuhi syarat kedua dalam melakukan mediasi sehingga dapat dikatakan employee engagement tidak lagi berfungsi sebagai variabel mediator, dengan kata lain bahwa variabel mediator dapat dikatakan gugur. Hal ini berdampak pada hipotesis keempat H4 bahwa employee engagement memediasi hubungan antara LMX dan job satisfaction tidak dapat diuji hipotesis atau sama dengan gugur. Peneliti juga ingin membuktikan asumsi bahwa hubungan antara employee engagement dan job satisfaction yang tidak dapat dikatakan linear biasanya dikarenakan tidak adanya korelasi antara employee engagement dan job satisfaction. Berdasarkan uji korelasi Spearman, terdapat nilai signifikansi p sebesar 0.500 p0.05 antara variabel employee engagement dengan job satisfaction dengan koefisien korelasi r sebesar 0.054. Hasil ini menunjukkan dan membuktikan bahwa tidak ada hubungan maupun signifikan antara kedua variabel tersebut. Employee engagement tidak bisa menjadi variabel mediator dan dapat dikatakan gugur. Hasil ini berseberangan dengan penelitian yang dilakukan Saks 2006 yang menunjukkan bahwa employee engagement mempengaruhi adanya job satisfaction pada karyawan. Karyawan yang engage akan berdampak pada outcomes yang positif, salah satunya job satisfaction. Penelitian lain juga mengatakan bahwa adanya engagement pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI