Skala Leader-Member Exchange Alat Pengumpulan Data

untuk melihat sejauh mana item mampu membedakan antara kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Metode statistik yang digunakan untuk seleksi item pada penelitian ini adalah korelasi item total. Korelasi item total ini dapat menunjukkan item-item yang paling baik mengukur isi atau konstruk yang sedang diukur Supratiknya, 2014. Kriteria skor yang digunakan untuk memastikan item dikatakan memenuhi syarat jika koefisien korelasi item total ≥ 0,30 berarti item tersebut memiliki daya diskriminasi yang memuaskan dan layak digunakan. Sebaliknya jika koefisien korelasi item total 0,30 berarti item dianggap tidak layak digunakan dalam penelitian Azwar, 2012. Penyusun skala tes boleh menentukan sendiri batasan minimal daya diskriminasi item dengan mempertimbangkan isi dan tujuan pengukuruan skala Azwar, 2012. Dalam hal ini, terdapat toleransi untuk tetap menggunakan item yang memiliki skor korelasi item total di bawah 0,3. Apabila jumlah skor korelasi item total yang lolos tidak mencakup jumlah yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan batas kriteria menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Pada skor item dari skala job satisfaction terdapat item yang memiliki skor di bawah 0,3 namun masih dalam batas toleransi. Masing-masing item skala ini memiliki skor di atas 0,25 yang berkisar antara 0,271 sampai dengan 0,747 yang berarti keseluruhan item pada skala ini dikatakan reliable. Kemudian masing-masing item dari skala LMX memiliki skor di atas 0,3 yang berkisar antara 0,384 hingga 0,655 yang menandakan bahwa keseluruhan item pada skala LMX dikatakan reliable. Begitu pula dengan keseluruhan item-item pada skala employee engagement dikatakan reliable dengan masing-masing skor item berada di atas 0,3 yang berkisar antara 0,330 sampai dengan 0,612. Hal ini berarti tidak ada item yang digugurkan. Dengan demikian, masing-masing variabel job satisfaction akan diukur dengan 14 item, variabel LMX diukur dengan 11 item dan employee engagement diukur dengan 6 item skala.

3. Reliabilitas Alat Ukur

Azwar 2012 menyatakan bahwa konsep reliable mengacu pada kemampuan alat ukur menghasilkan skor yang cermat dengan error yang kecil. Tinggi rendahnya reliabilitas alat ukur ditunjukkan oleh skor koefisien reliabilitas. Semakin tinggi skor koefisien reliabilitas, maka semakin baik alat ukur yang digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji reliabilitas untuk memastikan apakah alat ukur yang digunakan dapat dipercaya kecermatannya. Reliabilitas dapat diukur dengan menghitung koefisien reliabilitas alpha Cronbach Supratiknya, 2014 dalam program SPSS 22. Sama halnya dengan reliabilitas item dimana koefisien reliabilitas berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Apabila koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1,00 berarti menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan semakin reliable. Alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila memiliki koefisien reliabilitas ≥ 0,70. Dalam hal ini, alat tes yang memiliki koefisien reliabilitas 0,70 merupakan alat tes yang kurang baik karena menunjukkan adanya error dan mengindikasikan bahwa hasil tes kurang memadahi untuk digunakan Guilford, dalam Supratiknya, 2014. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alpha Cronbach dalam mengukur reliabilitas karena selain mudah, alpha Cronbach dapat melihat hubungan antara item apakah saling merusak atau tidak. Peneliti juga tidak menggunakan pengukuran yang bersifat unidimensi karena konstruk psikologi lebih cenderung menggunakan pengukuran bersifat multidimensi. Kemudian alat ukur yang digunakan merupakan skala adaptasi, sehingga peneliti perlu memperhatikan koefisian reliabilitas yang telah diuji cobakan pada setiap skala adaptasi. a. Skala Job Satisfaction Pada skala job satisfaction yang diukur menggunakan SPSS 22 diperoleh skor koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar α = 0.852. Hal ini menunjukkan bahwa skala job satisfaction yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi.