Uji Asumsi Hasil Analisis Data Penelitian

tabel -1,990 t hitung 1,422 yang berarti tidak ada perbedaan kepuasan kerja antara prajurit tamtama dan bintara Priyatno, 2014. Berikut tabel hasil perbandingannya : Tabel 16. Hasil analisis tambahan perbandingan kepuasan kerja antara prajurit tamtama dan bintara Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T df Sig. 2- tailed Kepuasan Kerja Equal variances assumed 19,631 ,000 1,415 103 ,160 Equal variances not assumed 1,422 80,654 ,159

C. Pembahasan

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis Spearman menunjukkan bahwa koefisisen korelasi antara variabel promosi dengan variabel kepuasan kerja sebesar 0,028 dengan signifikansi sebesar p = 0,387. Koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara promosi dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI, khuusnya di Batalyon Armed 11Kostrad. Hasil penelitian ini menunjukkan hal yang berbeda dibandingkan dengan hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad dan Akthter 2010 di pabrik garmen, penelitian yang dilakukan oleh Rehman et al. 2010 di perusahaan penyedia layanan listrik, dan penelitian yang dilakukan oleh Khan dan Mishra 2013 kepada staff akademik di sebuah universitas menunjukkan adanya hubungan antara promosi dengan kepuasan kerja. Peneliti berasumsi perbedaan hasil penelitian tersebut kemungkinan disebabkan oleh situasi kerja yang berbeda diantara perusahaan dan lembaga akademik dengan militer. Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada prajurit tamtama dan bintara didapatkan bahwa kepuasan kerja yang mereka rasakan dipengaruhi oleh kegiatan pembinaan satuan yang dilakukan di batalyon. Pembinaan satuan sendiri merupakan tanggung jawab dari komandan batalyon dan dilaksanakan oleh semua personel untuk mencapai tugas pokok satuan. Pelaksanaan pembinaan satuan dibantu oleh beberapa staff. Staff yang secara khusus menangani personel adalah Staff 3 Bidang Personel yang memang memiliki tugas pokok untuk mengurus kesejahteraan para personel. Tugas dari Staff 3 Bidang Personel antara lain mengurus usul kenaikan pangkat, perijinan atau cuti, pendidikan, kesehatan, sampai melakukan pemberian sanksi kepada prajurit yang melakukan pelanggaran Komunikasi Pribadi, 15 Agustus 2015. Kegiatan-kegiatan pembinaan satuan yang dilakukan antara lain penyelenggaraan bimbingan kepada prajurit yang akan mengikuti tes kenaikan tingkat kepangkatan dari tamtama ke bintara maupun dari bintara ke perwira, pembinaan prajurit baik secara mental maupun rohani, pelaksanaan konseling bagi prajurit yang memiliki masalah, pemberian penghargaan kepada prajurit yang berprestasi, hingga pemberian bantuan bagi anak-anak prajurit yang memiliki prestasi Komunikasi Pribadi, 15 Agustus 2015. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, para prajurit merasa bahwa atasan mereka memiliki perhatian yang baik kepada prajuritnya. Perhatian yang diberikan tidak hanya sekedar memberikan apresiasi terhadap tugas yang telah dilaksanakan, tetapi juga perhatian pada kesejahteraan para prajuritnya. Sebagai contoh, adanya bimbingan bagi prajurit yang akan mengikuti tes kenaikan tingkat kepangkatan dirasa sangat membantu, para prajurit memiliki kesempatan untuk lebih mempersiapkan diri mereka. Adanya bimbingan tersebut memberikan para prajurit juga kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan kenaikan pangkat yang juga akan diikuti dengan peningkatan kesejahteraan fisik mereka Komunikasi Pribadi, 15 Agustus 2015. Bentuk-bentuk kegiatan pembinaan satuan yang membuat para prajurit merasa diperhatikan dan mendapatkan apresiasi dapat dikategorikan sebagai reward non finansial. Imran et. al 2014 mengatakan bahwa hal yang dapat dikategorikan sebagai reward non finansial adalah penghargaan, pujian, dan apresiasi. Pekerja akan merasa senang ketika mendapatkan suatu pujian dan penghargaan. Hal ini yang kemudian juga dirasakan oleh para prajurit ketika merasa diperhatikan dan mendapatkan apresiasi dari atasan. Penghargaan yang diberikan juga dapat memberikan energi yang lebih kepada pekerja untuk dapat mencapai tujuan dari organisasi, khususnya bagi para prajurit adalah untuk mencapai tugas pokok satuan di Batalyon Armed 11Kostrad. Berdasarkan hasil penelitian juga ditemukan adanya perbedaan antara mean teoretik dan mean empirik pada kedua variabel. Variabel promosi memiliki nilai mean empirik 81,1238 mean teoretik 80 dengan signifikasni sebesar p = 0,028 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan mean teoretik. Perbedaan tersebut menunjukkan para prajurit menilai promosi yang diberikan telah dilaksanakan dengan adil. Pada variabel kepuasan kerja, didapatkan mean empirik 88,5048 mean teoretik 62,5 dengan signifikansi sebesar p = 0,000 0,05. Nilai signifikansi menunjukkan adanya perbedaan yang siginifikan antara mean empirk dan mean teoretik. Hal tersebut menunjukkan bahwa para prajurit memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Adanya perbedaan mean empirik dan mean empirik khususnya pada variabel kepuasan kerja menunjukkan adanya perbedaan antara asumsi awal peneliti dengan hasil penelitian yang didapatkan. Pada asumsi awal, peneliti mengasumsikan bahwa kepuasan kerja prajurit TNI cukup rendah, sebaliknya pada hasil penelitian peneliti mendapatkan bahwa kepuasan kerja prajurit TNI cenderung tinggi. Perbedaan antara asumsi awal dengan hasil penelitian mengenai kepuasan kerja tersebut kemungkinan dapat disebabkan oleh para prajurit TNI yang dituntut untuk memiliki loyalitas tinggi dalam menjalankan tugasnya. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang prajurit TNI dimana setiap prajurit harus selalu berdasar pada sumpah prajurit dan harus selalu siap sedia serta menerima apa yang didapatkannya Komunikasi Pribadi, 16 Maret 2015. Berdasarkan pada hasil analisis tambahan dengan menggunakan Independet Sample T Test didapatkan bahwa nilai t hitung pada equal variance not assumed sebesar 1,422 dan didapatkan nilai t tabel sebesar - 1.990. Hasil tersebut menunjukkan bahwa – t tabel -1,990 t hitung 1,422 yang berarti tidak ada perbedaan kepuasan kerja antara prajurit tamtama dan bintara Priyatno, 2014. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan bahwa tidak adanya perbedaan kepuasan kerja antara prajurit tamtama dan bintara dapat dikarenakan adanya persamaan peran dalam melaksanakan tugas. Prajurit tamtama dan bintara memiliki peran yang sama, yaitu sebagai pelaksana dalam tugas-tugas kemiliteran Komunikasi Pribadi, 15 Agustus 2015.