68
2.3 KERANGKA BERFIKIR
Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat diambil pokok pemikiran bahwa pembelajaran IPS di SDN Ngijo 01 kota Semarang belum mencapai hasil
yang optimal. Berbagai faktor penyebab baik dari guru, siswa, maupun sarana dan media pembelajaran juga menjadi kendala dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Dalam pelaksanaanya guru masih mendominasi kegiatan belajar mengajar didalam kelas, guru kurang inovatif dalam menggunakan model dan
media pembelajaran, guru juga sering memberikan tugas kepada siswa dan kemudian meninggalkan kelas. Dalam proses pembelajaran pun, guru tidak
membentuk kelompok diskusi antar siswa, sehingga interaksi antar siswa dalam bertukar pendapat masih sangat kurang. Siswa juga lebih senang jika
penyampaian materi oleh guru disertai dengan gambar-gambar yang menarik. Selama kegiatan pembelajaran, siswa kurang dituntut untuk berpikir kritis dan
luas dalam menanggapi masalah yang dikemukakan guru. Sehingga siswa memiliki minat dan motivasi belajar yang bisa dikatakan rendah, siswa
cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran dan menyebabkan hasil belajar siswa menjadi kurang optimal.
Oleh karena itu peneliti memperbaiki kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas III SDN Ngijo 01 melalui model pembelajaran Make a Match
dengan berbantuan media Audio Visual yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Adapun alur kerangka berfikir dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dapat digambarkan sebagai berikut:
69
Bagan 2.1 Alur Kerangka Berfikir
Kondisi Awal Pembelajaran IPS
Langkah-langkah tindakan melalui model pembelajaran Make a Match dengan media Audio Visual :
1. Guru menyampaikan materi jenis-jenis pekerjaan dengan dibantu
media audio visual yang berisi tayangan tentang jenis pekerjaan di lingkungan sekitar.
2. Siswa di kelompokkan kedalam dua kelompok, kelompok A dan
kelompok B. 3.
Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B terkait dengan materi jenis-jenis
pekerjaan. 4.
Guru menyampaikan instruksi bermain kartu make a match kepada siswa bahwa mereka harus mencarimencocokan kartu yang dipegang
dengan kartu kelompok lain. 5.
Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B.
6. Jika waktu sudah habis, siswa yang belum menemukan pasangan
diminta untuk berkumpul tersendiri 7.
Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Siswa laian memperhatikan dan memberi tanggapan
8. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kococokan
pasangan 9.
Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.
10. Tarik kesimpulan
Pelaksanaan Pembelajaran IPS
Kondisi Akhir Pembelajaran IPS
1. Keterampilan guru meningkat
2. Aktivitas siswa meningkat
3. Hasil belajar meningkat
Guru :
1. Kurang inovatif dalam menerapkan model dan media pembelajaran.
2. Tidak pernah membentuk kelompok diskusi ketika proses
pembelajaran.
Siswa :
1. Kurang antusias
2. Lebih senang jika pembelajaran disertai dengan gambar-gambar
yang menjelaskan materi 3.
Lebih tertarik jika pembelajaran disertai permainan 4.
Hasil belajar siswa rendah
70
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN