41
menyenangkan, dan efektif. Tentu saja guru harus menimba ilmunya dan melatih keterampilannya, agar ia mampu menyajikan pembelajaran IPS SD dengan
menarik. Berdasarkan dari ulasan di atas, dapat di simpulkan bahwa mata pelajaran
IPS di sekolah dasar harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak usia 7- 12 tahun yaitu tingkat intelegensi anak untuk berfikir secara kongkrit. Padahal
materi dalam mata pelajaran IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Untuk itu berbagai teknik dan metode dalam menyampaikan materi
kepada anak SD perlu dikaji lebih lanjut agar memungkinkan anak dapat menerima konsep abstrak tersebut. Dalam hal ini, guru mempunyai peran yang
sangat penting untuk menyampaikan secara tepat materi yang tengah diajarkan. Hendaknya dalam penyampaian materi, guru menggunakan model pembelajran
yang inovatif agar proses belajar mengajar lebih menarik, menyenangkan, dan efektif. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti memilih salah satu
model pembelajaran inovatif tipe make a match untuk mengajarkan mata pelajaran IPS pada siswa kelas III SD.
2.1.7 Cakupan Materi IPS dalam KTSP
Pembelajaran KTSP pada mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Selain itu mata pelajaran ini disusun secara sistematis, komprehensif,
dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
42
dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang
ilmu yang berkaitan KTSP, 2006. Menurut Taneo 2010:6 istilah IPS bagi sekolah dasar dan menengah
merupakan hasil perpaduan dari mata pelajaran geografi, ekonomi, ilmu poitik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, dan sosiologi. Materi IPS untuk
jenjeng sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik
kemampuan berfikir peserta didik yang bersifat holistik. Pengorganisasian kurikulum IPS untuk SD lebih baik menggunakan
pendekatan fusi. IPS sebagai materi pelajaran tidak menekankan disiplin ilmiahnya. Hal ini dikarenakan pada tingkat SD, kemampuan berpikir abstrak
masih sulit dikembangkan. Kemampuan berpikir pada tingkat sekolah dasar lebih banyak bersifat konkret. Oleh sebab itu materi yang dikembangkan bersifat
tematis. Tema-tema yang dikembangkan harus berangkat dari fenomena kehidupan sosial sehari-hari yang dilihat dan dialami oleh siswa.
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain: 1.
segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan
dunia dengan berbagai permasalahannya 2.
kegiatan manuasia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi.
43
3. lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan
antropologi yang terdapat sejak lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
4. kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang
dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh- tokoh dan kejadian-kejadian besar.
5. anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian,
permainan, keluarga. Berdasarkan ulasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa materi dalam
mata pelajaran IPS SD merupakan hasil perpaduan dari berbagai cabang ilmu sosial seperti geografi, ekonomi, ilmu poitik, ilmu hukum, sejarah, antropologi,
psikologi, dan sosiologi. Selain itu, materi IPS untuk sekolah dasar masih bersifat tematik. Tema yang dikembangkan pun harus berkaitan dengan kehidupan sosial
sehari-hari yang berhubungan dengan siswa. Dalam penelitian ini, materi IPS yang diajarkan adalah kegiatan manusia mata pencaharian yaitu mengenai
jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar.
2.1.8 Evaluasi Pembelajaran IPS di SD