55 7. Dua potongan daun satu potongan diberi perlakuan dan satu lagi sebagai kontrol
dimasukkan ke dalam petri dish berlubang yang ditutup kain kasa; 8. Larva ulat S. litura Linn instar 3 sebanyak 8 ekor dimasukkan ke dalam masing-
masing petri dish, lalu ditutup; 9. Pengamatan dilakukan pada jam ke-24 dengan menghitung bagian daun yang tidak
dikonsumsi larva pada perlakuan dan kontrol. Tiap perlakuan diulangi 5 kali; 10. Persentase aktivitas antifeedantnya dihitung dengan rumus Narasimhan et al.
2005 sebagai berikut: bagian daun yang tidak dikonsumsi kontrol – perlakuan
x 100 bagian daun yang tidak dikonsumsi kontrol + perlakuan
11. Untuk mengetahui tingkat aktivitas antifeedant dari contoh dihitung nilai Effective Inhibitor
EI
50
secara analisis probit menggunakan software SPSS versi 12; dan 12. Asap cair danatau fraksi-fraksinya yang berpotensi sebagai antifeedant bagi larva
dianalisis komponen kimianya dengan teknik GCMS.
3.3.5 Aplikasi Komarasca pada Tanaman Daun Dewa
Prosedur aplikasi komarasca hasil konversi sampah organik pasar dilakukan dengan mengacu pada metode budidaya tanaman daun dewa yang dikembangkan
Winarto et al. 2003 melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
3.3.5.1 Persiapan bahan dan perlengkapan
Bahan wadah tempat menanam tanaman daun dewa pada percobaan ini digunakan plastik poliback kecil 10x5 cm. Perlengkapan peralatan disiapkan untuk
pengolahan dan pencampuran media. Tanah yang digunakan sebagai media tanam diambil dari kebun bekas tanaman singkong.
56
3.3.5.2 Pemilihan umbi untuk pembibitan
Umbi tanaman daun dewa yang akan digunakan sebagai bibit diambil dari tanaman yang mempunyai pertumbuhan baik dan sehat, serta dipanen pada umur 6
bulan. Seleksi umbi dilakukan dengan memilih umbi yang besar, tidak terserang hama, dan mempunyai banyak tunas. Pembibitan dilakukan dengan cara memotong umbi
kecil-kecil kira-kira 1,5-2 cm. Selanjutnya potongan tersebut diletakkan di atas wadah pembibitan yang berisi media Tanah-abu dan ditutup dengan tisu basah. Apabila
potongan-potongan tersebut sudah bertunas, lalu dipindahkan ke dalam plastik poliback yang berisi 100 gram Tanah-abu dan dibenamkan kira-kira 2-3 cm dari permukaan
media. Bibit yang telah berdaun kira-kira 3-4 helai siap ditanami.
3.3.5.3 Penanaman dan perawatan tanaman daun dewa
Bibit tanaman daun dewa. ditanam di dalam plastik poliback yang berisi 3.000 gram campuran media sesuai perlakuan. Waktu penanaman bibit dipilih pada sore hari
untuk menghindari terkena sinar matahari, sehingga tidak terjadi dehidrasi yang bisa menyebabkan kematian pada bibit. Bibit untuk setiap perlakuan dipilih secara acak.
Pada saat penanaman, bibit dibenamkan kira-kira 5 cm ke dalam media. Perawatan tanaman tersebut dilakukan dengan cara menyiang, menyiramnya sesuai kebutuhan,
dan menanggulanginya dari serangan hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman ini digunakan asap cair dan sidamethin sebagai pembandingnya
yang disemprotkan pada saat tanaman berumur 30 hari.
3.3.5.4 Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman daun dewa
Untuk mengetahui pengaruh kompos dan arang aktif dilakukan pengukuran terhadap parameter pertumbuhan, yaitu: 1 jumlah daun dihitung jumlah helainya; 2
tinggi batang diukur dengan menggunakan mistar stanless; 3 jumlah anakan dihitung jumlah batang anakan. Ketiga parameter tersebut diamati pada hari ke-0, 10,
20, dan 30. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh perlakuan kompos dan arang aktif serta asap cair dilakukan pengukuran lagi terhadap pertumbuhan jumlah daun, tinggi
batang, dan jumlah anakan tanaman tersebut pada hari ke-40, 60, dan 80.
57
3.3.5.5 Pemanenan tanaman
Pada penelitian ini pemanenan tanaman ini dilakukan pada umur tanaman 90 hari. Tanaman hasil panen diukur tebal daun, jumlah akar dan dianalisis kandungan
fitokimianya serta dihitung biomassanya dengan cara menimbang bobot basah semua bagian tanaman. Selanjutnya tanaman dipotong akarnya, lalu dikeringkan dalam oven
secara bertahap pada suhu 65
o
C selama 24 jam, didinginkan dan ditimbang. Pengeringan dilanjutkan lagi pada suhu 105
o
C selama 24 jam, didinginkan dan ditimbang kembali bobotnya masing-masing.
3.3.5.6 Analisis kandungan fitokimia tanaman daun dewa
Daun dan akar tanaman daun dewa hasil panen dipilih yang masih bagus dan dianalisis kandungan fitokimiannya yang meliputi alkaloid, flavonoid, fenil-
hidrokuinon, triterpenoid, steroid, tanin, dan saponin. Analisis ini dilakukan menggunakan prosedur baku yang dikembangkan Harborne 1988.
3.3.5.7 Analisis tanah dan campuran media bekas tanaman daun dewa
Tanah dan campuran media bekas tanaman daun dewa yang memberi respon terbaik bagi pertumbuhan dan bobot biomassa tanaman dianalisis kandungannya yang
meliputi kadar unsur C, N, P, K, Ca, Mg, Zn, Cu, Mn, Fe, Cr, Pb, dan Cd. Selanjutnya,
dianalisis juga kandungan total mikroorganisme dan funginya.
3.3.6 Bagan Alir Penelitian