Konversi Sampah Organik Menjadi Kompos .1 Prosedur pengomposan

42 timbangan analitik, pipet mikro, gelas ukur, pinset, spidol, gunting dan petri dish yang berlubang diameter lubang 5 x 5 cm, kain kasa dan selotip.

3.2.2.5 Peralatan aplikasi komarasca pada tanaman daun dewa

Peralatan yang digunakan antara lain, timbangan, pacul, sekop, terpal, wadah plastik, timba plastik, plastik poliback, golok, tali plastik, spidol, pisau, alat penyiram, dan botol penyemprot.

3.3 Prosedur Penelitian

Dalam rangka menangani sampah organik pasar menjadi produk-produk yang bermanfaat terutama bagi kelestarian lingkungan, maka penelitian ini dibagi atas beberapa sub kegiatan penelitian sebagai berikut: 3.3.1 Konversi Sampah Organik Menjadi Kompos 3.3.1.1 Prosedur pengomposan Pengomposan sampah organik yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan prosedur yang dimodifikasi dari metode yang dikembangkan Indriani 2005, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Sampah yang masih segar dikumpulkan dan dipilih bahan-bahan yang mudah dikomposkan seperti sayur-sayuran dan sisa makanan; 2. Kemudian sampah tersebut dicacah dengan mesin chopper. Diambil contoh sampah yang sudah dicacah untuk dianalisis kadar air dan nisbah CN-nya. Disiapkan 10 karung contoh dan masing-masing ditimbang sebanyak 20 kg. Selanjutnya masing- masing contoh ditebar di atas terpal plastik; 3. Ke dalam masing-masing contoh, dicampurkan dengan larutancampuran sesuai kombinasi perlakuan pada Tabel 6; 4. Campuran diaduk secara merata, lalu dimasukkan ke dalam tempat pengomposan Gambar 8, ditutup dan ditimbang kembali; 5. Untuk mengontrol proses pengomposan diukur suhu, pH, dan kelembapan setiap hari sampai kondisi mencapai keadaan stabil. Apabila suhunya tinggi, bahan dibalik, didiamkan sebentar agar suhunya turun, lalu ditutup kembali. Demikian seterusnya; 6. Untuk mengetahui tingkat dekomposisi selama pengomposan dilakukan pengukuran nisbah CN dan penimbangan bobotnya pada hari ke-0, 10, 20, dan 30; 43 7. Dibiarkan proses ini berlangsung sampai terbentuk kompos matang. Kompos yang telah matang dicirikan dengan warna hitam, gembur, tidak panas, dan tidak berbau; 8. Masing-masing perlakuan pengomposan dibuat triplo 3 unit percobaan. Tabel 6 Kombinasi perlakuan pengomposan 20 kg sampah organik pasar Biodekomposer gram Bahan Tambahan gram Kode Perlakuan Orgadec EM-4 Biodek Arang Asap cair Gula Urea Pelarut Air mL B0 0 0 0 0 0 40 40 1000 B1 200 0 0 0 0 40 40 1000 B2 0 200 0 0 0 40 40 1000 B3 0 0 200 0 0 40 40 1000 B4 100 100 0 200 200 40 40 1000 B5 100 100 0 200 0 40 40 1000 B6 100 100 0 0 200 40 40 1000 B7 100 0 100 200 200 40 40 1000 B8 100 0 100 200 0 40 40 1000 B9 100 0 100 0 200 40 40 1000 Ket.: B0 = tanpa biodekomposer kontrol B1 = biodekomposer Orgadec B2 = biodekomposer EM4 B3 = biodekomposer Biodek B4 = campuran Orgadec-EM4-Arang-Asap cair B5 = campuran Orgadec-EM4-Arang B6 = campuran Orgadec-EM4-Asap cair B8 = campuran Orgadec-Biodek-Arang B7 = campuran Orgadec-Biodek-Arang-Asap cair B9 = campuran Orgadec-Biodek-Asap cair

3.3.1.2 Prosedur penetapan mutu kompos BSN 2004

1. Kadar air Cawan porselin dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Selanjutnya contoh ditimbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang sudah ditimbang, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 24 jam. Setelah didinginkan dalam desikator ditimbang. Kadar air = awal contoh bobot akhir contoh bobot awal contoh bobot − x 100 2. Kadar nitrogen Contoh ditimbang sebanyak 0,25 gram, lalu dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 2,5 ml H 2 SO 4 pekat dan 0,25 gram selen. Larutan tersebut kemudian didestruksi hingga jernih. Selanjutnya ke dalam larutan hasil destruksi yang dingin ditambahkan larutan NaOH 40 sebanyak 15 ml. Dipihak lain, disiapkan penampung yaitu 25 ml HCl pekat dan 2 tetes indikator nitrogen dalam labu Erlenmeyer 125 ml. 44 Kemudian larutan contoh dimasukkan ke dalam labu destilasi. Destilasi dihentikan apabila larutan HCl dalam labu Erlenmeyer menjadi 2 kali lipat. Selanjutnya hasil destilasi dititrasi dengan larutan NaOH. N = contoh mg 14 x NaOH N x contoh titrasi ml blanko titrasi ml − x fk x 100 3. Kadar karbon Contoh kering udara ditimbang sebanyak 0,25 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 5 ml larutan K 2 Cr 2 O 7 1 N dan 2,5 ml H 2 SO 4 pekat secara perlahan-lahan. Larutan tersebut dikocok hingga bereaksi sempurna. Selanjutnya sebanyak 1 ml larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml dan ditambah 9 ml aquades. Campran dititrasi dengan larutan Fe 2 SO 4 3 0,1 N dengan indikator diphenilalanin sebanyak 2 tetes. Titrasi dihentikan jika warna larutan berubah menjadi warna hijau. C = contoh mg 10 x 3 x SO Fe N x contoh titrasi ml blanko titrasi ml 3 4 2 − x 100 4. Kadar fosfor metode Bray I Contoh kompos ditimbang sebanyak 2,5 gram dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml, lalu ditambah 25 ml larutan Bray dan Kurt I, kemudian dikocok selama 5 menit, lalu disaring. Dipipet 2 ml filtrat jernih ke dalam tabung, lalu diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm. Hasil pengukuran dibandingkan dengan kurva standar. Kadar P ppm = standar Absorbansi blanko Absorbansi contoh i Absorbans − x ppm standar x 10 x fk 5. Kadar unsur makro, mikro dan logam berat metode Morgan-Wolf Contoh kompos ditimbang sebanyak 20 gram, lalu dimasukkan dalam botol pisah 100 ml, ditambah 1 ml karbon aktif dan 40 ml pereaksi Morgan-Wolf. Kocok selama 5 menit dengan mesin pengocok pada minimum 180 goyanganmenit. Saring dengan kertas saring Whatman No.1 untuk mendapatkan filtrat jernih. 45 Pengukuran K, Ca, dan Mg. Dipipet 1 ml filtrat contoh dan deretan standar masing-masing ke dalam tabung kimia dan ditambahkan 9 ml larutan La 0,25. Kocok menggunakan pengocok tabung sampai homogen. Ca dan Mg diukur dengan AAS dan K diukur dengan alat Flamephotometer dengan deret standar sebagai pembanding. Pengukuran Fe, Cu, Zn, dan Mn. Dipipet masing-masing 1 ml filtrat contoh dan deret standar campuran Fe, Cu, Zn, dan Mn ke dalam tabung kimia. Ditambahkan 9 mL air bebas ion dan dikocok pengenceran 10x. Selanjutnya filtrat contoh diukur langsung menggunakan AAS. Pengukuran Cd, Cr, dan Pb. Dipipet masing-masing 1 ml filtrat contoh dan deret standar campuran Cd, Cr, dan Pb ke dalam tabung kimia. Ditambahkan 9 ml air bebas ion dan dikocok pengenceran 10x. Selanjutnya filtrat contoh diukur langsung menggunakan AAS. Unsur ppm = standar Absorbansi blanko Absorbansi contoh i Absorbans − x ppm standar x 2 x fk 3.3.2 Konversi Sampah Organik Menjadi Arang dan Asap Cair 3.3.2.1 Prosedur pengarangan