Kemerataan Jenis HASIL DAN PEMBAHASAN

28 nilai indeks kekayaan jenis Margalef yang bervariasi antara 0,58-4,43. Ditambahkan lebih lagi pada indeks kekayaan jenis Shannon-Wiener, keanekaragaman jenis dikatakan tinggi bila nilainya lebih dari 3,5 Soerianegara 1996. Tipe-tipe habitat yang terdapat di TNGC memiliki pengaruh yang nyata terhadap keanekaragaman jenis mamalia besar yang ditemukan. Berdasarkan uji khi-kuadrat, diketahui bahwa nilai uji khi-kuadrat hitung χ² hitung sebesar 443,09. Nilai ini lebih besar dari khi-kuadrat tabel χ² tabel 0,05;30 sebesar 43,77. Keanekaragaman jenis mamalia besar yang rendah, dipengaruhi atas kondisi hutan di TNGC yang cenderung telah terganggu. Hal ini menyebabkan hanya jenis-jenis tertentu saja yang dapat bertahan dalam kondisi yang terganggu. Tobing 2002 menyatakan bahwa jenis-jenis yang dapat beradaptasi pada gangguan maka akan tetap lestari. Jenis-jenis yang ditemukan umumnya adalah jenis-jenis yang dapat hidup pada habitat hutan sekunder atau hutan terganggu, antara lain surili, monyet-ekor panjang, kijang muncak dan babi hutan Supriatna Wahyono 2000; Payne et al. 2000; Farida et al. 2003. Keanekaragaman jenis di suatu kawasan dipengaruhi oleh keanekaragaman dan kualitas habitat, keberadaan kompetitor dan gangguan dari aktivitas manusia yang berupa konversi hutan, pembakaran hutan serta Sodhi 2004; Gunawan et al. 2005. Faktor gangguan merupakan faktor utama terhadap rendahnya keanekaragaman jenis mamalia besar pada TNGC. Gangguan-gangguan yang ditemukan pada TNGC, yaitu kebakaran hutan, konversi hutan menjadi lahan perkebunan serta perburuan liar. Banyaknya pendakian di Gunung Ciremai dapat juga menjadi faktor terganggunya satwaliar

C. Kemerataan Jenis

Kemerataan jenis dalam suatu habitat dapat ditandai dengan tidak adanya jenis-jenis yang dominan. Pada saat setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama-sama berlimpah akan menyebabkan didapatkannya nilai indeks kemerataan yang maksimum. Sebaliknya bila kelimpahan individu pada masing-masing jenis berbeda jauh maka menyebabkan nilai indeks kemerataan semakin menurun. 29 Habitat hutan dataran rendah memiliki nilai indeks kemerataan yang terendah. Semakin tinggi nilai dari indeks kemerataan, mengindikasikan bahwa dalam suatu komunitas tidak terdapat jenis yang dominan Kurnia et al. 2005. Hutan subalpin memiliki indeks kemerataan yang tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat jenis yang mendominasi pada komunitas mamalia besar pada hutan subalpin. Nilai indeks kemerataan yang didapatkan selama pengamatan berkisar antara 0,42-0,92. Nilai indeks kemerataan jenis pada setiap tipe habitat disajikan pada Gambar 6 dan secara lengkap disajikan pada Lampiran 22. Gambar 6. Nilai indeks kemerataan jenis pada setiap tipe habitat Pada keseluruhan habitat, didapatkan nilai indeks kemerataan jenis sebesar 0,52. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat jenis-jenis yang dominan dalam kawasan TNGC, yang diketahui dengan melimpahnya jumlah individunya dan menyebar pada setiap habitat. Lutung budeng menyebar pada setiap habitat yang ada, dari hutan dataran rendah hingga hutan subalpin. Surili yang termasuk ke dalam satu famili yang sama dengan lutung budeng memiliki penyebaran yang lebih rendah. Sugardjito et al . 1997 menyatakan bahwa surili memiliki penyebaran yang lebih rendah dibandingkan lutung budeng pada Taman Nasional Gunung Halimun. Selama pengamatan, surili tidak ditemukan pada habitat hutan dataran rendah. Hal ini berbeda dengan Nijman Balen 1998; Heriyanto Iskandar 2004 yang 30 menemukan surili pada habitat hutan dataran rendah pada kawasan hutan yang berbeda.

D. Komunitas Mamalia besar