10 Cilacap – Kuningan dari kelompok gunung api Jawa Barat bagian timur yang
terletak pada zona Bandung. Letusan G. Ciremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937
dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan 1805 terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan
kerusakan yang berarti. Pada tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah baratdaya G. Ciremai, yang diduga berkaitan dengan
struktur sesar berarah tenggara – barat laut. Kejadian gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat G. Ciremai terjadi
tahun 1990 dan tahun 2001.
D. Kondisi Hayati 1. Vegetasi
Kondisi vegetasi yang terdapat di Taman Nasional Gunung Ciremai terdiri dari tipe hutan hujan dataran rendah, hutan hujan pegunungan serta hutan
pegunungan sub alpin. Flora yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Ciremai pada wilayah timur Riyanto et al. 2007 diantaranya adalah pinus Pinus
merkusii , saninten Castanopsis javanica, petag Syzygium densiflorum serta
pasang Lithocarpus ewyckii.
2. Fauna
Keanekaragaman jenis satwaliar yang ditemukan pada wilayah barat TNGC adalah sebagai berikut: 23 jenis reptil dan ampfibi, 26 jenis mamalia serta 102
jenis burung Riyanto et al. 2006. Jenis mamalia yang terdapat di TNGC diantaranya adalah macan tutul Panthera pardus, kijang Muntiacus muntjak,
landak Hystrix brachyura serta babi hutan Sus scrofa. Primata yang dapat ditemukan antara lain surili Presbytis comata, lutung budeng Trachypithecus
auratus yang merupakan satwa dilindungi. Burung yang terdapat di TNGC antara
lain elang jawa Spizaetus bartelsi, elang ular Spilornis cheela serta kacamata gunung Zoosterops montanus yang merupakan jenis-jenis burung dilindungi.
Reptil yang dapat ditemukan di TNGC yaitu bunglon hutan Gonocephalus chamaeleontinus
dan cecak batu Cyrtodactylus sp..
IV. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Seksi Pengelolaan Taman Nasional SPTN Wilayah Kuningan, Taman Nasional Gunung Ciremai TNGC, Kabupaten
Kuningan Propinsi Jawa Barat. Lokasi pengamatan yang diamati adalah sebagai berikut: Linggarjati, Palutungan, Cibeureum, Seda, Sayana, Bandorasa, Pajambon
dan Sukamukti. Pengambilan data lapangan dilakukan selama lebih kurang dua setengah bulan mulai tanggal 16 Mei 2007 sampai 29 Juli 2007. Peta lokasi
pengamatan disajikan pada Gambar 1.
N E
W S
Seda
Sayana
Pajambon Sukamukti
Bandorasa Palutungan
Cibeuereum Linggarjati
6 °5
8 6
°5 8
6 °5
7 6
°5 7
6 °5
6 6
°5 6
6 °5
5 6
°5 5
6 °5
4 6
°5 4
6 °5
3 6
°5 3
6 °5
2 6
°5 2
6 °5
1 6
°5 1
6 °5
6 °5
6 °4
9 6
°4 9
6 °4
8 6
°4 8
108°18 108°18
108°19 108°19
108°20 108°20
108°21 108°21
108°22 108°22
108°23 108°23
108°24 108°24
108°25 108°25
108°26 108°26
108°27 108°27
108°28 108°28
108°29 108°29
108°30 108°30
Peta Lokasi Pengamatan Mamalia
1 1
2 3 Km
LEGENDA
Kawasan TNGC
Lokasi Pengamatan
Sumber:
Peta Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai
BPKH 2004
Gambar 1. Peta lokasi pengamatan di SPTN Wilayah Kuningan TNGC Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi: teropong binokuler, kompas brunton, altimeter, GPS Global Positioning System receiver,
kamera digital, higrometer, pita meter, tali rafia, buku lapang serta buku panduan