II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman hayati atau biological diversity biodiversity adalah seluruh keanekaan bentuk kehidupan di muka bumi ini, beserta interaksinya
BAPPENAS 2003. Keanekaragaman hayati memiliki dua komponen utama, yaitu kekayaan jenis yang merupakan jumlah jenis dari suatu area dan kemerataan
jenis yang merupakan kelimpahan relatif suatu individu pada setiap spesies Feldhamer et al. 1999. Kedua komponen tersebut memiliki nilai perhitungan
yang dikenal dengan indeks kekayaan jenis dan indeks kemerataan jenis. Ludwig Reynolds 1988 menyatakan bahwa indeks tersebut digabungkan menjadi satu
nilai yang sama dengan indeks keanekaragaman. BAPPENAS 2003 menyatakan ada tiga tingkatan yang terkait dengan keanekaragaman hayati, yaitu:
a. Keanekaragaman ekosistem: Keanekaan bentuk dan susunan bentang alam, daratan maupun perairan, dimana makhluk atau organisme hidup berinteraksi
dan membentuk keterkaitan dengan lingkungan fisiknya. b. Keanekaragaman jenis: keanekaragaman jenis organisme yang menempati
suatu ekosistem, di darat maupun di perairan. c. Keanekaragaman genetik: Keanekaan individu di dalam suatu jenis yang
disebabkan oleh perbedaan genetis antara individu. Hilangnya keanekaragaman hayati tidak hanya berdampak pada punahnya
suatu jenis. Apabila populasi tumbuhan dan hewan di suatu tempat sudah habis, maka keanekaragaman genetika yang terdapat dalam setiap jenis yang memberi
kemampuan bagi jenis tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan juga hilang Wolf 1990. Dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati yang ada,
Indonesia ikut dalam meratifikasi lima konvensi yang terkait dengan keanekaragaman hayati, yaitu Konvensi Ramsar, Konvensi CITES, Konvensi
Keanekaragaman Hayati, Protokol Kyoto dan Konvensi Bio-safety Noerdjito et al
. 2005. Harmonis 2005 menyatakan bahwa dalam penyelamatan jenis satwaliar yang terancam, maka pengawasan harus terus diintensifkan, peningkatan
kesadaran masyarakat, pendidikan konservasi satwaliar sejak dini, peningkatan
4 taraf perekonomian masyarakat, serta peningkatan penelitian dalam menemukan
konsep yang tepat dalam pengelolaan satwaliar. Keanekaragaman jenis merupakan satu hal yang paling mendasar dalam
keanekaragaman hayati. BAPPENAS 2003 menyatakan bahwa keanekaragaman jenis tidak diukur dari banyaknya jenis di suatu daerah tertentu, tetapi juga dari
keanekaan takson yaitu klas, famili atau ordo. Pengetahuan mengenai hal ini akan memberi manfaat dalam pengelolaan kawasan tersebut. Berdasarkan Checklist of
The Mammals of Indonesia , keanekaragaman jenis mamalia yang terdapat di
Indonesia sebanyak 701 jenis Suyanto et al. 2002.
B. Ekologi Mamalia