Uji Statistik Metode Analisis Data

Keputusan ada dan tidaknya auto korelasi sebagai berikut : Tabel 3.1 Uji Statistik Durbin-Watson d Nilai Statistik d Hasil 0 d d L d L d du du d 4 – du 4 – du d 4 – du 4 - d L d 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi +- Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif Sumber : Widarjono, 2009:144

3.4.4 Uji Statistik

1 Koefisien Determinasi R 2 R Square Pengukuran kecocokan model dilakukan dengan memperhatikan besarnya koefisien determinasi R 2 . R 2 merupakan ukuran proporsi atau persentase dari variasi total pada variabel dependen yang dijelaskan oleh model regresi. Nilai R 2 akan meningkat dengan bertambahnya jumlah variabel bebas, karena itu dipergunakan R 2 yang sudah mempertimbangkan derajat bebas. Deteksi koefisien determinasi pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai R 2 adjusted pada output regresi. Ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut :  Jika nilai R 2 adjusted mendekati angka nol berarti kemampuan variabel- variabel bebas dalam menjelaskan variabel tergantung terbatas.  Jika nilai R 2 adjusted mendekati angka satu berarti hampir semua informasi dibutuhkan untuk memprediksi variabel tergantung dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas. 2 Uji F Uji F adalah uji model secara keseluruhan. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Adapun hipotesis yang digunakan adalah : Ho : Tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Ha : Ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melihat probabilitas F- statistic pada output regresi. Ketentuan yang digunakan adalah jika nilai probabilitas F- statistic ≥ taraf signifikansi α yang digunakan maka Ho diterima yang berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai probabilitas F-stati stic taraf signifikansi α yang digunakan maka Ho ditolak yang berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5. 3 Uji t Uji t merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel penduga atau variabel bebas. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Hipotesis yagng digunakan adalah : Ho : Tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha : Ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai probabilitas t-statistic masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat pada output regresi. Ketentuan yang digunakan adalah jika nilai probabilitas t- statistic ≥ taraf signifikansi α yang digunakan maka Ho diterima yang berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai probabilitas t-statistic taraf signifikansi α yang digunakan maka Ho ditolak yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Variabel Penelitian

4.1.1 Permintaan Ekspor Udang beku Indonesia ke Uni Eropa

Uni Eropa merupakan salah satu pasar ekspor udang beku utama Indonesia setelah Amerika Serikat dan Jepang. Dalam 10 tahun terakhir rata-rata ekspor udang beku Indonesia ke Uni Eropa mencapai 15 dari total ekspor Indonesia. Permintaan ekspor udang beku Indonesia ke Uni Eropa dalam sepuluh tahun terakhir didominasi oleh sepuluh negara utama seperti pada tabel 4.1. Dari sepuluh negara mitra dagang Indonesia tersebut negara tujuan utama ekspor udang beku Indonesia ke Uni Eropa adalah United Kingdom Francis dan Belgium. Sekitar 85 ekspor udang beku ndonesia ke Uni Eropa dikirim ke negara tersebut. Secara umum permintaan ekspor udang beku Indonesia ke Uni Eropa dalam sepuluh tahun terakhir mengalami penurunan. Penurunan ini diakibatkan oleh semakin ketatnya standar mutu ekapor udang beku Indonesia ke Uni Eropa. Perkembangan ekspor udang beku Indonesia ke Uni Eropa dalam 10 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.