Teori Perdagangan Internasional Landasan Teori

15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional pada dasarnya membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara. Selain itu teori perdagangan internasional juga menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional. Perdagangan adalah hasil interaksi antara permintaan dan penawaran yang terus bersaing. Menurut Nopirin, 2001. Perdagangan internasional pada umumnya sering timbul karena : a Adanya perbedaan harga barang di berbagai negara. Perbedaan harga inilah yang menjadi pangkal timbulnya perdagangan antar negara. Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi yang terdiri dari upah, modal, sewa tanah, biaya bahan mentah serta efisiensi dalam proses produksi. Untuk menghasilkan suatu jenis barang tertentu, antara satu negara dengan negara lain akan berbeda ongkos produksinya. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan dalam jumlah, jenis, kualitas serta cara-cara mengkombinasikan faktor- faktor tersebut didalam proses produksi. b Adanya perbedaan selera. Selera memainkan peranan penting dalam menentukan permintaan akan suatu barang antara berbagai negara. Apabila persediaan suatu barang di suatu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan, negara tersebut dapat mengimpor dari negara lain. Bahkan meskipun suatu negara tertentu dapat menghasilkan barang sendiri, namun kemungkinan besar impor dari negara lain dapat terjadi. Hal ini dikarenakan faktor selera di mana penduduk negara tersebut lebih menyukai barang-barang dari negara lain. c Adanya perbedaan pendapatan. Adanya hubungan antar pendapatan suatu negara dengan pernbelian barang luar negeri impor. Jika pendapatan naik maka pembelian barang-barang dan jasa dari dalam negeri maupun impor dapat mengalami kenaikkan. Menurut Krugman 1997, alasan utama melakukan perdagangan internasional adalah bahwa adanya perbedaan satu sama lain yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan melalui perdagangan. Adam Smith dan David Ricardo Sukirno, 2005 menyatakan bahwa perdagangan luar negeri dapat memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan mempercepat laju perkembanagan ekonomi suatu negara. Dapat dikatakan bahwa ahli ekonomi klasik mengemukakan sumbangan yang penting dari kegiatana perdagangan luar negeri dalam pembangunan ekonomi. Keuntungan yang utama dikemukakan oleh David Ricardo bahwa apabila suatu negara sudah mecapai tingkat kesempatan kerja penuh, perdagangan luar negeri memungkinkannya mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi dari pada yang dicapai tanpa adanya kegiatan lainnya dari hubungan antara pembangunan ekonomi dengan perdagangan luar negeri yaitu memungkinkan suatu negara memperluas pasar dari hasil-hasil produksinya dan memungkinkan negara tersebut menggunakan teknologi yang dikembangkan di luar negeri yang lebih baik dari pada yang terdapat di dalam negeri.Jadi kebijaksanaan perdaganagan luar negeri lebih banyak dipusatkan kedalam peningkatan ekspor. Artinya penekanan peningkatan diletakkan pada hasil barang yang biasanya dijual di luar negeri. Negara-negara melakukan perdagangan luar negeri internasional karena dua alasan, masing-masing alasan menyumbang keuntungan bagi perdagangan Gain from trade bagi mereka. Pertama negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain, yang kedua negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai skala ekonomis economies of scale dalam produksinya. Maksudnya negara berdagang untuk mencapai keuntungan dalam perdagangan tersebut. Jika setiap negara memproduksi sejumlah barang tertentu dengan skala besar dan mempunyai kerugian mutlak sekecilkecilnya akan lebih menguntungkan dan lebih efisien dibandingkan apabila negara tersebut memproduksi segala jenis barang dengan kerugian mutlak yang cukup besar. Konsep dasar inilah menjadi dasar teori keuntungan komparatif comparative advantage oleh David Ricardo. Menurut teori Heckser-Ohlin H-O pada suatu negara cenderung relatif akan memproduksi lebih banyak barang yang secara intensif menggunakan sumber daya yang memiliki secara melimpah. Karena perubahan harga relatif dari sumber daya dan karena perdagangan merubah hargaharga relatif perdagangan internasional mengakibatkan dampak yang kuat bagi distribusi pendapatan. Pemilik faktor yang melimpah di suatu negara akan memperoleh keuntungan, namun dengan yang memiliki pihak yang langka akan menderita kerugian. Teori H-O menganggap bahwa setiap negara akan mengekspor komoditas yang intensif menggunakan faktor yang relative melimpah dan murah, dan akan mengimpor komoditas yang intensif dalam faktor yang relatif jarang mahal. Masalah yang dihadapi dalam mengaplikasikan teori Heckser-Ohlin adalah a Bagaimana mengoperasikan konsep-konsep abstrak seperti harga relatif di mana kemelimpahan faktor-faktor yang relatif yang lebih rinci dan b Ketersediaan dan keakuratan data. Selain itu tidak adanya pertimbangan non-harga menambah kelemahan doktrin klasik dan teori Heckser-Ohlin dalam mengindentifikasikan dari keunggulan komparatif yang dimiliki, variabel non harga memang sering kali diabaikan dalam pembahasan teoritis dan studi empiris. Padahal perbedaan kualitas, ketersediaan, pelayanan, garansi, dan perbedaan berat serta ukuran, semuanya mempengaruhi pola dari perdagangan internasional antarnegara. 2.1.2 Ekspor Ekspor dalam arti sederhana adalah barang dan jasa yang telah dihasilkan di suatu negara kemudian dijual ke negara lain. Ekspor adalah proses transportasi barang komoditas dan jasa dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang komoditas dan jasa dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor merupakan bagian penting dari perdagangan internasional. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh suatu negara, kemudian diperdagangkan kepada negara lain dengan tujuan mendapatkan devisa. Suatu negara dapat mengekspor barang-barang yang dihasilkannya ke negara lain yang tidak dapat menghasilkan barang-barang yang dihasilkan negara pengekspor Lipsey, 1995. Ekspor adalah salah satu komponen pengeluaran agregat, oleh sebab itu ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Akan tetapi sebaliknya pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu bertambah apabila pendapatan nasional bertambah atau ekspor dapat mengalami perubahan walaupun pendapatan nasional tetap. Bagi negara produsen atau pengekspor bahwa tinggi rendahnya pendapatan nasional dalam negeri tidak dapat mempengaruhi ekspor akan tetapi suatu ekspor dapat dipengaruhi oleh pendapatan nasional negara yang melakukan permintaan ekspor terhadap suatu barang dari negara lain. 2.1.3 Permintaan Permintaan dalam pengertian ekonomi didefinikan sebagai skedul, kurva atau fungsi yang menunjukkan kepada skedul tingkat pembelian yang direncanakan. Dilihat melalui kacamata ilmu ekonomi, permintaan mempunyai pengertian sedikit berbeda dengan pengertian yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan secara absolute yaitu jumlah barang yang dibutuhkan. Jalan pikiran ini berangkat dari titik tolak bahwa manusia mempunyai kebutuhan. Atas dasar kebutuhan ini individu tersebut mempunyai permintaan akan barang. Makin banyak penduduk suatu negara makin besar permintaan masyarakat akan sesuatu jenis barang. Sepintas lalu pengertian ini tidak menimbulkan masalah akan tetapi bila kita pikirkan lebih jauh dalam dunia nyata, barang di pasar mempunyai harga. Dengan kata lain permintaan baru mempunyai arti apabila didukung oleh tenaga beli peminta barang. Permintaan yang didukung oleh kekuatan daya beli disebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang hanya didasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan potensial. Daya beli seseorang tergantung atas dua unsur pokok yaitu pendapatan yang dapat dibelanjakan dan harga barang yang dikehendaki. Teori permintaan yang paling sederhana dalam hukum permintaan menyatakan bahwa pada keadaan Ceteris Paribus, jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun dan sebaliknya Nicholson, 1999. Ada dua pendekatan untuk menerangkan mengapa konsumen berperilaku seperti yang dinyatakan dalam hukum permintaan, yaitu : a. Pendekatan marginal utility, pendekatan ini mempunyai asumsi-asumsi 1 Kepuasan setiap konsumen dapat diukur baik dengan uang maupun dengan satuan lain kepuasan yang bersifat kardinal. 2 Berlakunya hukum Gossen law of dimishing marginal utility, yaitu semakin banyak suatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan semakin menurun. 3 Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan total yang maksimum. b. Pendekatan indefferencce curve : pendekataan ini menekankan bahwa tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa menyatakan berapa lebih rendah atau lebih tingginya merupakan kepuasan yang bersifat ordinal.Pendekatan ini menganggap bahwa : 1 Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang konsumen yang bias dinyatakan dalam bentuk indifference map atau kumpulan dari indifference curve. 2 Konsumen mendapatkan kepuasan lewat barang yang dikonsumsi. 3 Ingin mengkonsumsi jumlah barang yang lebih banyak untuk mencapai kepuasan yang lebih tinggi Kurva indefferens adalah sebuah kurva yang menghubungkan titik-titik yang memberikan tingkat kepuasan yang sama, Nicholson, 1999. 2.1.4 Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan berbeda dengan perubahan jumlah barang yang diminta. Perubahan kuantitas yang diminta ditunjukkan oleh gerakan dari suatu titik lain pada kurva permintaan yang sama. Salah satu karakteristik penting dan fungsi permintaan pasar adalah derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ukuran derajat kepekaan ini disebut elastisitas yang didefinikan sebagai persentase perubahaan kuantitas yang diminta sebagai akibat perubahan dari nilai salah satu variabel yang menentukan permintan sebesar satu persen. Elastisitas permintaan suatu barang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : a Semakin dekat hubungan antara suatu barang dengan barang-barang penggantinya maka permintaannya akan lebih elastis. b Semakin penting suatu barang untuk kelangsungan hidup, semakin rendah elastisitasnya. c Semakin besar persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu barang permintaannya akan semakin elastis. d Semakin lama waktu untuk melakukan pertimbangan, semakin tinggi elastisitas suatu barang. Ada beberapa konsep elastisitas yang berhubungan dengan permintaan : 1 Elastisitas harga Eh Yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar 1 . Secara umum dapat dirumuskan: = perubahan jumlah barang yang diminta perubahan harga barang tersebut Keterangan : Bila Eh 1, permintaan bersifat elastis Bila 0 Eh 1, permintaan bersifat inelastic Bila Eh = 1, disebut unitary elastisitas 2 Elastisitas silang Es Yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang lain sebesar 1 . Secara umum dapat dirumuskan : = perubahan permintaan barang X perubahan harga barang Y Bila hubungan barang X dan barang Y bersifat subtitusi Es positif, berarti kenaikan harga barang Y akan berakibat turunnya penawaran barang Y dan naiknya penawaran barang X. Bila hubungan barang X dan Y bersifat komplementer Es negatif, berarti kenaikan harga barang Y akan berakibat turunnya permintaan barang Y dan turunnya permintaan barang X. 3 Elastisitas pendapatan Ep Yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh kenaikan pendapatan riil konsumen. = perubahan permintaan barang X perubahan pendapatan riil Suatu barang termasuk normal apabila permintaannya memiliki elastisitas pendapatan positif, dan barang inferior bila elastisitas pendapatannya negatif.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan