Regresi Data Panel Asumsi Klasik

probabilitas cross-section random lebih besar dari α α yang digunakan adalah 5 maka menerima Ho dan menolak Ha yang berarti bahwa model Random Effects adalah model yang lebih baik. Berdasarkan hasil olah data yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai cross- section random adalah sebesar 33.605200 dengan probabilitas sebesar 0.0000 lebih kecil dari α yang digunakan. Hal ini berarti bahwa model fixed effects adalah model yang lebih baik daripada model Random Effects.

4.2.3 Regresi Data Panel

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan panel data yaitu penggabungan data cross-section dan data time series. Data time series adalah data yang dikumpulkan dan waktu ke waktu terhakan dap suatu individu. Sedangkan data cross-section adalah data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu. Data yang dikumpulkan secara cross section dan diikuti pada periode waktu tertentu inilah yang disebut dengan data panel Nachrowi 2006. Model yang digunakna adalah fixed effects yaitu sebagai berikut : LnEKS it = β 0i + β 1 LnPX it + β 2 LnPY it + β 2 LnGDP it + β 3 IMPOR it + β 4 KURS it + β 5 EKS it-1 + µ it Setelah melakukan estimasi dengan model fixed effects tersebut didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Estimasi Data Panel dengan Model Fixed Effects Variable Coefficient t-Statistic Adjusted R-squared F-statistic C 2.320.498 2.827.911 0.912803 8.404.849 LnPX -0.623118 -2.640.140 LnPY 0.404136 2.264.863 LnGDP -3.366.179 -2.533.634 LnIMPOR 0.857926 2.620.174 LnKURS -912176 -3.188.661 LnEKSt-1 0.520510 6.721.346 Sumber : Data diolah dengan Eviews 6.0 Signifikan pada level 5 Berdasarkan tabel 4.6 hasil estimasi dengan menggunakan model fixed effects sebagai berikut : LnEKS = 2.320.498 - 0.623118 LnLPX + 0.404136 LnLPY - 3.366.179 LnGDP + 0.857926 LnIMPOR – 912176 LKURS + 0.520510 LnEKSt-1 + e

4.2.4 Asumsi Klasik

1 Multikolinearitas Multikolinieritas mempunyai pengertian bahwa ada hubungan linier diantara beberapa atau semua variabel independen. Untuk mendeteksi masalah multikolinearitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunkan metode auxiliary regression yaitu dengan membandingkan nilai adjusted R 2 pada regresi utama dan regresi yang menggunakan masing-masing variabel independen sebagai variabel dependen. Ketentuan yang digunakan adalah jika nila R 2 pada regresi utama lebih besar dari regresi regresi yang menggunakan variabel independen sebagai variabel dependen maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas dan sebaliknya. Hasil olah data yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Auxiliary Regression Variabel Dependen Adjusted R 2 LnEKS 0.9128 LnPX 0.7337 LnPY 0.5219 LnGDP 0.9982 LnIMPOR 0.9858 LnKURS 0.2694 LnEKST-1 0.9059 Berdasarkan tabel 4.8 di ketahui bahwa terdapat masalah multikolearitas pada variabel LnGDP dan LnIMPOR. Langkah perbaikan dengan mentransformasi model dan mendiferensiasikan pada tingkat pertama menunjukan bahwa variabel tersebut masih memiliki masalah multikolinearitas. Langkah perbaikan dengan menghilangkan variabel bertendensi menrunkan R 2 secara drastis sehingga kemampuan model untuk menjelaskan variasi perubahan dari variabel dependen menajadi kecil atau lemah. Oleh karena itu langkah terbaik yang diambil adalah dengan tidak melakukan apa-apa. 2 Heterokedastisitas Heteroskedastisitas merupakan pelanggaran asumsi dimana varians dari setiap residual atau error dari variabel-variabel bebas tidak konstan atau berubah-ubah dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini pendeteksian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Park. Persamaan regresi data panel yang akan di uji heterokedastisitas adalah sebagai berikut: LnEKS it = β 0i + β 1 LnPX it + β 2 LnPY it + β 2 LnGDP it + β 3 IMPOR it + β 4 KURS it + β 5 EKS it-1 + µ it Maka uji Park dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Hasil estimasi dan model di atas akan menghasilkan nilai error yaitu µ it. Langkah selanjutnya adalah dengan membuat persamaan regresi sebagai berikut : Lnµ 2 it = β 0i + β 1 LnPX it + β 2 LnPY it + β 2 LnGDP it + β 3 IMPOR it + β 4 KURS it + β 5 EKS it-1 + v it Ketentuan yang digunakan adalah jika terdapat variabel independen yang signifikan terhadap kuadrat dari error term maka model terdapat masalh heterokedastisitas. Berdasarkan hasil olah data diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Pengujian Heterokedastisitas Variable Coefficient Std. Error t- Statistic Prob. C 4.263 36.119 0.118 0.906 LnPX 0.188 1.039 0.181 0.857 LnPY -0.334 0.785 -0.426 0.671 LnGDP 2.601 5.849 0.445 0.658 LnIMPOR -1.276 1.442 -0.885 0.378 LnKurs -0.190 1.259 -0.151 0.880 LnEKSt-1 -0.061 0.341 -0.180 0.858 Berdsarkan tabel 4.9 diketahui bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki pengaruh terhadap kuadrat dari error term sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari masalah heterokedastisitas. 3 Autokorelasi Uji Autokolerasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson D- W test untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara anggota serangkaian observasi runtut waktu atau ruang. Tabel 4.10 Hasil Pengujian Autokorelasi Autokorelasi Negatif Tidak Ada Kesimpulan Tidak Ada Autokorelasi Tidak Ada Kesimpulan Autokorelasi Positif dL dU dW 4-dU 4-dL 1.478 1.7104 2.014229 2.2896 2.522 Berdasarkan hasil estimasi penguujian autokorelasi dengan menggunan metode Durbin Watson dikperoleh nilai dW sebesar 2.014229. Dengan jumlah observasi sebanyak 120 dan jumlah konstanta 7 maka diperoleh nilai dL sebesar 1.478 dan dU sebesar 1.7104. Hal ini berarti bahwa dLdUdW4-dU4-dL yang menandakan bahwa tidak ada autokorelasi.

4.2.5 Uji Statitik