Pengertian Sukuk Karakteristik Sukuk

dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI. Pasar modal syariah menurut Sutedi 2011: 29 adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Instrumen-instrumen pasar modal berbasis syariah antara lain saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah dan surat berharga lainnya yang berprinsip syariah.

2.4. Obligasi Syariah Sukuk

2.4.1. Pengertian Sukuk

Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk yang memiliki arti yang sama dengan sertifikat atau bukti kepemilikan. Arti sukuk menurut Sutedi 2009: 96 adalah obligasi yang ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten membayar kepada pemegang obligasi syariah sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo atau tanggal pembayaran kembali dana obligasi syariah. Pengertian obligasi syariah menurut Dewan Syariah Nasional DSN Majelis Ulama Indonesia MUI dalam fatwa No. 32DSN-MUIIX2002 adalah sebagai berikut: “…suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasilmarginfee serta membayarkan kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”. Jadi, sukuk merupakan obligasi dengan prinsip syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar kembali dana obligasi tersebut pada saat jatuh tempo beserta dengan sejumlah pendapatan bagi hasil yang dibayarkan secara periodik. Pendapatan bagi hasil dibayarkan setiap periode tertentu 3 bulan, 6 bulan atau satu tahun. Besarnya pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang obligasi syariah dengan pendapatan yang dibagihasilkan, yang besarnya tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi emiten triwulanan terakhir diterbitkan sebelum tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil yang bersangkutan. Pembayaran pendapatan bagi hasil kepada masing-masing pemegang obligasi syariah akan dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi kepemilikan obligasi syariah yang dimiliki dibandingkan dengan jumlah dana obligasi syariah yang belum dibayar kembali Sutedi, 2009: 126.

2.4.2. Karakteristik Sukuk

Menurut Sutedi 2009: 127-128 obligasi syariah memiliki beberapa karakteristik, yaitu : a. Obligasi syariah menekankan pendapatan investasi bukan berdasar kepada tingkat bunga kupon yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah berdasarkan kepada tingkat rasio bagi hasil nisbah yang besarannya telah disepakati oleh pihak emiten dan investor. b. Sistem pengawasan sukuk oleh pihak Wali Amanat dan Dewan Pengawas Syariah di bawah Majelis Ulama Indonesia sejak dari penerbitan obligasi sampai akhir dari masa penerbitan obligasi. Adanya sistem ini maka prinsip kehati-hatian dan perlindungan kepada investor sukuk diharapkan bisa lebih terjamin. c. Jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur non halal. Lembaga Profesi Pasar Modal yang terkait dengan penerbitan sukuk masih sama seperti obligasi biasanya yaitu emiten, penjamin emisi, wali amanat, penanggung, lembaga kliring, akuntan publik, dan konsultan hukum.

2.4.3. Sukuk