Reaksi Pasar di Sekitar Tanggal Pengumuman Penerbitan Obligasi

4.4.2. Reaksi Pasar di Sekitar Tanggal Pengumuman Penerbitan Obligasi

Konvensional Hasil pengujian t-test dengan tingkat signifikansi 10 menunjukkan terdapat abnormal return signifikan terjadi pada hari ketujuh sebelum pengumuman penerbitan obligasi konvensional dengan t-hitung 1.91479 t- tabel 1.66901, abnormal return signifikan di hari ketiga sebelum pengumuman penerbitan obligasi konvensional dengan t-hitung -1.77783 t-tabel -1.66901 dan abnormal return signifikan di hari keempat sesudah pengumuman dengan t- hitung -1.74395 t-tabel -1.66901. Hasil pengujian t-test dengan tingkat signifikansi 20 menunjukkan terdapat abnormal return signifikan terjadi pada hari kesatu sebelum pengumuman penerbitan obligasi konvensional dengan t- hitung -1.30556 t-tabel -1.29492, abnormal return signifikan di hari ketiga sesudah pengumuman dengan t-hitung 1.56305 t-tabel 1.29492 dan abnormal return signifikan di hari ketujuh sesudah pengumuman dengan t-hitung 1.41102 t-tabel 1.29492. Jadi, selama periode peristiwa terdapat reaksi pasar yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman penerbitan obligasi konvensional. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha2 yang artinya terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman penerbitan obligasi konvensional tepatnya pada H-7, H-3, H-1, H+3, H+4 dan H+7. Reaksi pasar yang terjadi pada hari ketujuh hari ketiga dan hari kesatu sebelum tanggal pengumuman menunjukkan bahwa telah terjadi kebocoran informasi sebelum pengumuman penerbitan obligasi konvensional dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian, menghasilkan tiga hari dengan abnormal return positif signifikan dan tiga hari yang menunjukkan abnormal return negatif signifikan. Reaksi tersebut menunjukkan bahwa pasar ada yang menganggap penerbitan obligasi konvensional sebagai sinyal positif atau kabar baik good news dan sebagiannya lagi ada yang menganggap sebagai sinyal negatif atau kabar buruk bad news. Reaksi yang direspon positif oleh pasar, mengindikasikan bahwa investor masih mempercayai investasi dalam bentuk obligasi memiliki prospek yang baik. Faktor penyebab lainnya yatu dikarenakan penerbitan obligasi konvensional lebih mendominasi jika dibandingkan dengan obligasi syariah dengan nilai emisi obligasi konvensional yang besar akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dilihat dari tabel 4.1 bahwa populasi perusahaan yang menerbitkan sukuk ijarah sebanyak 10 peristiwa penerbitan belum sebanding dengan total perusahaan yang menerbitkan obligasi konvensional sebanyak 157 peristiwa penerbitan, hal tersebut menandakan bahwa sukuk masih belum mendominasi instrumen investasi di pasar modal sehingga kurangnya kepercayaan investor terhadap prospek dari investasi sukuk ijarah itu sendiri. Sebagian dari pasar menganggap bahwa pengumuman penerbitan obligasi konvensional tersebut dianggap sebagai sinyal negatif atau kabar buruk bad news. Hal tersebut dikarenakan investor beranggapan penerbitan obligasi menandakan perusahaan sedang dalam kondisi keuangan yang tidak baik, sehingga perusahaan menerbitkan obligasi surat hutang untuk mendapatkan tambahan dana. Berdasarkan teori yang disampaikan Titah 2009; dalam Pratiwi 2015 obligasi hanya akan meningkatkan leverage perusahaan yang dapat menurunkan nilai saham karena adanya pengaruh biaya bunga dari penggunaan utang tersebut. Obligasi merupakan surat pernyataan hutang dimana penambahan hutang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi akan memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Tingkat leverage yang terlalu tinggi dapat menyebabkan biaya kebangkrutan justru bisa melebihi manfaat penghematan pajak akibat penggunaan hutang tersebut. Hal tersebut yang membuat investor menganggap bahwa penerbitan obligasi sebagai sinyal negatif, investor harus melakukan analisis terhadap tingkat hutang perusahaan penerbit obligasi, bagaimana perusahaan mengelola hutang untuk menghasilkan laba dan kemampuan dalam melakukan pembayaran bunga secara periodik dan mengembalikan hutang pada waktu jatuh tempo. Selain itu mayoritas masyarakat Indonesia menganut agama Islam sehingga mulai mengabaikan investasi yang mengandung unsur non halal. Reaksi pasar yang ditunjukkan dari adanya pengumuman penerbitan obligasi konvensional ini, pasar bereaksi lambat dan berkepanjangan untuk menyerap informasi yang ditunjukkan dengan masih adanya abnormal return sampai hari ketujuh setelah peristiwa. Berdasarkan teori efisiensi pasar, hal tersebut menunjukkan pasar belum efisien bentuk setengah kuat secara informasi. Pasar juga belum efisien bentuk setengah kuat secara keputusan, karena pasar belum efisien secara informasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Wanjiku 2014 yang menyatakan bahwa penerbitan obligasi berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, tetapi bertentangan dengan hasil penelitian dari Godlewski, dkk 2011 yang menyatakan bahwa tidak terdapat reaksi pasar yang signifikan terhadap pengumuman penerbitan obligasi konvensional.

4.4.3. Perbedaan Trading Volume Activity Sebelum Pengumuman dan