14
2. Pembelajaran Kimia
Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman dengan lingkungan, dimana terjadi hubungan antara stimulus dan
respon. Perubahan perilaku ini dapat terjadi dalam bentuk keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan apresiasi. Dengan belajar, manusia dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir. Untuk dapat belajar kimia, peserta didik dituntut dapat mengasimilasi konsep baru dengan
konsep lama yang telah ada dalam struktur kognitif, agar peserta didik dapat memecahkan masalah-masalah kimia Ratna Wilis Dahar, 1988: 137.
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal
sekolah, pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga professional yang disiapkan untuk itu. Kegiatan
pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan belajar pengajaran yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar menyiapkan pengajaran dan
melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran tatap muka. Akan tetapi, kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola- pola
pembelajaran yang bervariasi Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2011: 28.
Menurut Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain 1997: 48, pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari sebuah komponen yaitu
kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber pembelajaran, serta penilaian pembelajaran. Di
dunia pendidikan, pembelajaran berarti sebuah proses komunikasi antara peserta
15 didik, pendidik dan materi pembelajaran. Materi pembelajaran berasal dari
segala bidang eksak, sosial, dan sebagainya memiliki ciri dan karakter berbeda sehingga proses mempelajarinya pun akan berbeda pula.
Pembelajaran kimia tidak lepas dari pengertian pembelajaran dan pengertian ilmu kimia itu sendiri. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas
apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat. Oleh
sebab itu, mata pelajaran di SMAMA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika,
dan energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai
produk pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah E. Mulyasa, 2006: 132-133.
Menurut Keenan, Kleinfelter, and Wood 1984: 2 ilmu kimia mempelajari bangun struktur materi dan perubahan-perubahan yang dialami
materi dalam proses-proses ilmiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui kimia, kita mengenal susunan komposisi zat dan
penggunaan bahan-bahan kimia, baik alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses penting pada makhluk hidup, termasuk tubuh kita sendiri.
Tujuan pembelajaran kimia adalah memperoleh pemahaman yang tahan lama perihal berbagai fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah,
mempunyai keterampilan dalam penggunaan laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat ditampilkan dalam kenyataan sehari- hari. Bidang kimia
cukup luas; fakta, konsep, dan teorinya selalu berkembang. Sebagian dapat
16 diajarkan dengan cara penemuan, inkuiri, dan pemecahan masalah; tetapi
kebanyakan diajarkan dalam bentuk ceramah, dan tugas membaca sendiri Tresna Sastrawijaya, 1988: 113.
3. Media Pembelajaran
Secara umum, media merupakan semua bentuk perantara yang dipakai oleh penyebar ide sehingga gagasan itu sampai pada penerima. Kata media
berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’ atau ‘pengantar’. Pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal Azhar Arsyad, 2011: 3.
Secara umum media mempunyai kegunaan sebagai berikut ini: a.
Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. b.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. c.
Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori kinestetiknya. e.
Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Menurut Arif Sadiman 2003: 6 pengertian media adalah perantara atau penghantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sementara itu John
D. Latuheru 1988: 14 mengatakan bahwa media pendidikan atau media
17 pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang digunakan dalam
menyampaikan pesan informasi dari sumber guru maupun sumber lain kepada penerima atau siswa.
Gagne’ dan Briggs 1975 dalam Azhar Arsyad 2011: 4-5, secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Mulyati Arifin 2005: 149 mengatakan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membantu guru dalam mempermudah,
menyederhanakan, dan mempercepat keberlangsungan proses pembelajaran, penyajian informasi secara utuh dan lengkap, serta membantu merancang
lingkup materi pembelajaran secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu. Media juga membantu siswa dalam
mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya, meliputi pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian, memelihara keseimbangan mental otak dan
fisik indera, serta mendorong belajar mandiri mempercepat konstruksi rekonstruksi kognitifnya.
Adanya media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik serta dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi
18 lebih konkrit. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2005: 2, beberapa
manfaat penggunaan media pembelajaran antara lain sebagai berikut: a.
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
b. Materi pembelajaran akan lebih jelas untuk dipahami oleh peserta didik.
c. Metode pembelajaran lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal yang
terkadang monoton sehingga peserta didik mengalami kejenuhan. d.
Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran karena tidak hanya mendengarkan pemaparan dari pendidik. Peserta didik bisa mengembangkan
aktivitas belajarnya menjadi lebih luas. Adapun menurut Daryanto 2010: 5 secara umum media mempunyai
kegunaan, antara lain sebagai berikut ini: a.
Memperjelas agar tidak terlalu verbalis b.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera. c.
Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestetiknya. e.
Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
f. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
komunikator, bahan pembelajaran, siswa komunikan, dan pembelajaran. Untuk memahami peran media dalam proses mendapatkan pengalaman
belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang