Pemanfaatan Radioisotop dalam Teknologi

125 membunuh. Di samping itu pembuangan sampah nuklir yang berasal dari reaktor atom akan menjadi masalah jika dibuang sembarangan, karena limbah tersebut masih bersifat radioaktif. Salah satu prinsip utama dalam pengelolaan limbah ialah limbah tersebut tidak boleh menjadi beban bagi generasi mendatang. Sebagian besar limbah radioaktif memiliki umur yang pendek, shingga diharapkan tidak terlalu lama menjadi bahan radioaktif. Sedangkan untuk limbah radioaktif yang memiliki umur panjang berumur puluhan sampai ribuan tahun, ada cara tertentu dalam menyimpannya. Limbah tersebut disimpan di bawah tanah dengan kedalaman tertentu. Hingga saat ini metode penyimpanan di dalam tanah masih relevan digunakan dan masih terbukti aman. Radiasi yang dipancarkan suatu zat yang bersifat radioaktif dapat membahayakan lingkungan sekitarnya. Seseorang yang mendapat sinar radiasi dalam waktu yang lama akan menyebabkan timbulnya penyakit di dalam tubuh, di antaranya kanker, leukimia, dan gangguan saraf. Hal ini dikarenakan radiasi sinar radioaktif dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel tubuh. Namun jika limbah dapat terkelola dengan baik, dan dosis lepasan zat radioaktif masih didalam batas yang diizinkan, maka tidak akan menjadi masalah. Gambar 15. Tong berisi limbah radioaktif Radiasi dapat berakibat fatal jika dosis diterima cukup besar dalam jangka waktu yang pendek. Dosis kejutan yang tidak membahayakan jiwa dapat menyebabkan gejala sakit sementara atau yang dikenal dengan sakit karena 126 radiasi. Sebetulnya berapakah dosis radiasi yang dibolehkan dan kapan suatu radiasi digolongkan dalam skala bahaya? Tingkat radiasi dapat dipantau dengan banyak cara. Sistem pengendalian radiasi yang paling canggih terdiri atas suatu jaringan kerja stasiun pengukur radiasi otomatis yang bekerja 24 jam sehari. Selain itu, ada pula pihak berwenang yang mengukur nilai radiasi pada titik tertentu dan jarak waktu yang teratur. Sistem pengukuran radiasi tertentu yang dipasang sangatlah sensitif. Satuan dasar dosis radiasi dalam sistem Satuan Internasional SI adalah Sievert Sv. Biasanya digunakan ukuran mSv miliSievert untuk lebih praktisnya. Satuan ini menggambarkan efek biologis dari radiasi. Nilai radiasi pada kebanyakan tempat adalah 0,0001 sampai 0,0002 mSvjam. Jika sudah mencapai 0,1 mSvjam maka keadaan tergolong bahaya, dan jika sudah mencapai 1 mSvjam maka keadaan sudah termasuk darurat. Gambar 16. Salah Satu Contoh Alat Pengukur Radiasi Selain itu ada juga skala keamanan nasional yang disebut skala INES International Nuclear Event Scale yang dikenalkan oleh IAEA pada tahun 1990. Manfaatnya sama seperti skala richter yang digunakan pada gempa bumi. Perbedaan keamanan peristiwa nuklir ditandai dari angka 1 sampai 7 pada skala INES. Sedangkan kejadian nuklir tanpa ancaman keselamatan, diklasifikasikan dalam kelas 0. Insiden pada kelas 0 sampai 3 tidak dianggap sebagai kecelakaan. Sedangkan pada kelas 4 sampai 7, barulah kta dapat menyebutnya sebagai kecelakaan. Selain pada pembangkit tenaga nuklir, skala ini juga diterapkan 127 untuk semua instalasi nuklir, termasuk misalnya pabrik elemen bahan bakar, gudang bahan bakar, serta instalasi militer tertentu. Berikut ini merupakan sebutan terhadap peristiwa kecelakaan nuklir menurut INES: Gambar 17. Tingkatan Kejadian Nuklir Internasional Laju pertumbuhan penduduk dunia yang pesat, menyebabkan permintaan akan kebutuhan energi menjadi cukup tinggi. Namun ternyata sumber daya alam yang selama ini kita punya sangat terbatas dan semakin menipis. Bahkan sampai ada perkiraan tidak akan dapat mencukupi dalam beberapa tahun lagi. Seandainya kita tidak menambah sumber energi alternatif, maka bisa dipastikan kita bisa jadi akan mengalami krisis energi. Tenaga nuklir merupakan salah satu alternatif sumber energi. Dibandingkan batu bara atau minyak bumi, nuklir relatif lebih efisien. Selain itu, dengan sedikit saja bahan bakar uranium, pembangkit listrik sudah bisa berjalan. Akan tetapi, disamping memiliki kelebihan dibandingkan sumber energi lain, masih banyak yang kontra dengan tenaga nuklir ini. Apalagi dengan adanya beberapa kasus kebocoran maupun meledaknya suatu PLTN. Jika reaksi dalam reaktor tidak terkontrol atau jika pengaman reaktor rusak tidak berfungsi, maka efek yang terjadi cukup membahayakan. beberapa kasus bocor atau meledaknya suatu reaktor nuklir. Ada kasus yang pernah menggemparkan dunia yakni kasus Chernobyl pada tahun 1986. Meledaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Chernobyl, Ukraina merupakan salah satu bencana terburuk umat manusia. Meledaknya 128 PLTN tersebut tidak hanya menyebabkan kebakaran, namun juga menyebarnya partikel radioaktif ke seluruh kota. Akibatnya semua penduduk harus diungsikan dan kota tersebut menjadi kota mati. Selama kecelakaan reaktor Chernobyl, beberapa petugas pemadam kebakaran meninggal karena radiasi. Ini adalah satu- satunya kecelakaan pada pembangkit listrik tenaga nuklir yang dioperasikan secara komersial dimana manusia meninggal akibat radiasi. Reaktor hancur dan zat radioaktif yang terkandung dalam bahan bakar naik tinggi ke udara bersama- sama gas yang terbakar. Angin membawa zat radioaktif sampai ke luar perbatasan negara. Radiasi yang dilepaskan ledakan tersebut 100 kali lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Separuh Italia terkontaminasi dan radiasinya menyebar di sebagian besar wilayah bekas Uni Soviet dan sebagian Eropa bagain utara. Tragedi Chernobyl adalah bencana nuklir terburuk dalam sejarah umat manusia. Tragedi tersebut masuk dalam level 7 skala INES. Tragedi tersebut disamping diakibatkan oleh human error, juga disebabkan karena desain reaktor yang tidak memenuhi standar IAEA International Atomic Energy Agency. Gambar 18. Salah Satu Lokasi Kota Mati Akibat Meledaknya Reaktor Chernobyl Kemudian ada pula kasus reaktor Fukushima Daiichi yang meledak pasca gempa dan tsunami Jepang pada tahun 2011. Bencana nuklir ini termasuk yang terburuk setelah bencana Chernobyl. Keempat reaktor di stasiun