Di tinjau Dari Sisi Orang Tua

sebagaimana yang tersebut dalam UUP 1974 yang akan mengatur tentang nasib anak di luar kawin sampai saat ini belum diterbitkan. 88 Unifikasi hukum yang bertolak kepada Wawasan Nusantara dan Bhineka Tunggal Ika, sebaiknya perlu dipikirkan tentang lembaga pengakuan dan pengesahan anak di luar kawin guna menaikkan harkat dan martabatnya sebagai manusia ciptaan Allah SWT. 89 Sehingga mempunyai banyak manfaat bagi seorang anak yaitu dapat memberikan kejelasan status bagi anak, mengangkat harkat dan martabat anak juga dapat memberikan jaminan pemeliharaan dan masa depan bagi anak tersebut, kemudian terlihat jelaslah dari uraian di atas latar belakang perlunya adanya pengakuan seorang anak yang lahir di luar perkawinan. 90

2. Di tinjau Dari Sisi Orang Tua

Anak dilihat sebagai penerus generasi, dipandang sebagai wadah di mana semua harapan orangtuanya dikemudian hari kelak menjadi tanggungjawabnya. Di pandang pula sebagai pelindung orangtuanya kelak bila orangtua sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah lagi. Anak yang lahir dalam perkawinan yang sah antara seorang wanita sebagai ibunya dengan seorang pria sebagai bapaknya yang menjadi suami wanita tersebut. 91 88 Ibid 89 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta : Kencana, 2006, hal. 84 90 Ibid 91 Mr.B.Ter Haar Bzn, diindonesiakan oleh K.Ng.Soerbakti Poesponoto, Azaz-azaz dan Susunan Hukum Adat, Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 2001, hal. 144 Universitas Sumatera Utara Pentingnya mempersoalkan anak disebabkan karena beberapa hal yang menjadi latar belakang bagi orang tua yakni memberikan kejelasan status anak sebagai generasi yang melanjutkan keturunan orang tuanya termasuk dalam melanjutkan marga bagi yang menganut sistem patrilineal dan waris, meletakkan beban kewajiban kepada orangtua untuk bertanggung jawab terhadap pemeliharaan anak, juga memberikan jaminan masa depan bagi orangtua apabila kelak sudah terkendala secara fisik. 92 Hukum ingin memastikan bahwa anak yang dilahirkan dari rahim seorang ibu adalah sah, dan secara sosiologis tidak menjadi pergunjingan dalam masyarakat. Tanggung jawab pengasuhan dan pendidikan anak terletak pada kedua orang tuanya ayah-ibu. Pendidikan dan pengasuhan anak akan berhasil, sejauh mana keterlibatan kedua orangtuanya dalam mendidik. Islam tidak membebankan tanggung jawab itu hanya kepada salah satu dari kedua orang tua. 93 92 Ibid Untuk dapat mewaris maka ahli waris itu ada yang karena di tunjuk oleh Undang-undang dan ada yang karena di tunjuk oleh surat wasiat yang dapat mewaris berdasarkan Undang-undang. Penggolongan pewarisan anak luar nikah dibagi atas anak sah anak yang lahir dalam perkawinan yang sah dan anak luar nikah yang terbagi lagi dalam anak luar nikah yang dapat diakui sahnya dan anak luar nikah yang tidak dapat diakui sahnya. Pasal 862 sampai dengan Pasal 873 K.U.H.Perdata adalah mengenai hubungan hukum antara anak luar nikah dengan orang tuanya. Selanjutnya dengan adanya kelahiran 93 Sudirman Kartohadprojo, Pengantar Tata Hukum Di Indonesia, Jakarta : Pustaka Rakyat, 1959, hal. 45 Universitas Sumatera Utara makanya ada hubungan antara ibu dengan anak. Hubungan anak dengan laki-laki yang membuahkannya tidak ada. Adanya pengakuan dari laki-laki ayah biologis anak tersebut maka lahirlah hubungan-hubungan hukum antara anak dan laki-laki yang mengakuinya. 94 Walaupun kedudukannya tetap terbelakang dibandingkan dengan anak sah terutama dalam hukum waris. Anak luar nikah tidak akan pernah dapat mewaris dari sanak keluarga orang tuanya, dan sebaliknya sanak keluarga orang tuanya tidak dapat bertindak dalam harta peninggalan anak luar nikah dari seorang anggota keluarganya. Akan tetapi Pasal 873 K.U.H.Perdata memungkinkan terjadi pewarisan yang demikian. Jadi hanya apabila sama sekali tidak ada orang lain, maka anak luar nikah dapat mewaris dari sanak keluarga orang tuanya dan sebaliknya dengan menyampingkan negara. . 95

C. Status Hukum Anak Dengan Adanya Pengakuan Anak 1. Pengertian Anak Sah