dilakukan seseorang harus memperhatikan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.
48
Menurut Soerjono Soekamto, penelitian hukum adalah “kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk
mempelajari satu atau segala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya”. Pada penelitian hukum ini bidang ilmu hukum sebagai landasan ilmu
pengetahuan induknya. Oleh karena itu, maka penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum.
49
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Agar mendapat hasil yang lebih maksimal maka dilakukan penelitian hukum dengan
menggunakan metode-metode sebagai berikut :
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yuridis normatif, artinya yaitu penelitian yang mengacu pada norma hukum yang berkaitan dengan pendekatan
perundang-undangan statute approach dalam melakukan pengkajian uji materiil Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
Sifat penelitian adalah penelitian deskriftif analitis artinya yaitu untuk menggambarkan semua gejala dan fakta dan menganalisa permasalahan yang ada
sekarang
50
48
Ronny Soemitro Hanintijo, Metodologi Penelitian Hukum dan Juru Materi, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998, hal. 9
ditujukan untuk menggambarkan secara tepat, akurat, dan sistematis gejala–gejala hukum terkait perkara pengakuan kedudukan anak di luar perkawinan
dalam kajian hukum positif.
49
Soerjono Soekamto, Op.Cit, hal. 43
50
Wiranto Surakhmad, Dasar Dan Teknik Research, Bandung : Tarsito, 1978 hal. 132
Universitas Sumatera Utara
2. Sumber Data
Data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan library research pada penelitian lazim dinamakan dengan data sekunder. Penelitian normatif data sekunder
sebagai sumberbahan informasi dapat merupakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.
a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya
mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari perundang–undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan
putusan-putusan hakim.
51
1. Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Bahan hukum primer, meliputi seluruh peraturan
perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian, antara lain :
2. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; 3. Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
4. Kompilasi Hukum Islam, Inpres Nomor 1 Tahun 1991 b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder digunakan untuk membantu memahami berbagai konsep hukum dalam hukum primer, analisa bahan hukum primer dibantu oleh bahan
hukum sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber baik jurnal-jurnal, buku-
51
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2009, hal. 47-54
Universitas Sumatera Utara
buku, makalah, serta karya ilmiah mengenai pengakuan kedudukan anakdiluar perkawinan dalam kajian hukum positif yang relevan dengan judul penelitian ini.
c. Bahan Hukum Tertier Bahan hukum tertier diperlukan untuk berbagai hal dalam penjelasan makna-
makna kata dari bahan hukum sekunder dan bahan hukum primer, khususnya kamus hukum.
3. Teknik Pengumpulan Data