Op. Murian terpilih menjadi informan karena beliau merupakan tokoh adat yang dapat memberikan informasi sejauh mana perubahan-perubahan yang
terjadi semenjak polarisasi telah mempengaruhi sistem sosial dan interaksi mereka sebagai Orang Batak. Op. Murian memahami dan tahu betul pola
interaksi terutama di dalam kegiatan adat saat ada horja sebelum terjadi polarisasi dan sesudah terjadi polarisasi.
4.7.5. Informan Kelima Koordinator Tolak Tambang
Nama : Bapak Jefri Pardede JP
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Keristen Protestan
Alamat : Tarutung Panjang
Bapak JP merupakan koordinator tolak tambang yang mewakili desa Tarutung Panjang. Beliau dan beberapa masyarakat tolak tambang dari desa-
desa lain di Kecamatan Naga Juang menyusun dasar dan pertimbangan masyarakat menolak tambang di Wilayah Tor Sihayo-Sambung dan sekitarnya.
Bapak JP berkata di dalam Dasar dan Pertimbangan Masyarakat Menolak Tambang di Wilayah Tor Sihayo-Sambung dan Sekitarnya, terkumpul
segala arsip tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Forum Masyarakat Naga Juang Tolak Tambang untuk memperjuangkan segala aspirasi
Universitas Sumatera Utara
mereka. Mereka tidak setuju dilakukannya proses pertambangan di Wilayah Tor Sihayo-Sambung dan sekitarnya.
Salah satu usaha yang mereka lakukan adalah mengirimkan surat kepada Bapak Presiden RI pada tanggal 11 Oktober 2010. Surat itu berisikan
permohonan peninjauan kembali Kontrak Karya PT. Sorikmas Mining di wilayah Kabupaten Mandailing Natal khususnya Kecamatan Naga Juang.
Surat tersebut mereka buat atas dasar hukum Undang-Undang No. 4 Tahun 1999 tentang kehutanan menyatakan melarang pertambangan terbuka di
kawasan hutan lindung. Selain hutan lindung, taman nasional juga menjadi “tumpang-tindih” dengan perusahaan tersebut.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan forum tersebut yang membuat mereka memutuskan untuk melakukan penolakan terhadap tambang,
diantaranya adalah: Kekhawatiran bencana alam seperti yang terjadi dibeberapa wilayah di
Tanah Air yaitu, Wasior di Irian Jaya, Lapindo di Jawa Timur, Bahorok di Sumut, masalah Mercury di Sulawesi Utara, Tambang Freeport di Irian Jaya
dan sebagainya. Melihat kondisi Kec. Naga Juang yang mempunyai ketinggian atau
elevansi ± 100 meter diatas permukaan laut lebih rendah dari wilayah tambang yang berkisar antara ± 400 – 1350 meter diatas permukaan laut dikhawatirkan
limbah kimia akan merusak lingkungan kesehatan masyarakat setempat. Wilayah tambang merupakan kantong air yang kontribusi air ke sungai
aek gajah, aek lobu, aek garut. Jika ada tambang berarti ada eksploitasi yang
Universitas Sumatera Utara
berarti merusak tatanan hutan dan akan merusak lingkungan ekologi dan ekosistem.
Beliau juga berkata bahwa masyarakat sadar dan paham bahwa Kabupaten Mandailig Natal secara geologis berada di daerah yang
dikategorikan daerah rawan bencana, termasuk Naga Juang dan sekitarnya. Dan merupakan daerah vulkanik aktif dengan jenis tanah yang rawan erosi dan
longsor serta curah hujan yang tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir sudah 3 kali terjadi banjir bandang dan memakan korban jiwa.
Daerah Naga Juang dilalui Patahan Besar Sumatera yang rawan gempa, dengan kondisi geologis yang sedemikian peka maka bila terjadi pembukaan
terhadap tutupan hutan alam di kawasan hutan resiko bencana alam yang terjadi semakin tinggi.
Masyarakat Naga Juang sebagaimana yang diketahui bersama bahwa 90 penduduknya sangat tergantung pada sektor pertanianperkebunan,
pasokan air yang teratur dan iklim yang stabil merupakan faktor penentu kelangsungan pertanian dan perkebunan.
Psikologis masyarakat akan terganggu karena akan banyak sarana yang menyebabkan polusi suara, kendaraan-kendaraan yang lalu-lalang, kehidupan
yang berubah secara drastis sedangkan sumber daya manusia sekitar masih rendah. Beliau juga beranggapan bahwa kerawanan sosial akan terjadi karena
sebagian besar wilayah pertambangan di Indonesia, masyarakat sekitarnya selalu termarjinalkan atau termiskinkan.
Universitas Sumatera Utara
Tenaga kerja yang diserap memang sebagian merupakan penduduk lokal, tetapi hanya sebagai buruh kasar, jika dihitung bila masyarakat Naga
Juang diberi hutan 5 hektar per KK dan diberi Kredit Usaha Rakyat KUR ini akan jauh lebih menguntungkan rakyat dan alam tetap lestari, dan masih ada
beberapa alasan lagi yang menjadi alasan masyarakat Naga Juang menolak pertambangan.
Gerakan masyarakat tolak tambang ini di usung oleh organisasi Pemuda Pancasila. Namun, saat ini forum sedang vakum karena ada masalah intern di
dalam organisasi tersebut. Bapak JP dipilih sebagai informan karena beliau merupakan perwakilan
dari masyarakat Desa Tarutung Panjang yang tolak tambang. Bapak JP memberikan informasi tentang masyarakat tolak tambang, baik itu alasan
mengapa mereka menolak tambang, dan upaya-upaya perjuangan yang telah mereka lakukan selama ini.
4.7.6. Informan Keenam Masyarakat Tolak Tambang