Pertumbuhan Ekonomi Infrastruktur Desa

masyarakat desa-desa lain di Kecamatan Naga Juang. Masyarakat masih lebih banyak yang menyatakan tolak tambang dari pada pro tambang. Namun dampak dari adanya pengelompokan ini tetap terlihat begitu jelas dalam kehidupan sosial masyarakat Naga Juang dan Desa Tarutung Panjang khususnya.

4.4. Pertumbuhan Ekonomi

Angka pertumbuhan sektor ekonomi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan mengingat hal tersebut mencerminkan pertambahan output yang lebih lanjut menjadi pendapatan bagi suatu perekonomian tertentu. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mandailing Natal 6,08 persen rata- rata pertahun. Di Kabupaten Mandailing Natal, sektor pertanian yang merupakan sektor andalan bagi perekonomiannya, walau demikian laju pertumbuhan paling rendah dibanding sektor-sektor lainnya yakni tumbuh rata-rata pertahun sebesar 3,71 persen. Secara rata-rata subsektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah subsektor perkebunan sebesar 6,48 persen. Tingkat pertumbuhan paling rendah dibandingkan subsektor lainnya adalah subsektor Kehutanan. Pertumbuhan rata-rata pertahun tertinggi berasal dari sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sektor ini tumbuh sebesar 44,86 persen. Sektor- sektor lainnya perdagangan, Hotel dan Restoran, pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sector listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor Universitas Sumatera Utara pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa menunjukan angka pertumbuhan yang fluktuatif per tahunnya.

4.5. Infrastruktur Desa

Infrastruktur yang dimiliki oleh Desa Tarutung Panjang masih sangat minim. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, akses jalan menuju desa hampir seluruhnya adalah jalan tanah dengan kondisi yang berbatu-batu dan berlubang- lubang. Sementara jalan merupakan salah satu sarana utama untuk menghubungkan Desa Tarutung Panjang dengan desa-desa lain terutama dengan ibu kota kecamatan. Hingga saat ini ada sekitar 1000 m 2 jalan yang harus segera diperbaiki degan cara melakukan pengerasan jalan. Desa Tarutung Panjang merupakan desa yang paling terpencil di antara desa- desa lain di Kecamatan Naga Juang. Selain akses jalan yang sangat buruk jarak desa dari ibu kota kecamatan juga jauh sekitar 1,5 km. Sedangkan desa-desa lain hanya berjarak 0,2 – 0,75 ke ibu kota kecamatan. Saluran drainase yang dimiliki Desa Tarutung Panjang juga sangat minim. Padahal saluran drainase juga merupakan sarana penting untuk mengairi lahan persawahan dan mencegah terjadinya banjir. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan Desa Tarutung Panjang masih membutuhkan perbaikan saluran drainase sepanjang 460m 2 . Bangunan tempat tinggal yang dimiliki masyarakat desa Tarutung Panjang kebanyakan adalah rumah panggung dari sekitar 51 bangunan rumah terdapat 16 bangunan rumah sederhana, 17 rumah sangat sederhana, 18 rumah yang tidak layak Universitas Sumatera Utara huni. Dari seluruh bangunan rumah 60 di antaranya adalah rumah panggung. Rumah panggung merupakan model rumah yang sudah sejak lama digunakan di desa Tarutung Panjang. Masih sangat sedikit rumah yang dilengkapi fasilitas kamar mandi atau WC. Dari keseluruhan bangunan rumah hanya sekitar 4 rumah yang memiliki fasilitas kamar mandi dan WC sendiri. Masyarakat desa Tarutung Panjang memanfaatkan sebuah pancuran yang terdapat di desa mereka untuk MCK, bahkan memasak. Sarana pendidikan yang dimiliki desa Tarutung Panjang hanyalah sebuah SD Negeri. Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masyarakat desa Tarutung Panjang harus menempuh jarak yang lumayan jauh dari desa mereka sekitar 1,5 km – 2 km. Sekolah SMP dan SMA hanya terdapat di ibu kota kecamatan atau di ibu kota kabupaten. Desa Tarutung Panjang merupakan desa yang unik karena hanya di desa tersebut terdapat suku Batak Toba dan seluruh penduduknya menganut keyakinan Kristen. Melihat bahwa desa ini terletak di daerah Tapanuli Selatan yang mayoritas penduduknya adalah Batak Mandailing yang menganut keyakinan Islam. Di desa ini terdapat dua buah gereja yang digunakan untuk kegiatan keagamaan masyarakat desa.

4.6. Topografi