suatu bentuk solidaritas memiliki kesadaran kolektif yang sama dan kuat sehingga tidak terdapat karakter individualis pada masyarakat desa. Saat
ini masyarakat desa dapat disebut solidaritas organik dengan seiring lunturnya nilai-nilai kolektif yang digantikan dengan karakter individual
dan lebih materialistis.
4.8.3.2. Hubungan di antara Sesama Anggota Kelompok
Dalam interaksi yang terbentuk di antara kelompok tolak tambang dan pro tambang terlihat jelas adanya jarak sosial yang terjadi
antar kelompok karena pendapat mereka yang berbeda tentang kehadiran PT. Sorikmas Mining di daerah mereka. Namun berbeda
dengan hubungan yang terbentuk antara sesama anggota kelompok tersebut baik itu dalam kelompok tolak tambang atau pro tambang.
Menurut Soerjono Soekanto ada beberapa kriteria terbentuknya kelompok sosial yaitu: 1 setiap anggota kelompok harus sadar bahwa
dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan; 2 ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya; 3 ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan
yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain 4 berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku 5 bersistem
dan berproses Soekanto, 1990.
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat desa Tarutung Panjang sesama anggota kelompok tolak tambang atau pro tambang memiliki hubungan yang cukup erat
diantara anggotanya. Masyarakat tolak tambang misalnya membentuk sebuah forum yang bernama Forum Masyarakat Naga Juang Tolak
Tambang. Forum tersebut merupakan suatu wadah bagi mereka yang sependapat menyatakan tolak tambang terhadap kehadiran PT. Sorikmas
Mining. Beberapa kegiatan yang mereka lakukan bersama untuk memperjuangkan aspirasi mereka, seperti yang dikatakan salah satu
informan yang merupakan koordinator masyarakat tolak tambang di desa Tarutung Panjang.
“Kami masyarakat yang tolak tambang sudah beberapa kali mengirimkan surat ke pemerintah pusat,
kami juga pernah melakukan demo di sekitar lokasi tambangnya Sorikmas biar mereka secepatnya menutup
perusahaannya itu.” Informan JP
Seiring dengan aktivitas yang selalu mereka lakukan bersama disadari atau tidak telah terbentuk solidaritas di antara anggota
kelompok tersebut. Pada tingkat yang lebih ekstrem jika ada penyelenggaraan kegiatan adat baik itu pesta-pesta pernikahan,
kematian, dan kegiatan-kegiatan lain maka yang hadir adalah sesama anggota tolak tambang atau pro tambang. Seperti yang dikatakan salah
satu informan ini. “Kalau ada pesta di masyarakat tolak tambang yang
datang yah yang tolak tambang juga. Saya dan mertua saya sebenarnya berbeda kelompok, mertua saya itu
pro tambang sedangkan saya tolak tambang. Jadi, kalo ada pesta-pesta gitu kami gak sama.” Informan PP
Universitas Sumatera Utara
Demikian juga halnya dengan masyarakat pro tambang walau kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat pro tambang tidak
terorganisir sebaik kelompok tolak tambang namun pada saat ada kegiatan yang dilaksanakan salah satu anggota pro tambang maka yang
ikut membantu atau menghadiri acara tersebut adalah masyarakat pro tambang.
Sesama anggota kelompok merasa memiliki musuh yang sama. Misalnya anggota kelompok tolak tambang merasa kalau musuh mereka
adalah pro tambang oleh sebab itu terjadi persaingan di antara kelompok-kelompok tersebut. Pada saat perayaan natal kelompok pro
tambang bekerja keras agar acara yang mereka langsungkan itu lebih baik dari kelompok yang lain.
4.8.3.3. Perubahan pada Struktur Ekonomi