Jika masyarakat menolak kehadiran mereka dan tidak bersedia desanya dilalui alat-alat transportasi milik PT. Sorikmas Mining. Maka, pihak perusahaan akan
mencari jalan lain yang lebih jauh dan memakan biaya yang lebih besar lagi. Salah satu yang membuat Bapak Nurul bingung adalah jika masyarakat
diajak berdiskusi satu persatu, mereka terkesan menerima kehadiran perusahaan. Anehnya saat masyarakat telah berkumpul maka suara mereka akan
berubah 180 derajat. Bapak Nurul merasa ada pihak-pihak tertentu yang memprovokasi masyarakat Naga Juang agar menolak kehadiran PT. Sorikmas
Mining. Menurut Bapak Nurul pihak perusahaan telah melakukan cara-cara
persuasif untuk menarik simpati masyarakat. Namun, hingga kini belum mencapai hasil yang di harapkan. Saat ini perusahaan sedang tidak tahu usaha
bagaimana lagi yang dapat dilakukan untuk memperoleh simpati masyarakat.
4.7.4. Informan Keempat Tokoh Adat
Nama : Op. Murian Hutapea
Umur : 78 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Desa Tarutung Panjang
Sejarah singkat tentang Desa Tarutung Panjang dari hasil wawancara dengan tokoh adat Op. Murian Hutapea yang merupakan anak dari sipuka
huta perintis desa. Pada tahun 1927, Desa Tarutung Panjang yang saat itu
Universitas Sumatera Utara
belum memiliki nama didatangi oleh perantau dari Sambilan Julu, Toba. Marga-marga dari para pendatang itu adalah Sianipar, Hutapea, dan Silitonga
dan masih menganut kepercayaan kepada Mula Jadi Na Bolon. Desa Tarutung Panjang saat itu masih seperti hutan dan banyak di tumbuhi tarutung harangan
durian hutan, durinya panjang-panjang dan tidak dapat dimakan. Oleh sebab itu diberi nama desa ini dinamakan Tarutung Panjang.
Pada tahun 1928 mulai masuk agama Kristen, dan pada saat itu juga untuk pertama kalinya dibentuk sistem pemerintahan pada masyarakat Desa
Tarutung Panjang dengan ditunjuknya Kepala Ripe kepala desa Raja Simon marga Silitonga. Kepala Ripe ditunjuk untuk kepentingan upacara adat, yang
mana menurut penuturan Op. Murian sebagai tokoh adat upacara adat dalam Suku Batak dianggap sah apa bila disaksikan oleh Kepala Ripe setempat. Op.
Murian juga merupakan salah satu anggota masyarakat Desa Tarutung Panjang yang aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan gereja HKI Huria Kristen
Indonesia, gereja dimana Op. Murian berjemaat. Op. Murian di gereja tersebut merupakan pelatih koor ina paduan suara kaum ibu dan koor ama paduan
suara kaum bapak. Namun, sudah hampir 7 tahun Op. Murian sudah mengurangi aktifitas dalam melatih koor akibat usia dan gangguan kesehatan
pernafasannya. Op. Murian bercerita waktu itu banyak sekali orang-orang berdatangan
ke Tarutung Panjang untuk mengusahakan minyak nilam. Minyak nilam pada saat itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Untuk memproduksi minyak
nilam yang berkualitas pada saat itu dibutuhkan banyak soban kayu bakar
Universitas Sumatera Utara
dalam proses penyulingan minyak yang dimasak dengan api. Sehingga banyak kayu-kayu dari hutan sekitar Tarutung Panjang yang ditebang dan digunakan
untuk bahan bakar. Sehingga mengakibatkan babiat harimau yang turun ke desa dan beberapa kali berjatuhan korban jiwa yang meninggal dimakan
harimau. Menurut penuturan Op. Murian masyarakat desa Tarutung Panjang sejak
dulu sangat menjaga lingkungan desa mereka. Masyarakat desa tidak sembarangan menebangi hutan, walau jarak desa mereka sangat dekat dengan
hutan. Masyarakat desa tahu pasti resiko apa yang akan mereka hadapi jika mereka tidak menjaga kelestarian hutan mereka.
Daerah mereka juga sangat rentan terhadap banjir karena merupakan Daerah Aliran Sungai Batang Gadis yang merupakan luas aliran sungai
terbesar. Aliran sungai mencapai panjang 180,00 km dan lebar aliran 65 m, dengan volume normal sekitar 25.781,11 m
3
. Secara umum sungai-sungai yang berada di daerah ini biasa digunakan untuk sarana irigasi, perhubungan, MCK
mandi, cuci, dan kakus dan lainnya. Oleh sebab itu selama ini masyarakat dan pemerintah sepakat untuk menjaga hutan sebagai daerah resapan air.
Masyarakat desa Tarutung Panjang juga sejauh ini selalu menjaga hubungan baik terutama dalam kegiatan-kegiatan adat. Marga-marga si puka
huta yaitu sianipar, silitonga dan hutapea merupakan marga-marga yang dituakan di Desa Tarutung Panjang karena dianggap berjasa dalam membuka
kampung tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dipertegas karena hanya desa Tarutung Panjang dan Desa Humbang I merupakan desa yang mayoritas penduduknya suku Batak Toba.
Selebihnya, desa-desa lain merupakan desa yang mayoritas penduduknya Batak Mandailing dan beragama malai Islam.
Op. Murian adalah salah satu masyarakat yang tolak tambang. Beliau mengecam sekali masuknya perusahaan tambang ke sekitar desa mereka.
Menurut beliau perusahaanlah yang paling bertanggung jawab atas rusaknya tatanan adat istiadat di Desa Tarutung Panjang. Beliau pernah beberapa kali
ingin ikut berdemo bersama masyarakat yang lain mengungkapkan aspirasinya yang tidak setuju akan kehadiran perusahaan, hanya saja beliau sudah tua dan
dilarang oleh anaknya. Beliau mengatakan jika ada yang melakukan horja hajat baik itu
pernikahan, kelahiran, kematian, memasuki rumah baru dari kelompok pro tambang, maka yang hadir dan membantu terlaksananya horja tersebut adalah
masyarakat yang pro tambang. Demikian juga apa bila yang melakukan horja adalah tolak tambang maka yang akan menghadiri horja tersebut adalah warga
yang tolak tambang. Dalam adat batak pada saat dilaksanakan sebuah horja setiap orang
mempunyai kedudukannya masing-masing di dalam horja tersebut sesuai dengan aturan sistem sosial Orang Batak yaitu dalihan na tolu. Ada hula-hula,
dongan sahuta dan anak boru. Akibat kelompok yang terpecah menjadi pro dan tolak tambang semua jadi terganggu dan tidak berjalan dengan sebagaimana
mestinya.
Universitas Sumatera Utara
Op. Murian terpilih menjadi informan karena beliau merupakan tokoh adat yang dapat memberikan informasi sejauh mana perubahan-perubahan yang
terjadi semenjak polarisasi telah mempengaruhi sistem sosial dan interaksi mereka sebagai Orang Batak. Op. Murian memahami dan tahu betul pola
interaksi terutama di dalam kegiatan adat saat ada horja sebelum terjadi polarisasi dan sesudah terjadi polarisasi.
4.7.5. Informan Kelima Koordinator Tolak Tambang