14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Ruang Lingkup Moneter
1. Pengertian Moneter Secara etimologi, kata moneter berarti sesuatu yang ada sangkut
pautnya dengan mata uang, berhubungan dengan uang atau keuangan. Ada pula yang mengartikan moneter berarti “segala sesuatu mengenai uang”.
Sedangkan sistem moneter berarti suatu istilah umum yang meliputi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mempengaruhi
mata uang negara tertentu. Dalam hubungannya dengan kebutuhan manusia, manusia yang hidup dalam suatu negara membutuhkan stabilitas
perekonomian. Salah satu cara untuk menstabilkan perekonomian suatu negara ialah melalui kebijakan moneter yang tepat. Winardi, 1995:2.
2. Pengertian Kebijakan Moneter Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan
ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut
dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Secara umum, kebijakan moneter
memiliki beberapa tujuan, yaitu meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas harga, menjaga
stabilitas suku bunga, menjaga stabilitas pasar keuangan, dan menjaga
15 stabilitas pasar valuta asing. Idealnya, otoritas moneter ingin mencapai
semua tujuan tersebut, tapi pencapaian berbagai tujuan tersebut secara bersamaan adalah sangat sulit terlebih karena antar tujuan tersebut sering
kali bersifat kontradiktif Mishkin, 1996:174. Adanya konflik antar berbagai tujuan kebijakan moneter menimbulkan
pemikiran baru untuk menetapkan tujuan atau sasaran tunggal berupa stabilitas harga. Alasan pemilihan stabilitas harga sebagai sasaran tunggal,
antara lain Mishkin, 1996 dalam Julaihah, 2007:27: 1 tidak adanya
trade off antara pengangguran dan inflasi, alasan ini
didukung dengan banyaknya studi yang menghasilkan adanya korelasi positif antara pengangguran dan inflasi;
2 kestabilan harga dalam jangka panjang akan mendorong tingkat pertumbuhan output yang tinggi dan lebih mempercepat pertumbuhan
ekonomi; 3 inflasi akan menurunkan kesejahteraan, jika inflasi dapat diantisipasi
secara tepat maka biaya inflasi berasal dari pemegangan uang suboptimal shoe leather costs, kebutuhan penyesuaian harga menu costs, dan efek
distorsi dari sistem pajak. Namun, jika inflasi tidak diantisipasi, maka biaya inflasi jauh lebih tinggi.
Selain terdapatnya konflik antar sasaran, otoritas moneter juga dihadapkan pada permasalahan lain, yaitu adanya time lag antara aksi penerapan kebijakan
dan hasil penerapan kebijakan. Misalkan otoritas berharap untuk mencapai kestabilan harga, instrumen kebijakan moneter yang dimiliki oleh otoritas tidak
16 bisa secara langsung mempengaruhi tujuan tersebut. Adanya permasalahan
time lag tersebut, maka diperlukan sasaran operasional dan sasaran antara. Sasaran operasional dan sasaran antara dapat dijadikan indikator apakah
kebijakan yang diterapkan berada pada jalur yang tepat dan jika terdapat kesalahan, maka otoritas dapat segera melakukan koreksi terhadap kebijakan
tersebut Mishkin, 2001:172. Bahwa dalam praktek, penggunaan sasaran antara tergantung pada
pendekatan operasional apa yang digunakan oleh bank sentral, yaitu apakah pendekatan berdasarkan kuantitas besaran moneter quantity-based approach
atau pendekatan berdasarkan harga besaran monetersuku bunga price-based approach
. Umumnya, pendekatan berdasarkan kuantitas menggunakan sasaran antara secara tegas. Sementara itu, pendekatan berdasarkan harga
umumnya tidak menggunakan sasaran antara secara tegas; namun, pengaruh perubahan sasaran operasional ditransmisikan pada perubahan akhir melalui
perkembangan beragam information variables yang berfungsi sebagai leading indicator dari perkembangan kegiatan ekonomi dan tekanan inflasi, misalnya,
ekspektasi inflasi dan suku bunga jangka panjang Warjiyo, 2003:58
B. Ruang Lingkup Perbankan di Indonesia
Perbankan indonesia mengalami perubahan yang sangat besar mengikuti perkembangan perekonomian yang terjadi. Pengaruh terbesar dalam perubahan
adalah terutama dari faktor eksternal yaitu adanya perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial masyarakat, politik dan
demokrasi, serta pengaruh dari dunia internasional. Terdapat faktor-faktor
17 internal bank yang merubah secara langsung kondisi perbankan indonesia,
namun perubahan yang disebabkan faktor internal semakin besar karena adanya tekanan dari perubahan eksternal Ade, 2006:42.
Bagi suatu negara, bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. Karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan
ekonomi suatu negara. Dengan kata lain, kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin
maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin
dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya Kasmir, 2008:7.
C. Tinjauan Umum Kredit 1. Pengertian Kredit
Kata kredit telah lazim kita gunakan pada praktek perbankan dalam pemberian berbagai fasilitas yang berkaitan dengan pinjaman. Kata “kredit”
berasal dari kata romawi “credere” yang berarti percaya atau “credo” atau “ceditum“ yang berarti saya percaya. Maksudnya adalah sipemberi kredit
percaya kepada penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkan pasti dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan penerima kredit berarti
menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya Kasmir,
2010:101.
18 Dalam kamus besar bahasa indonesia salah satu pengertian kredit
adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh
bank atau badan lain Hermasyah, 2008:162. Berdasarkan undang-undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas
undang-undang No 7 tahun 1992 tentang perbangkan memberikan pengertian kredit pasal 1 butir 11 dan 12 tentang kredit dan pembiayaan:
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak-pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga”. “Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengambilkan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil”.
2. Jenis-Jenis Kredit
Pemberian kredit pada Bank umumnya ditujukan untuk meningkatkan kemampuan perorangan atau badan yang membutuhkan. Bank indonesia
sebagai pemberi kredit, dapat memberikan bantuannya secara langsung kepada pihak ketiga bukan bank, seperti Pertamina, yang disebut dengan
kredit langsung. Sedangkan kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia ke bank-bank umum, ditujukan untuk membantu bank umum dalam memenuhi