35 bersangkutan. Artinya, penurunan daya beli mata uang domestik akan
diiringi dengan depresiasi mata uangnya secara proporsional dalam pasar valas. Menurut teori ini, pasar valas berada pada kondisi keseimbangan
apabila semua deposito atau simpanan dalam berbagai valas menawarkan tingkat imbalan yang sama.
Kondisi dimana tingkat imbalan yang semua simpanan dalam berbagai valas sama disebut kondisi paritas suku bunga interesty parity. Dengan
kata lain, segenap simpanan valas menawarkan tingkat imbalan resiko kurs, dan kemungkinan perubahan kurs secara keseluruhan setara sehingga
prospek keuntungan ataupun daya tarik atas aset-aset tersebut besar. Kenaikan suku bunga dari simpanan suatu mata uang domestik
menyebabkan mata uang domestiknya tersebut mengalami depresiasi terhadap mata uang asing, dengan asumsi kondisi yang lainnya tetap
perkiraan kurs dimasa datang tidak berubah. Namun demikian, asumsi yang digunakan tersebut dalam kenyataannya sangat tidak realistis sebab
perubahan suku bunga senantiasa disertai dengan perubahan kurs dimasa yang akan datang. Domonic,1997 pada Gandha, 2011:33-34.
E. Dana Pihak Ketiga DPK 1. Pengertian Dana Pihak Ketiga DPK
Dana pihak ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan
deposito. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998, dapat dikatakan bahwa besarnya penyaluran kredit bergantung kepada besarnya dana pihak ketiga
36 yang dapat dihimpun oleh perbankan. Sedangkan menurut Peraturan Bank
Indonesia No. 1019PBI2008 menjelaskan, “ dana pihak ketiga bank, untuk selanjutnya disebut DPK, adalah kewajiban bank kepada penduduk
dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing”. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan
aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit Warjiyo dalam Francisca dan Siregar, 2009. Dana pihak ketiga terdiri dari Giro, Tabungan dan Deposito.
Giro menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat. Dana pihak ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari
masyarakat yang terhimpun melalui produk giro, tabungan dan deposito. DPK yang dimiliki oleh bank akan disalurkan ke berbagai jenis pembiayaan,
semakin besar keuntungan yang diraih bank dengan bagi hasil, maka akan menarik nasabah untuk menempatkan dananya di bank. Nasabah akan
membandingkan secara cermat antara expected rate of return yang ditawarkan bank dengan tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh bank
konvensional. Hal ini akan menjadi faktor pendorong meningkatnya jumlah nasabah dan dana pihak ketiga. Nur Kurnaliyah, 2011:30
Menurut Arifin 2006 dalam Saras 2011:24, yang termasuk dalam dana pihak ketiga yaitu giro, tabungan dan deposito. Ketiga macam dana pihak
ketiga tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
37 1. Giro, giro yang pada bank disebut giro umumnya tetap sama dengan giro
bank konvensional, dimana bank tidak membayar apapun kepada pemegangnya, bahkan tidak mengenakan biaya layanan service charge.
Dana giro ini boleh dipakai bank syariah dalam operasi bagi hasil profit sharing
. Pembayaran kembali nilai nominal giro dijamin sepenuhnya oleh bank dan dilihat sebagai pinjaman depositor kepada bank. Beberapa
ulama memandang giro sebagai kepercayaan, dimana dana diterima bank sebagai simpanan untuk keamanan.
2. Tabungan, tabungan di bank konvensional berbeda dari giro dimana ada beberapa restriksi seperti berapa dan kapan dapat ditarik. Tabungan
biasanya memperoleh hasil pasti fixed return. Pada bank bebas bunga, tabungan juga mempunyai sifat yang sama, kecuali bahwa penabung
tidak memperoleh hasil yang pasti. Menurut para ulama, penabung boleh menerima hasil yang berfluktuasi sesuai dengan hasil yang diperoleh
bank, dan setuju untuk berbagi risiko dengan bank. 3. Deposito, deposito pada bank konvensional menerima jaminan
pembayaran kembali atas simpanan pokok dan hasil bunga yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada bank dengan sistem bebas bunga, deposito
diganti dengan simpanan yang memperoleh bagian dari labarugi bank. Oleh karena itu, bank syariah menyebutnya rekening investasi atau
simpanan investasi. Rekening-rekening itu dapat mempunyai tanggal jatuh tempo yang berbeda-beda. Giro dan tabungan itu dikumpulkan