1. Faktor Internal
Dalam melihat faktor yang memegaruhi Qatar dalam memberikan dukungan terhadap pihak NTC dapat dilihat dari faktor internal Qatar. Faktor
internal dalam hal ini dimaksudkan sebagai kondisi lingkungan domestik Qatar dalam menetapkan sebuah kebijakan.
133
Dengan demikian, kondisi perekonomian serta kepentingan ekonomi akan menjadi faktor yang memengaruhi Qatar dalam
membantu pihak NTC.
a. Atribut Ekonomi
Salah satu faktor internal atau atribut nasional yang memengaruhi kebijakan luar negeri sebuah negara ialah atribut ekonomi. Karakteristik ekonomi
dapat memengaruhi kebijakan luar negeri terutama jika dilihat dari tingkat pertumbuhan atau kekayaan ekonomi sebuah negara.
134
Dengan demikian, kekayaan dan tingkat pertumbuhan ekonomi Qatar memberikan pengaruh bagi
kebijakan luar negeri Qatar dalam memberikan bantuan kepada pihak NTC. Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
Qatar mampu memainkan peran aktif dalam krisis politik di Libya. Pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat dari kapasitas gas alam cair atau Liquefied Natural Gas
LNG yang tinggi yang dimiliki oleh Qatar. Sektor gas ini menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi Qatar yang paling signifikan, yakni melalui
investasi besar dan peningkatan kapasitas produksi dalam sektor LNG. Selain itu,
133
Toma dan Gorman, International Relations: Understanding Global Issues, 124.
134
Toma dan Gorman, International Relations: Understanding Global Issues, 126.
dukungan penuh dari pemerintah terhadap sistem perbankan di negara tersebut juga menjadi pendorong tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi Qatar.
135
Pertumbuhan ekonomi Qatar yang tinggi ini dapat terlihat dari Pendapatan Domestik Bruto PDB dalam negerinya yang mencapai total 185 miliar dollar AS
tahun 2012. Pendapatan dari sektor minyak dan gas menjadi pemicu tingginya pertumbuhan ekonomi Qatar sejak tahun 2008 hingga 2012, yakni sebanyak
75.
136
Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut menjadikan Qatar sebagai salah satu negara terkaya didunia.
Tabel 2. Daftar Negara Terkaya di Dunia 2011-2012
No. Negara
PDB per Kapita 1.
Qatar US 88.222
2. Luxemburg
US 81.466 3.
Singapura US 56.694
4. Norwegia
US 51. 959 5.
Brunei Darussalam US 48. 333
Sumber
137
: Forbes:
“The World’s Richest Country”.
Toma dan Gorman menyatakan bahwa negara yang memiliki tingkat kekayaan yang tinggi akan cenderung terlibat dalam perpolitikan dunia.
138
Sebab,
135
“Qatar Economic Statistics at a Glance”, Qatar Statistic Authority, 2012, tersedia di http:www.qsa.gov.qaengpublicationeconomic_publication2012Qatar20Economic20Stati
stics20at20Glance.pdf diakses pada 14 September 2014, pukul 15.15.
136
Paul Rivlin, “Qatar: The Economics and The Politics”, The Moshe Dayan Center for Middle Eastern and African Studies: Tel Aviv University, 3:4 April, 2013: 2.
137
“The World’s Richest Country”, Forbes tersedia di http:www.forbes.comsitesbethgreenfield20120222the-worlds-richest-countries
, diakses pada 28 September 2014, pukul 22.56.
138
Toma dan Gorman, International Relations: Understanding Global Issues,126.
keterlibatan tersebut membutuhkan biaya, terutama dalam urusan pemberian bantuan luar negeri. Dengan kemampuan ekonominya yang tinggi tersebut
mendorong Qatar untuk mampu memberikan bantuan baik finansial maupun logistik kepada pihak oposisi Libya.
Tingkat kekayaan sebuah negara dapat menentukan posisi negara tersebut sebagai penerima atau pendonor bantuan.
139
Hal ini menggambarkan bahwa tingkat kekayaan yang dimiliki oleh Qatar memosisikan negara tersebut untuk
mampu menjadi pendonor yang aktif dalam menghadapi konflik kawasan. Sebab, negara yang kaya akan mampu untuk membiayai kebutuhan untuk berpartisipasi
dalam interaksi global, seperti responsif dalam menghadapi isu dan juga dalam kerjasama internasional.
140
Dengan demikian, atribut ekonomi Qatar menjadi salah satu faktor utama yang mendorong Qatar untuk memberikan dukungan terhadap pihak NTC dalam
menghadapi krisis politik di Libya. Status yang dimiliki oleh Qatar sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi memberikan Qatar kemampuan untuk
dapat mengakomodasikan kebijakan intervensi dalam perpolitikan negara lain. Hal ini menjadi bukti bahwa negara dengan perekonomian yang tinggi akan
bertindak lebih aktif dalam menghadapi isu-isu kawasan maupun global. Namun demikian, tingkat kekayaan sebuah negara tidak menjadikan
negara tersebut hanya mengandalkan sumber pendapatan yang sudah ada. Melainkan sebuah negara akan berusaha untuk memperluas peluang kerjasama
demi mempertahankan perekonomiannya. Seperti yang terjadi pada tahun 2011
139
Pearson dan Rochester, International Relations: The Global Condition in 21
st
Century, 195.
140
Pearson dan Rochester, International Relations: The Global Condition in 21
st
Century, 195.
ketika terjadi lonjakan harga minyak yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Qatar yang hanya meningkat sebanyak 13. Hal ini juga dikarenakan adanya
perubahan kebijakan terhadap sektor gas dengan menangguhkan pengembangan produksi.
141
Dengan demikian, Qatar membutuhkan sektor lain sebagai sumber pendapatan selain dari sektor non-oil.
Perluasan kerjasama dalam sektor non-oil dibutuhkan oleh Qatar dilihat dari sumber daya energi merupakan sumber daya terbatas yang tidak dapat
diperbaharui. Meskipun Qatar memiliki tingkat persediaan minyak yang tinggi, yakni sebanyak 25.4 miliar barel, namun Qatar menjadi negara produsen utama
dengan persediaan yang rendah dibandingkan negara lainnya seperti Kuwait, Irak, dan Arab Saudi. Persediaan ini akan berkurang dari tahun ke tahun dan
mendorong Qatar untuk mengalokasikan sumber pendapatan utama di sektor non- oil.
142
Dengan demikian, dukungan yang diberikan Qatar kepada pihak NTC tidak terlepas dari kepentingan ekonomi negara tersebut.
b. Kepentingan Ekonomi