Model-Model Evaluasi Program Evaluasi Program

dikarenakan penulis lebih mudah memahami dan menilai komponen program akselerasi.

B. Program Akselerasi

1. Pengertian Program Akselerasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program ialah “rancangan rencana kegiatan mengenai asas-asas, serta usaha-usaha yang akan dijalankan”. 18 Dari pengertian tersebut sudah terlihat adanya unsur-unsur pengelolaan atau manajemen dalam suatu program yang merupakan serangkaian kegiatan dalam bentuk program yang dilaksanakan secara bertahap dengan menyusun terlebih dahulu suatu rancangan rencana, asas- asas dan usaha-usaha untuk diimplementasikan dilapangan. Akselerasi diambil dari kata bahasa Inggris yaitu “Accelerated” bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti dipercepat”. 19 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, akselerasi diartikan “Proses mempercepat”. 20 Menurut Dave Meier seperti yang dikutip Busro akselerasi dapat dilakukan jika adanya suatu objek, dalam hal ini objeknya adalah belajar, yaitu menjadi percepatan belajarAccelerated learning. “Accelerated learning” adalah “Cara belajar yang alamiah. Akarnya telah tertanam sejak zaman kuno”. 21 Ini berarti model pembelajaran akselerasi dilakukan secara alamiah sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan anak, dan pembelajaran akselerasi sudah dilakukan sejak zaman dahulu sebagai suatu gerakan modern yang mendobrak metodologi pembelajaran dan pelatihan yang dikemas dalam sebuah program pendidikan. 18 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 1988, Cet.I, hlm. 702. 19 Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 2005, Cet.XXVI, hlm. 5. 20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm. 16. 21 Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang, Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008, hlm. 21. Ketika kata ini digunakan dalam dunia kependidikan maka dikenal dengan istilah program akselerasi. Program ini sendiri ditujukan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, program akselerasi diartikan “Seperangkat kegiatan kependidikan yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh anak didik dalam waktu yang lebih singkat dari biasanya”. Program ini berisikan seperangkat kegiatan pendidikan yang telah dirancang khusus untuk peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan tinggi dibandingkan dengan siswa lainnya, sehingga proses pembelajaran dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat. Herry Widyastono, seperti yang dikutip Veria Wulandari mengatakan bahwa program percepatan belajar accelerated yaitu pemberian pelayanan dengan membolehkan mereka siswa menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan teman-temannya. Program ini cocok bagi anak yang berbakat dengan tipe accelerated learner. 22 Depdiknas me ndefinisikan bahwa program akselerasi adalah “Program layanan belajar diperuntukan bagi siswa yang diidentifikasikan memiliki ciri-ciri keberbakatan intelektual dan program ini dirancang khusus untuk dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan”. 23 Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa program akselerasi berisikan seperangkat kegiatan pelayanan pendidikan yang dirancang khusus dan diperuntukan bagi siswa yang memiliki keberbakatan istimewa dengan kecerdasan dan kemampuan serta bakat dan minat luar biasa dibandingkan dengan siswa lain siswa biasa, sehingga kegiatan belajar dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dan singkat. 22 Veria Wulandari, Pengelolaan Program Kelas Akselerasi-Studi Kasus di SD Panglima Besar Jendral Sudirman Cijantung, Jakarta Timur:FIP-UNJ, 2004, hlm. 2. 23 Depdiknas, Isu-isu Pendidikan: Lima Isu Pendidikan Triwulan Kedua, Jakarta:Balitbang Diknas, 2004, hlm. 87. Karena program ini diberikan kepada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa, maka pihak sekolah gurutenaga kependidikan harus mengetahui, mengamati dan menseleksi ciri dari siswa tersebut, hal ini dilakukan agar penyelenggaraan program akselerasi diberikan tepat sasaran kepada siswa yang benar-benar memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa. Renzulli menjelaskan bahwa “Keberbakatan menunjukan pada adanya keterkaitan antara tiga kelompok ciri Cluster yaitu kemampuan umum, kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas Task Commitment di atas rata- rata”. 24 Dengan menggunakan konsep keberbakatan dari Renzulli di atas, dengan disesuaikan dengan kondisi yang ingin dikembangkan oleh pihak sekolah maka definisi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa dalam program akselerasi adalah: Siswa yang diidentifikasi oleh tenaga professional dan mempunyai pencapaian kinerja tinggi. Kinerja tinggi ditunjukan dengan pencapaian dan mempunyai kemampuan dalam salah satu area atau kombinasi beberapa area bidang studi. Adapun area kemampuan yang ditunjukan oleh siswa cerdas istimewa adalah kemampuan kecerdasan umum, bakat akademik khusus, berfikir kreatif dan produktif, kemampuan kepemimpinan, kemampuan psikomotorik, dan seni peran dan visual. 25 Sedangkan U.S Office Of Education, sebagaimana yang dikutip oleh Utami Munandar, mendefinisikan bahwa siswa istimewa dan berbakat adalah: Anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul, anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi danatau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan 24 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009, hlm. 18. 25 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa ......... hlm. 7. akademik khusus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor seperti olahraga. 26 Untuk mendapatkan peserta didik berbakat seperti yang disebutkan dalam definisi di atas, Departemen Pendidikan Nasional, menyebutkan 14 ciri-ciri keberbakatan yang telah memiliki korelasi yang signifikan dengan kemampuan umum, kreatifitas dan tanggung jawab terhadap tugas, yaitu: 1 Lancar berbahasa mampu mengutarakan pemikirannya. 2 Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan. 3 Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berfikir logis dan kritis. 4 Mau belajarbekerja secara mandiri. 5 Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. 6 Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya. 7 Cermat atau teliti dalam mengamati. 8 Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah. 9 Mempunyai minat luas. 10 Mempunyai daya imajinasi yang tinggi. 11 Belajar dengan mudah dan cepat. 12 Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat. 13 Mampu berkonsentrasi. 14 Tidak memerlukan dorongan motivasi dari luar. 27 Selain Depdiknas, Balitbang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagaimana dikutip Rahmi Nurrahmah, secara rinci mengidentifikasi ciri- ciri siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, yaitu: 1 Memiliki ciri-ciri belajar, antara lain; mudah menangkap pelajaran, mempunyai ingatan baik, pembendaharaan kata yang luas, penalaran tajam, berfikir kritis, logis, sering membaca buku bermutu, dan mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual. 2 Memiliki ciri-ciri tanggung jawab terhadap tugas, antara lain; tekun terhadap tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain. Ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan bosan dengan tugas-tugas rutin. 26 Utami Munandar, Pemanduan Anak Berbakat : Suatu Studi Penjajakan, Jakarta:PT. Rajawali, 1998, hlm. 6-7. 27 Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang…, hlm. 23-24. 3 Memiliki kreatifitas, antara lain; bersifat ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usulan-usulan terhadap suatu masalah, mampu menyatakan pendapat secara spontan tanpa malu-malu, tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain, dan mampu mengajukan gagasan pendapat yang berbeda dengan orang lain. 4 Memiliki ciri-ciri kepribadian, antara lain; disenangi oleh teman sekolah, dipilih menjadi pemimpin, dapat bekerja sama, dapat mempengaruhi teman-teman, banyak mempunyai inisiatif dan percaya pada diri sendiri. 28 Siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa merupakan asset pembangunan nasional yang luar biasa, untuk itu diperlukan kesadaran akan pentingnya pembinaan dan pengembangan siswa yang memiliki kemampuan, kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa secara optimal melalui pelayanan pendidikan program akselerasi. Karena pada dasarnya tujuan program akselerasi diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki potensi akademik dan bakat istimewa yang merupakan bagian dari kebutuhan sekolah. Sebaliknya jika siswa tersebut mendapatkan pelayanan pendidikan yang tidak sesuai dengan potensi tingkat kecerdasan, kemampuan, dan bakat serta minat yang dimilikinya, maka mereka tidak dapat mengoptimalkan potensinya dengan baik, atau bahkan mereka bisa menjadi anak yang bermasalah mengalami kesulitan belajar lebih dari itu mereka dapat mengganggu teman-teman dalam kegiatan pembelajaran. Persoalan yang perlu dipecahkan dalam kaitannya dengan upaya peningkatan mutu pendidikan bagi siswa berpotensi tinggi dan bakat istimewa adalah perlunya diciptakan sekolah unggulan, yang di dalamnya terdapat berbagai program pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi 28 Rahmi Nurrahmah, Metodologi Pembelajaran Pada Program Akselerasi di SLTP Islam Al-Azhar I Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Jakarta:Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2005, hlm. 14-15. kecerdasan, bakat, minat, serta kebutuhan siswa, sehingga potensi mereka dapat dioptimalkan dengan baik. Syafarudd in, mengidentifikasikan sekolah unggulan adalah “Sekolah yang efektif mampu mencapai tujuan dan efesien menggunakan sumberdaya dengan hemat untuk mencapai tujuan dengan lulusan yang terbaik, dalam keunggulannya secara kompetitif dan komparatif”. 29 Lebih jelas, Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan bahwa sekolah unggulan pada hakikatnya adalah “Sekolah yang membekali proses belajar mengajar yang bermutu kepada siswa dengan kurikulum yang bermutu pula”. 30 Lebih lanjut Depdiknas, menyebutkan dimensi-dimensi sekolah unggulan, yaitu: 1 Masukan Input, Intake berupa siswa yang diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. 2 Sarana dan prasarana yang menunjang guna memenuhi kebutuhan belajar siswa serta dapat menyalurkan minat dan bakat, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. 3 Lingkungan belajar yang kondusif untuk terwujud dan berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata, baik lingkungan dalam arti fisik maupun sosial-psikologi. 4 Guru dan tenaga kependidikan yang menanganinya harus gurutenaga kependidikan yang terpilih mutunya, baik dari segi penguasaan mata pelajaran, penguasaan metode mengajar, maupun komitmen dalam menjalankan tugas. 5 Kurikulum yang diperkaya. 6 Rentang waktu belajar di sekolah lebih panjanglebih lama dibandingkan dengan sekolah lain. 29 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi dan Aplikasi, Jakarta:PT Grasindo, 2002, hlm 95. 30 Departemen Pendidikan Nasional, Isu-isu Pendidikan di Indonesia: Enam Isu Pendidikan Triwulan Ketiga, Jakarta:Balitbang Diknas, 2004, hlm. 102.