Ruang Perpustakaan KAJIAN TEORITIS

61 dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. Kedua pendapat di atas, tidak ada perbedaan yang mendasar dengan demikian dapat disimpulkan bahwa OPAC dapat diartikan sebagai sarana penyimpanan, sarana penelusuran informasi secara online, dan sebagai sarana untuk dapat memeriksa status dari suatu bahan pustaka. Adapun tujuan katalog menurut Cutter, yang dikemukakan Sulistiyo-Basuki 1993 : 316 adalah: 1. Memungkinkan seorang menemukan sebuah bahan pustaka yang diketahui berdarsarkan : a. Pengarangnya b. judulnya, atau c. subjeknya. 2. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan d. oleh pengarang tertentu e. berdasarkan subjek tertentu, atau f. dalam jenis literatur tertentu 3. Membantu dalam pemilihan buku g. berdasarkan edisinya, atau h. berdasarkan karakternya satra atau topik. Dari uraian di atas jelas bahwa pembuatan katalog bertujuan untuk memudahkan pengguna untuk mencari bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Fungsi katalog adalah sebagai bahan penunjuk atau rujukan bagi pemakai perpustakaan terhadap koleksi yang dibutuhkan, apakah koleksi itu ada, dimana tempatnya dan apa jenisnya. Menurut Somadikarta 1979 : 4 ”katalog berfungsi sebagai sarana untuk menemukan kembali buku yang terdapat dalam koleksi perpustakaan”. Sedangkan menurut Wynar 1982: 32 menyimpulkan bahwa: ”The modren catalog causing it to be a finding list for some pupose an assembing devices for other”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa dalam catalog modern terkandung dua fungsi yaitu, sebagai alat pencarian finding list dan sebagai alat pengumpul assembling devices. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa katalog merupakan alat menemukan kembali suatu karya yang dimiliki perpustakaan.

2.5. Ruang Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara 62 Ruangan untuk sebuah perpustakaan mutlak perlu ada. Sebab perpustakaan tidak mungkin digabungkan dengan unit-unit kerja lain di dalam satu ruangan. Penempatan ruangan tersendiri, harus di desain dan ditata sedemikian rupa agar dapat memenuhi persyaratan yang diperlukan. Perpustakaan yang dibangun pada tempat tersendiri yang secara konseptual dibangun untuk perpustakaan diharapakan mampu memberikan layanan dan suasana kerja yang memadai. Begitu penting peranan ruangan itu dimana bahan-bahan pustaka dikumpulkan, diatur dan disajikan kepada pemakai. Keadaan ruang perpustakaan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan perpustakaan. Hal ini dimaksudkan bagian-bagian dari ruang perpustakaan itu bagaimana pembagiannya, perbandingan luas satu dengan upaya lainnya, letaknya, kondisinya dan sebagainya. Pembagian ataupun penataan ruangan harus disesuaikan juga dengan sifat kegiatan, sistem kegiatan, kapasitas pengguna dan sifatnya, fasilitas ruangan, faktor keamanan dan kenyamanan, selain itu bebrapa unsur yang harus diperhatikan dalam merencanakan ruang perpustakan perguruan tinggi agar berfungsi dengan baik adalah alokasi luas lantai pembagian ruang menurut fungsi, tata ruang, struktur dan utilitas manfaat, ergonomi ruangan atau penyeresaian ruang, pengaman ruang-ruang perpustakaan serta rambu-rambu. Siregar 2009 : 3 menyatakan bahwa dalam pembangunan gedung atau ruangan untuk sebuah perpustakaan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut : 1. Perkembangan masa mendatang 2. Pengembangan 10 tahun 3. Jumlah pengunjug 4. Penggunaan komputer 5. Audiovisual 6. Rencana badan induknya Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk merencanakan pembangunan gedung atau ruangan perpustakaan hendaknya bersifat luwes fleksibel artinya mampu menyesuaikan tata letak ruangan, perabotan serta perlengkapan perpustakaan tanpa perubahan struktur gedung. Adapun ruangan yang harus dimiliki oleh setiap perpustakaan adalah: 1. Ruang koleksi Merupakan ruang tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, luas ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri Universitas Sumatera Utara 63 dari suatu ruangan atau beberapa ruang, misalnya ruang koleksi buku, ruang koleksi majalah, ruang koleksi referensi, ruang koleksi audivisual. 2. Ruang baca Ruang baca adalah ruang yang digunakan untuk membaca bahan pustaka, luas ruangan ini tergantung pada jumlah bahan pustaka pembacapamakai jasa perpustakaan. 3. Ruang pelayanan Ruang pelayanan adalah tempat peminjaman dan pengembalian buku, meminta keterangan kepada petugas, menitipkan barang atau tas, mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog. 4. Ruang kerja teknis administrasi Ruang kerja teknis administrasi adalah ruang yang digunakan untuk melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Pemerosesan bahan pustaka mulai dari pengadaan sampe bahan pustaka tersebut siap untuk disajikan kepada pemakai. b. Ruang khusus adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang diskusi pertemuan. c. Ruang untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusa. Pedoman Umum Perlengkapan Perpustakaan Umum, 1992 : 5 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan harus memiliki ruangan minimal seperti ruang koleksi, ruang baca, ruang pengolahan, ruang pelayanan dan ruang kerja teknis administrasi yang merupakan kebutuhan setiap hari. Adapun jenis dan besarnya ruangan yang diperlukan bagi perpustakaan perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut : 1. Ruang koleksi ruang baca Ruang koleksi dan ruang baca menjadi satu. Besarnya ruangan untuk koleksi buku dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut: Jumlah eks buku x 1 m² Luas ruangan = ——————— 400 Bila akan merencanakan gedung perpustakaan yang baru, maka besarnya koleksi disini adalah koleksi ditambah 50. Untuk ruang baca diperhitungkan harus dapat menampung 10 dari jumlah pengajar, murid dan pegawai yang ada di sekolah tersebut. Ruang baca ini terdiri dari : a. Ruang baca yang dilengkapi dengan meja dan kursi luasnya adalah 23 x 10 x jumlah pemakai x 1,90 m² b. Ruang belajar yang dilengkapi dengan meja belajar studi currel. Luasnya adalah 13 x 10 x jumlah pemakai x 2 m² 2. Ruang referensi Besarnya ruangan ini tergantung pada besarnya ruang rujukan atau koleksi refernsi dan jumlah petugas. Namum luas minimal ruang ini adalah 15 m² 3. Ruang layanan sirkulasi Universitas Sumatera Utara 64 Luas ruangan ini minimal cukup untuk meletakkan meja sirkulasi dan 2 orang petugas ± 4 m² 4. Ruang Audio visual Ruangan ini disesuaikan dengan jumlah audio visual yang dimiliki perpustakaan sedikitnya sama dengan ruang baca. Siregar dan Donni, 2009: 3 Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa setiap lembaga yang menyelenggarakan perpustakaan menentukan sendiri perhitungan luas ruangan yang dibutuhkan oleh perpustakaan. Menurut fungsinya pembagian persentase untuk masing-masing ruang adalah sebagai berikut : Untuk perpustakaan bertata lintup sistem tertutup: 1. areal untuk koleksi 45 2. areal untuk pengguna 25 3. areal untuk staf 20 4. areal untuk keperluan lain 10 Sedangkan untuk perpustakaan untuk perpustakaan bertata pajan sistem terbuka adalah sebagai berikut: 1. areal untuk koleksi dan pengguna 70 2. areal untuk staf 20 3. areal untuk keperluan lain 10 Siregar, 2009 : 15 Adapun yang termasuk dalam :  Areal koleksi adalah: areal buku rujukan, areal majalah, surat kabarkliping, areal koleksi non buku  Areal pengguna adalah: areal peminjaman areal baca yang bercampur dengan koleksi, areal katalog perpustakaan, areal fotocopy, areal baca perorangan, areal pameran,  Areal staf termasuk areal kerja pengadaan, pengolahan  Areal komputer pengolahan  Areal tata usahaadministrasi  Gudang buku dan perlengkapan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan yang menggunakan sistem tertutup maka ruang koleksi dipisahkan dengan ruang pengguna sedangkan perpustakaan yang menggunakan sistem terbuka, ruang koleksi dan ruang pengguna Universitas Sumatera Utara 65 digabungkan. Pembagian persentase untuk masing-masing ruangan berbeda-beda satu sama lain tergantung fungsi, besarnya koleksi, pengguna dan staf perpustakaan

2.6. Perabotan dan Perlengkapan