Status ASI Ekslusif ISPA .1 Pengertian ISPA

interval 4 minggu.Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir.Selanjutnya, vaksin ini diberikan tiga kali, yakni saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. 4. Hepatitis B Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegahan penyakit liver hati.Virus ini dapat ditularkan dari ibu ke bayinya dalam kandungan. Pemberian imunisasi dilakukan dalam waktu kurang dari 12 jam sejak lahir 0 hari dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 6 bulan. 5.Imunisasi Campak Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak. Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali yaitu pada usia 9 bulan. Cara pemberian imunisasi campak melalui subkutan.

2.2.3 Status ASI Ekslusif

Menurut Grifford 2008, ASI adalah makanan pertama yang paling cocok bagi bayi karena mengandung semua asupan gizi yang diperlukan agar bayi tumbuh sehat dengan proporsi yang tepat dan bisa tersedia langsung tanpa harus repot mensterilkan peralatan untuk memberikan susu pada bayi. Susu formula yang dibuat mendekati karakteristik dari ASI, tetapi susu formula tetap tidak bisa memberikan manfaat kesehatan seperti ASI, yang akan memberikan banyak keuntungan banyak bagi bayi. ASI ekslusif merupakan pemberian ASI pada 6 bulan pertama kelahiran tanpa disertai pemberian makanan atau minuman apapun WHO dalam Harahap, 2010.Bayi yang diberi ASI ekslusif cenderung tidak pernah mengalami ISPA Universitas Sumatera Utara sedangkan bayi yang mendapatkan ASI non-ekslusif cenderung sering mengalami ISPA Rusca et al, 2011. Pemberian ASI secara ekslusif dianjurkan minimal 4 bulan lamanya tetapi lebih baik jika diberikan selama 6 bulan. Para ahli mengemukakan bahwa manfaat ASI akan semakin meningkat jika bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Setelah bayi berusia 6 bulan,barulah bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping secara benar dan tepat, sedangkan ASI tetap diberikan kepada bayi sampai berusia 2 tahun atau bahkan lebih 2 tahun. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan makanan tambahan apapun sampai berusia 6 bulan kecuali terdapat keadaan-keadaan khusus yang membuat bayi perlu diberi makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan.Misalnya terjadi peningkatan tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI ekslusif tidak berjalan dengan baik. Namun,sebelum diberikan makanan tambahan, ibu sebaiknya memperbaiki terlebih dahulu cara pemberian ASI kepada bayi Roesli, 2001. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan. Menurut Grifford 2008 ada tiga manfaat ASI yaitu: 1. ASI meningkatkan daya tubuh ASI tidak hanya mengandung antibodi tetapi juga bahan-bahan lain yang lain seperti anti infeksi dan anti virus, maka bayi yang mendapatkan ASI akan lebih kuat dan jarang mengalami sakit. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, penyakit alergi, dan ISPA. Selain itu juga telah dibuktikan bahwa bayi-bayi yang mendapatkan ASI saja Universitas Sumatera Utara tanpa bantuan makanan akan menghasilkan lebih banyak antibodi sebagai responsnya terhadap vaknisasi. 2. ASI meningkatkan kecerdasan ASI mengandung asam lemak non jenuh yang memiliki rantai panjang, yaitu DHA docosahexaenoic acid dan AA aracbidonic acid, yang sangat diperlukan bagi perkembangan otak, jaringan syaraf dan retina mata bayi. Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang menerima DHA dan AA memiliki kecerdasan kognitif yang lebih tinggi pada usia 10 bulan jika dibandingkan dengan kelompok kendali dari bayi yang tidak menerima zat-zat itu. Sebuah laporan yang dimuat dalam Lancet menyebutkan bahwa IQ dari bayi-bayi yang mendapatkan ASI pada umumnya lebih tinggi delapan poin daripada bayi-bayi yang tidak diberikan ASI. 3. Menghemat pengeluaran biaya Menyusui secara ekslusif dapat menghemat biaya pengeluaran rumah tangga karena tidak mengeluarkan biaya untuk membeli susu formula dan makanan bayi selama 6 bulan. Menurut Suraatmaja dalam Harahap 2010, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI antara lain: 1.Terjadinya perubahan sosial budaya a. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya. b.Meniru teman, tetangga, atau orang terkemuka yang memberikan susu botol. c. Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. 2. Faktor psikologis Universitas Sumatera Utara a. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. b.Tekanan batin. 3. Faktor fisik ibu a. Ibu sakit, misalnya mastitis. 4.Faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. 5.Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI. a. Keterangan mengenai ASI yang salah terkadang berasal dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng. Pada penelitian Rahayu 2011, terdapat hubungan antara bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif dengan kejadian ISPA pada balita.Hasil studi yang menunjukkan bahwa ASI merupakan faktor protektif terhadap kejadian ISPA yaitu pada penelitian Sinaga 2012, bahwa ASI memiliki daya protektif terhadap kejadian ISPA pada bayi umur 0-4 bulan.

2.3 Rumah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK BALITA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA GANDON KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 3 11

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 4 111

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 15

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 8

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 28

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

2 3 6

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 67