5.2.2 Hubungan Pencahayaan Alami Dengan Kejadian ISPA Pada Balita
Hasil analisis hubungan pencahayaan alami dengan kejadian ISPA pada balita menggunakanUji Chi Squere di dapat p value 0,027 kurang dari 0,05
maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan pencahayaan alami dengan kejadian ISPA pada balita. Nilai OR pencahayaan alami sebesar 1,8 95 CI =
1,070-3,091 yang berarti bahwa pencahayaan alami yang tidak memenuhi syarat mempunyai risiko terkena ISPA pada balita 1,8 kali lebih besar bila dibandingkan
pencahayaan alami yang memenuhi syarat. Cahaya matahari selain berguna untuk menerangi ruang juga mempunyai
daya untuk membunuh bakteri.Rumah yang memenuhi syarat kesehatan memerlukan cahaya yang cukup khususnya cahaya alami berupa cahaya matahari
UV. Pencahayaan alami ruangan di rumah adalah penerangan yang bersumber langsung dari cahaya matahari yaitu semua jalan yang memungkinkan untuk
masuknya sinar matahari alamiah, misalnya melalui jendela atau genting kaca Azwar,2007. Pencahayaan alami yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan
Kepmenkes RI No 829MenkesSKVII1999 adalah pencahayaan alami minimal intensitasnya 60 Lux dan tidak menyilaukan.
Pencahayaan alami sebagian besar tidak memenuhi syarat.Hal ini dapat terjadi dikarenakan rumah yang ada di Desa Marubun Jaya masih banyak pohon
disekitar rumah sehingga menutupi cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah dan juga jarak antar rumah yang berdekatan.Selain itu rumah-rumah yang ada
memiliki lorong jalan yang sempit juga mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam rumah.Bagi rumah yang memilih kaca hitam juga mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
intensitas cahaya yang mampu masuk ke dalam rumah serta perilaku responden yang jarang membuka jedela rumah juga mengakibatkan intensitas pencahayaan
yang masuk ke dalam rumah berkurang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rusdawati 2012, yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pencahayaan dengan kejadian ISPA pada balita.
5.2.3 Hubungan Kelembaban Dengan Kejadian ISPA Pada Balita