maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada balita. Nilai OR kepadatan hunian 95 CI = 1,161-3,325 yang
beraarti bahwa kepadatan hunian tidak memenuhi syarat mempunyai risiko terkena ISPA pada balita 1,9 kali lebih besar bila dibandingkan dengan kepadatan
hunian yang memenuhi syarat. Hasil analisis hubungan jenis lantai dengan kejadian ISPA pada balita
menggunakan Uji Fisher’sdidapat p value 0,491 lebih besar dari 0,05 maka Ho
diterima. Hal ini berarti tidak ada hubungan jenis lantai terhadap kejadian ISPA pada balita.
4.3.3 Hubungan Perilaku Penghuni Terhadap Kejadian ISPA Pada Balita
Hasil analisis bivariat untuk hubungan perilaku penghuni seperti membersihkan rumah,membuka jendela,kebiasaan merokok, dan penggunaan obat
nyamuk bakar terhadap kejadian ISPA pada balita dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8 Hubungan Perilaku Penghuni Terhadap Kejadian ISPA Pada Balita Di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten
Simalungun Tahun 2016
No Perilaku Penghuni
Kasus Kontrol
Nilai p OR
95 CI n
n
1. Perilaku penghuni
a. Baik
b. Kurang baik
7 20
25,9 74,1
18 9
66,7 33,3
0,03 2,463
1,161-3,325 Jumlah
27 100
27 100
Berdasarkan hasil analisis hubungan perilaku penghuni dengan kejadian ISPA pada balita menggunakan Uji Chi Squere di dapat p value 0,03 kurang
dari 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berearti ada hubungan perilaku penghuni dengan kejadian ISPA pada balita. Nilai OR perilaku penghuni sebesar 2,463
95 CI = 1,161- 3,325 yang berarti bahwa perilaku penghuni yang kurang baik
Universitas Sumatera Utara
mempunyai risiko terkena ISPA pada balita 2,463 kali lebih besar bila dibandingkan dengan balita yang memiliki perilaku penghuni yang baik.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Karakteristik Balita Dengan Kejadian ISPA Pada Balita
5.1.1 Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Kejadian ISPA Pada Balita
Berdasarkan hasil penelitian tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian ISPA pada balita. Hal ini diketahui dari
Uji Fisher’s di dapat p value 0,491 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Hasil penelitian dapat
dilihat bahwa berat badan lahir pada kasus dan kontrol sebagian besar jumlah balita mempunyai berat badan normal.Berat badan dikatakan normal jika 2500
gram. Hasil wawancara yang dilakukan pada saat penelitian didapatkan bahwa
sebagian besar ibu yang hamil memeriksakan kehamilannya ke POSKESDES secara rutin, ibu yang akan bersalin juga sebagian besar sudah dibantu oleh bidan
yang ada di POSKESDES Marubun Jaya sehingga dapat mengurangi risiko kecacatan, dan juga sudah ada penyuluhan tentang gizi untuk ibu hamil yang
dilakukan oleh Pos Kesehatan Desa Marubun Jaya sehingga ibu yang hamil bisa berkonsultasi kepada bidan tentang makanan bergizi dan sehat untuk ibu dan bayi
yang ada didalam kandungan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Namira 2013, yang
mengatakan bahwa tidak ada hubungan BBL dengan kejadian ISPA pada balita dan juga sama dengan penelitian Kholisah 2009, menyatakan bahwa tidak ada
hubungan signifikan antara BBL dengan kejadian ISPA pada balita.
Universitas Sumatera Utara