Pencegahan ISPA Status Imunisasi

2.1.8 Pencegahan ISPA

Menurut Misnadiarly 2008 pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan : 1.Menyediakan makanan bergizi sesuai preferensi anak dan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan untuk mendukung kekebalan tubuh alami 2. Pemberian imunisasi lengkap kepada anak 3. Keadaan fisik rumah yang baik, seperti : ventilasi rumah dan kelembaban yang memenuhi syarat. 4. Menjaga kebersihan rumah, tubuh, makanan dan lingkungan agar bebas kuman penyakit. 5. Menghindari pajanan asap rokok, asap dapur 6. Mencegah kontak dengan penderita ISPA dan isolasi penderita ISPA untuk mencegah penyebaran penyakit. 2.2 Karakteristik Balita 2.2.1 Berat Badan Lahir BBL Menurut Depkes RI didalam Maryani 2012, berat badan lahir menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental pada masa balita. Bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR mempunyai risiko kematian lebih besar dibandingkan dengan berat badan lahir normal,terutama pada bulan-bulan pertama kelahiran karena pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit infesi terutama ISPA. Penelitian menunjukkan bahwa berat badan lahir normal diatas 2500 gram sedangkan berat badan lahir bayi kurang dari 2500 gram dihubungkan dengan meningkatnya kematian akibat infeksi saluran pernafasan dan hubungan ini menetap setelah dilakukan adjusted terhadap status pekerjaan,pendapatan, dan Universitas Sumatera Utara pendidikan. Data ini mengingatkan bahwa anak dengan riwayat berat badan lahir rendah tidak mengalami rate lebih tinggi terhadap penyakit saluran pernafasan tetapi mengalami lebih berat infeksinya Maryani,2012.

2.2.2 Status Imunisasi

Imunisasi adalah menyuntikkan virus atau bakteri yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan dosis tertentu kecuali untuk vaksin polio, yang biasanya diberikan lewat mulut. Vaksin dirancang untuk memicu tubuh agar membuat antibodi,tapi tidak cukup kuat untuk bisa menimbulkan infeksi atau penularan dari penyakit itu sendiri.Imunisasi dapat mencegah atau meminimalkan risiko terkena beberapa penyakit menular yang sering menyerang bayi,balita dan anak-anak seperti ISPA Grifford,2008. Menurut Adelina 2014, sebagian besar kematian ISPA berasal dari jenis ISPA yang berkembangdari penyakit yang dapat di cegah dalam imunisasi seperti difteri, pertusis,campak, maka peningkatan cakupan imunisasi akan berperan besar dalamupaya pemberantasan ISPA. Untuk menghindari faktor yang meningkatkan mortalitas ISPA, diupayakan imunisasi lengkap. Balita yangmempunyai status imunisasi lengkap bila menderita kejadian ISPA dapat diharapkan perkembangan penyakit tidak akan menjadi lebih berat dan parah. Ketidakpatuhan imunisasi dengan peningkatan penderita ISPA walaupun tidak bermakna. Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang mendapatkan bahwa imunisasi yang lengkap dapat memberikan peranan yang cukup berarti dalam mencegah kejadian ISPA Hidayat, 2009. Manfaat imunisasi ialah imunisasi dapat mencegah atau meminimalkan risiko terkena beberapa penyakit menular dan memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan Universitas Sumatera Utara kematian bayi serta balita yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit Adelina,2014. Menurut Adelina 2014, jenis-jenis imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi yang diharuskan di Indonesia yaitu sebagai berikut : 1. Imunisasi BCGbacillus calmette-guerrin Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis TBC.Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang pada saat berumur 2 bulan atau 3 bulan.Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi ini berhasil maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul benjolan kecil. Dengan cara pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas. 2.Imunisasi DPT Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Pemberian imunisasi DPT sebanyak 3 kali yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan. Cara pemberian imunisasi melalui suntikanintar muskuler. Efek samping dari imunisasi ini hanya gejala-gejala ringan seperti sedikit demam dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan agak nyeri dan pegal-pegal di daerah penyuntikan dan akan hilang sendiri dalam beberapa hari. 3.Imunisasi Polio Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit polio yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki.Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes dan diberikan 4 kali dengan Universitas Sumatera Utara interval 4 minggu.Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir.Selanjutnya, vaksin ini diberikan tiga kali, yakni saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. 4. Hepatitis B Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegahan penyakit liver hati.Virus ini dapat ditularkan dari ibu ke bayinya dalam kandungan. Pemberian imunisasi dilakukan dalam waktu kurang dari 12 jam sejak lahir 0 hari dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 6 bulan. 5.Imunisasi Campak Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak. Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali yaitu pada usia 9 bulan. Cara pemberian imunisasi campak melalui subkutan.

2.2.3 Status ASI Ekslusif

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK BALITA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA GANDON KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 3 11

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 4 111

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 15

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 8

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 28

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

2 3 6

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 67